By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tari Topeng Patengteng, Tradisi Kawinkan Sumber Mata Air
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Tari Topeng Patengteng, Tradisi Kawinkan Sumber Mata Air
Tradisi

Tari Topeng Patengteng, Tradisi Kawinkan Sumber Mata Air

Achmad Aristyan
Last updated: 04/11/2024 07:36
Achmad Aristyan
Share
Beberapa topeng yang dipakai dalam ritual Tari Topeng Patengteng. Foto: desapatengteng.blogspot.com
SHARE

Di antara kekayaan budaya Indonesia yang belum banyak diketahui, “Tari Topeng Patengteng” dari Desa Patengteng, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, menempati tempat khusus. 

Tarian ini bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan bagian dari tradisi sakral yang bertujuan untuk memohon kelimpahan air bagi masyarakat setempat. Setiap tahun, Tari Topeng Patengteng ditampilkan pada momen-momen tertentu dan menjadi salah satu bagian dari pagelaran budaya tahunan yang dinantikan oleh warga.

Tari Topeng Patengteng menggunakan lima topeng yang masing-masing mewakili sosok dengan karakteristik mistis berbeda. Dalam tarian ini, dua topeng putih berperan sebagai “punokawan” atau pengawal. Dua topeng lainnya berwarna kuning, menggambarkan “cokro panji”, sosok yang mewakili raja dan ratu. 

Sementara itu, satu topeng berwarna hijau melambangkan roh lokal yang dipercaya memiliki keterkaitan khusus dengan alam sekitar. Melalui simbolisme topeng-topeng ini, tarian tidak hanya menyuguhkan estetika, tetapi juga menyampaikan pesan spiritual yang dalam. Setiap gerakan mencerminkan penghormatan masyarakat kepada alam dan harapan akan keberlanjutan sumber daya air di daerah mereka.

Kearifan Lokal Desa Patengteng

Tari Topeng Patengteng selalu digelar dalam upacara “mengawinkan” dua sumber mata air.  Ritual ini dimaksudkan untuk menyatukan air dari dua sumber sebagai simbol keberlimpahan dan keberkahan. Ritual ini dilakukan di tiga tempat: diawali di rumah seorang tokoh masyarakat, dilanjutkan di sebuah sumur yang dipercaya sebagai “jantan”, dan berakhir di sumber air Sungai Langkap, yang dianggap sebagai “betina”. 

Setelah tarian selesai, air dari kedua sumber ini digabungkan sebagai simbol penyatuan. Menurut tokoh masyarakat setempat, upacara ini adalah cara untuk memohon keberkahan agar desa selalu mendapatkan pasokan air yang cukup. Melalui doa dan penghormatan kepada Sang Maha Kuasa, warga berharap sumber air yang ada akan tetap mengalir deras sepanjang tahun, memenuhi kebutuhan mereka.

Setiap gerakan dalam Tari Topeng Patengteng dipenuhi dengan pujian dan doa kepada Sang Pencipta. Tarian ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga perwujudan harapan warga agar sumber daya air di Desa Patengteng selalu terjaga. Dalam setiap pagelaran, para penari dan warga yang hadir turut larut dalam kekhusyukan, memohon agar tahun berikutnya tetap diberkahi kelimpahan air.

Ritual ini memang telah menjadi tradisi tahunan. Namun, untuk tahun ini, pelaksanaannya masih dalam penantian, sebab hingga kini debit air di desa masih melimpah, sehingga warga belum merasa perlu mengadakan upacara ini kembali. 

Tradisi ini juga menunjukkan bagaimana kearifan lokal dan rasa syukur masyarakat Patengteng kepada alam telah menjadi bagian penting dalam keseharian mereka. Tari Topeng Patengteng adalah warisan budaya yang tidak hanya memperkaya seni tradisional Indonesia, tetapi juga mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan alam. (Sumber: lontarmadura.com)

You Might Also Like

Mengenal Bakar Tongkang, Penghormatan Leluhur Tionghoa Riau

Tradisi Ma’nene, Upacara Unik Penyucian Leluhur Toraja

Melihat Tradisi Mandi Bersama Di Kampung Adat Miduana

Para Biksu Ambil Air Suci di Umbul Jumprit untuk Waisak

Perlon Unggahan, Cara Masyarakat Bonokeling Sambut Ramadan

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Emha Ainun Nadjib: Sastrawan, Budayawan dan Tokoh Inspiratif
Next Article Ki Gede Sebayu dan Sejarah Asal-usul Berdirinya Kota Tegal
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?