By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tari Topeng Cirebon, Bermula Dari Keraton
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Tari Topeng Cirebon, Bermula Dari Keraton
Warisan Budaya

Tari Topeng Cirebon, Bermula Dari Keraton

Anisa Kurniawati
Last updated: 09/11/2024 17:36
Anisa Kurniawati
Share
Foto: wikimedia commons/ Rifki H.I
SHARE

Salah satu kesenian yang dikenal di Cirebon, Jawa Barat adalah tari Topeng Cirebon. Tarian ini menggunakan topeng sebagai propertinya.  Topeng Cirebon sendiri terdiri dari lima pokok topeng yang disebut juga Topeng Panca Wanda. 

Kelima topeng tersebut adalah Topeng Panji berwarna putih yang melambangkan kesucian bayi yang baru lahir. Topeng Samba (Pamindo), topeng anak-anak yang berwajah ceria, lucu, dan lincah. Rumyang, wajahnya menggambarkan seorang remaja. 

Topeng Patih (Tumenggung), menggambarkan orang dewasa yang berwajah tegas, serta Kelana (Rahwana), topeng yang menggambarkan seseorang yang sedang marah. Topeng tersebut menggambarkan perjalanan dan karakter manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Selain lima topeng, Ki Waryo (maestro Tari Topeng Cirebon gaya Palimanan) menyebutkan, pada masa silam di dalam gaya Palimanan juga dipentaskan tarian Ratu Kencana Wungu. Hal ini dibuktikan dengan keberadaan topeng Kencana Wungu yang masih disimpan hingga kinu.

Topeng tersebut mempresentasikan bahwa setiap manusia seperti mengenakan topeng. Misalkan jika ada orang dewasa yang sikapnya kekanak-kanakan maka ia seperti sedang mengganti topeng dewasanya dengan topeng anak-anak.

Baca juga: Museum Topeng Cirebon, Unik dan Edukatif

Berpusat di Keraton

Dilansir dari laman cirebonkota.go.id, Topeng Cirebon semula berpusat di Keraton-keraton, kemudian tersebar di lingkungan rakyat. Diketahui, tari topeng sudah dikenal sejak zaman Raja Majapahit, Hayam Wuruk, antara tahun 1300 sampai 1400 Masehi. 

Dalam Negarakertagama dan Pararaton dikisahkan raja ini menari dengan menggunakan topeng  emas. Hayam Wuruk menarikan topeng ini di lingkungan kaum perempuan istana Majapahit. Jadi Tari topeng Cirebon ini semula hanya ditarikan untuk penonton perempuan keluarga kerajaan. 

Setelah jatuhnya Majapahit (1525), tarian ini dihidupkan Sultan-sultan Demak. Hal ini diceritakan dalam babad, Raden Patah menari Klana di kaki Gunung Lawu dihadapan Raja Majapahit, Brawijaya. 

Tarian ini kemudian terbawa bersama penyebaran pengaruh politik Demak. Ketika itu Demak memperluas kekuasaannya di seluruh daerah pesisir Jawa, hingga sampai di Keraton Cirebon dan Keraton Banten. Topeng Majapahit ini hanya hidup di daerah pesisir Jawa Barat.

Baca juga: Wayang Kulit Cirebon, Media Diplomasi Dakwah Religi

Topeng Cirebon adalah simbol penciptaan semesta yang didasarkan pada sistem kepercayaan Indonesia purba dan Hindu-Budha-Majapahit. Topeng ini menyimbolkan bagaimana asal mula Sang Hyang Tunggal memecahkan diri-Nya. 

Pemecahan tersebut dibuat dalam pasangan-pasangan kembar yang saling bertentangan. Misalkan seperti terang dan gelap, lelaki dan perempuan, daratan dan laut. Dalam tarian ini digambarkan lewat tari Panji, yakni tarian yang pertama. 

Tari Panji menyimbolkan terciptanya alam semesta beserta manusia. Tarian ini mengulangi peristiwa primordial umat manusia, bagaimana “penciptaan” terjadi. Jadi tidak mengherankan jika di zaman dahulu hanya ditarikan oleh para raja untuk saudara-saudara perempuan saja.

You Might Also Like

Bundengan, Alat Musik Tradisional Wonosobo

Merasakan Cita Rasa Pedasnya Sambal Matah Khas Bali

Klenteng Kim Hin Kiong, Saksi Sejarah Tiongkok di Gresik

Tari Badui, Simbol Persatuan dan Dakwah Islam di Sleman

Tor-Tor Sombah, Tarian Penghormatan Kepada Raja

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Pemprov Sumut Pelajari Pengelolaan Wisata Raja Ampat
Next Article Wamenpora Taufik Hidayat Dukung Prestasi Atlet
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Mengapa 20 Mei Diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional?
Profil 21/05/2025
Pemkab Wonosobo Optimistis Kampung KB Candimulyo Maju ke Tingkat Nasional
Berita 21/05/2025
Pemkab Wonosobo Apresiasi Pembongkaran Mandiri Bangunan Liar di Atas Sungai
Berita 21/05/2025
Venice Film Festival 2025
Menbud Dorong Diplomasi Budaya Lewat Sinema di Venice Film Festival 2025
Berita 21/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?