By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Perpaduan Seni Gerak dan Vokal dalam Kesenian Rudat Banten 
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Perpaduan Seni Gerak dan Vokal dalam Kesenian Rudat Banten 
Warisan Budaya

Perpaduan Seni Gerak dan Vokal dalam Kesenian Rudat Banten 

Anisa Kurniawati
Last updated: 06/01/2025 06:06
Anisa Kurniawati
Share
Seni Rudat sudah ada sejak zaman pemerintahan Sultan Maulana Hasanudin di Banten. Foto: budaya-indonesia.org
SHARE

Rudat Banten, sebuah kesenian yang memadukan seni gerak dan vokal diiringi tabuhan tarebang. Kesenian ini tumbuh dan berkembang di lingkungan pesantren. Tujuannya untuk memperkuat keimanan masyarakat terhadap agama Islam dan kebesaran Allah.

Dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Rudat berasal dari kata raudhah atau raudatun yang berarti taman bunga. Kata raudhah ini merujuk taman nabi yang terletak di masjid Nabawi, Madinah. 

Menurut sumber lain, rudat berasal dari kata redda atau rod-da yang artinya menangkis serangan lawan. Selain itu, rudat juga diartikan sebagai alat musiknya itu sendiri. Kesenian ini tumbuh dan berkembang di lingkungan pesantren. 

Sejarah Rudat Banten

Seni Rudat sudah ada sejak zaman pemerintahan Sultan Maulana Hasanudin di Banten. Menurut naskah Haqul Muluk dan Masahid yang ditulis Syeh Abdullah Bin Abdul Qohar tahun 1778, seni rudat biasanya untuk mengiringi sholawat. 

Maka dari itu, seni Rudat banyak ditampilkan pada upacara peringatan keagamaan Islam. Misalkan seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’ Mi’raj, Khataman Al-Qur’an, Hari Raya Idul Fitri, dan hari besar Islam lainnya. 

Seni rudat berkembang di pesantren-pesantren sebagai hiburan di kala waktu senggang. Selain itu, juga ditampilkan pada acara-acara perayaan pesta perkawinan atau khitanan. Namun, pada acara ini biasanya seni Rudat disertai dengan tarian. 

Seni rudat sendiri lahir dari salah satu tarekat yaitu tarekat sanusiah. Kesenian ini biasanya dilakukan laki-laki. Namun seiring perkembangannya, dimodifikasi agar dapat juga dilakukan perempuan. 

Pertunjukan Seni Rudat Banten

Seni Rudat Banten agak berbeda dengan Rudat lainnya. Perbedaannya pada teknik pukulannya yang sangat keras. Selain itu, jika di tempat lain biasa mengacu pada tariannya, sedangkan di Banten lebih mengacu pada alat musiknya yaitu Rudat.

Biasanya kesenian ini dimainkan antara 12 sampai 24 orang. Kelompok ini terdiri dari penabuh waditra, penari, dan penyanyi. Namun ada juga yang tidak menggunakan penari, hanya iringan musik dan nyanyian saja. 

Syair-syair lagu yang terkandung di seni Rudat berisi puja-puji dan sholawat yang mengagungkan Allah dan Rasulnya. Selain itu, kesenian ini juga diikuti gerak tarian mirip gerakan silat, namun unsur tenaga tidak begitu dominan. 

Tari Rudat banyak menggunakan gerakan tangan dan kaki. Gerakan ini dilakukan secara serempak dan bersama-sama sesuai dengan iringannya. Untuk iringan utamanya menggunakan tarebang. Alat musik ini berbentuk seperti rebana dan dimainkan dengan cara dipukul. 

Sayangnya, keberadaan Rudat sekarang semakin sulit dijumpai di ruang-ruang publik, terutama di tengah gempuran budaya modern. Perkembangan teknologi menjadi tantangan terbesar dalam melestarikan kesenian ini.

You Might Also Like

Tahu Takwa, Ikon Kuliner Kediri yang Eksis Sejak 1912

Jejak Stasiun Kereta Api di Indonesia yang Tak Lagi Beroperasi

Tambak Karang, Lukisan Beras Alas di Ritual Festival Erau

Tari Lalatip, Seni Ketangkasan Kaki dari Kalimantan Utara

Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Terbaik di Indonesia

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Kue Kembang Goyang Betawi, Camilan yang Tak Lekang Waktu
Next Article Berambisi Lolos Piala Dunia, PSSI Depak Pelatih Shin Tae-Yong
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

perdagangan karbon
Indonesia Pastikan Target Perdagangan Karbon USD 65 Miliar Bukan Sekadar Angka
Video 12/05/2025
Waisak, Sejarah dan Makna Peringatan Hari Raya Buddha di Indonesia
Tradisi 12/05/2025
Fadli Zon Ajak HIPIIS Berperan dalam Kebijakan Publik
Berita 12/05/2025
Candi Borobudur di Magelang dan Perjalanan Sejarah Penemuannya
Warisan Budaya 12/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?