By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Kue Kembang Goyang Betawi, Camilan yang Tak Lekang Waktu
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Kue Kembang Goyang Betawi, Camilan yang Tak Lekang Waktu
Warisan Budaya

Kue Kembang Goyang Betawi, Camilan yang Tak Lekang Waktu

Achmad Aristyan
Last updated: 06/01/2025 05:26
Achmad Aristyan
Share
Kue Kembang Goyang dari Betawi yang memiliki tekstur renyah dengan rasa manis dan gurih. Foto: senibudayabetawi.com
SHARE

Kue Kembang Goyang, salah satu kue tradisional khas Betawi, mungkin sudah tidak sebanyak dulu dijumpai di pasaran. Namun, saat Idul Fitri tiba, kue ini tetap menjadi suguhan yang mewakili keramahan warga Betawi. 

Kue ini menjadi salah satu pilihan untuk menyambut tamu yang datang bersilaturahmi di hari raya. Saat ini Kue Kembang goyang banyak diproduksi menjadi camilan tidak hanya saat Idul Fitri saja. 

Asal Usul dan Bentuk yang Unik

Melansir dari Wikipedia, nama “Kembang Goyang” sendiri diambil dari bentuknya yang menyerupai kelopak bunga (kembang). Cara pembuatannya yang khas yaitu menggoyang-goyangkan cetakan hingga adonan terlepas.

Proses ini memberikan kue Kembang Goyang tekstur yang renyah. Kue ini awalnya terbuat dari tepung beras atau tepung ketan, yang kemudian digoreng hingga berwarna keemasan.

Meskipun cara pembuatannya tergolong sederhana, kue Kembang Goyang memiliki keunikan yang tidak hanya terletak pada bentuknya, tetapi juga pada cita rasanya yang manis dan gurih. 

Salah satu daya tarik utama kue ini adalah teksturnya yang renyah, cocok untuk menjadi camilan saat berbuka puasa maupun saat berkunjung ke rumah saudara atau tetangga.

Varian Rasa yang Semakin Beragam

Berdasarkan informasi dari senibudayabetawi.com, seiring berjalannya waktu Kembang Goyang tidak hanya diproduksi dalam bentuk asli, tetapi juga telah berevolusi dengan menambah varian rasa.

Kini, kita dapat menemukan kue ini dengan rasa pandan, frambozen, atau bahkan biji wijen. Dengan tambahan pewarna alami, kue ini tampak lebih menarik, terutama ketika disajikan di toples bening yang terlihat cantik dan menggugah selera.

Varian rasa dan warna yang beragam ini juga mempermudah kue Kembang Goyang untuk disesuaikan dengan berbagai tema perayaan, termasuk Idul Fitri. 

Tidak hanya enak, penampilan kue yang menarik ini juga menjadi daya tarik tersendiri, yang membuat setiap tamu yang datang semakin betah menikmati hidangan di meja tamu.

Kembang Goyang dalam Tradisi Betawi

Melansir dari Viva, Kue Kembang Goyang telah menjadi bagian dari tradisi Betawi yang tak terpisahkan, terutama pada momen-momen penting seperti perayaan Idul Fitri.

Di masa lalu, kue ini menjadi salah satu kue yang wajib ada di setiap rumah Betawi, tak hanya sebagai suguhan, tetapi juga sebagai simbol kehangatan dan kebersamaan dalam perayaan hari raya.

Namun, dengan hadirnya banyak variasi kue kering modern, keberadaan kue Kembang Goyang kini mulai jarang ditemukan, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.

Meskipun demikian, di beberapa daerah yang masih memegang erat tradisi Betawi, kue ini tetap diproduksi dan disajikan saat Lebaran. Ini adalah salah satu cara untuk melestarikan kekayaan kuliner Betawi yang penuh dengan nilai budaya dan sejarah. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Mung Dhe, Tarian Penyamaran Mantan Prajurit Diponegoro

Kopi Bulan Madu Bondowoso, Rahasia Penambah Stamina Alami

Filosofi di Balik Struktur Rumah Bale dalam Masyarakat Sumba

Tari Siwar, Rayakan Keindahan Seni dan Budaya Lahat

9 Sajian Kuliner Bantul dengan Cita Rasa Otentik dan Klasik

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Tari Lenggang Nyai Betawi, Kisah Perjuangan Nyai Dasimah
Next Article Perpaduan Seni Gerak dan Vokal dalam Kesenian Rudat Banten 
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

perdagangan karbon
Indonesia Pastikan Target Perdagangan Karbon USD 65 Miliar Bukan Sekadar Angka
Video 12/05/2025
Waisak, Sejarah dan Makna Peringatan Hari Raya Buddha di Indonesia
Tradisi 12/05/2025
Fadli Zon Ajak HIPIIS Berperan dalam Kebijakan Publik
Berita 12/05/2025
Candi Borobudur di Magelang dan Perjalanan Sejarah Penemuannya
Warisan Budaya 12/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?