By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tembawang Tampun Juah, Hutan Perjuangan Masyarakat Dayak
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Tembawang Tampun Juah, Hutan Perjuangan Masyarakat Dayak
Warisan Budaya

Tembawang Tampun Juah, Hutan Perjuangan Masyarakat Dayak

Achmad Aristyan
Last updated: 26/10/2024 06:50
Achmad Aristyan
Share
3 Min Read
Salah satu artefak di Tembawang Tampun Juah. Foto: pancurajipost.com
SHARE

Tembawang Tampun Juah, terletak di Dusun Segumon, Desa Lubuk Sabu, adalah hutan yang menyimpan kisah dari perkampungan kuno masyarakat Dayak di Kalimantan Barat. Seiring berjalannya waktu, pemukiman ini ditinggalkan, mengubahnya menjadi hutan belantara yang mempesona.

Di dalam Hutan Tembawang, bekas perkampungan ini menawarkan beragam tanaman hutan yang kaya manfaat, termasuk kayu belian, berbagai tanaman obat, serta durian. Keberadaan flora ini menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat setempat, yang memanfaatkan kekayaan alamnya. Para keturunan yang ingin melestarikan hutan ini mengikuti hukum adat yang telah disepakati, dengan konsekuensi sanksi bagi mereka yang melanggar aturan tersebut.

Kawasan hutan Tembawang Tampun Juah, dengan luas 651 hektar, resmi diakui oleh pemerintah sebagai hutan adat pada tahun 2018. Pengakuan ini merupakan hasil perjuangan masyarakat Hukum Adat Ketemenggungan Sisang Kampung Segumon selama tujuh tahun. Hutan ini memiliki makna mendalam dalam konteks spiritual, sejarah, dan budaya bagi masyarakat adat, menjadikannya sebagai tanah leluhur bagi banyak sub-suku Dayak Iban dan Bidayuh yang berhubungan keluarga di Kalimantan, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Setiap tahun, Tembawang Tampun Juah menjadi tempat berlangsungnya kegiatan adat yang dihadiri oleh ribuan warga Dayak dari berbagai daerah di Kalimantan, serta dari Malaysia dan Brunei. Tempat ini juga dikenal sebagai situs warisan budaya yang penting, di mana terdapat dua ketemenggungan: Ketemenggungan Sisang dan Bi Somu dari komunitas adat Bidayuh, serta Ketemenggungan Iban Sebaruk dari komunitas adat Iban. Terletak di perbatasan Indonesia-Malaysia, hutan ini menjadi titik temu budaya.

Baca Juga: Dayak Wehea Penjaga Hutan Tropis Kalimantan

Kampung Tembawang Tampun Juah di Desa Lubuk Sabuk, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, diyakini sebagai lokasi awal pemukiman Suku Dayak sebelum mereka menyebar ke wilayah lain di Kalimantan Barat dan bahkan ke Malaysia. Menurut cerita lisan dari berbagai sub-suku Dayak, tempat ini dikenal sebagai lokasi di mana mereka menerima petuah dari Petara atau Sang Pencipta, yang menurunkan hukum adat yang harus dipatuhi.

Sisa-sisa sejarah terlihat dari artefak yang ditemukan di area ini, seperti arca laki-laki dan perempuan serta tempayan dari batu andesit, meski dalam kondisi yang sudah lapuk. Arca perempuan menggambarkan sosok yang menggendong anak di pangkuannya, menandakan kedalaman nilai-nilai budaya yang dipegang oleh masyarakat.

Nama “Tampun Juah” berasal dari kisah cinta terlarang antara Juah, seorang pemuda, dan sepupunya, Lemay. Meskipun hubungan mereka melanggar adat, keduanya tetap bersatu. Namun, akibat keputusan para tetua adat, keduanya menerima hukuman mati, dikenal sebagai Tampun. Lokasi kejadian ini tidak pernah diketahui dengan pasti, namun dipercaya berada di sepanjang aliran Sungai Sekayam, menggambarkan jejak perjuangan dan cinta yang abadi di antara leluhur suku Dayak. (Sumber: pancurajipost.com)

You Might Also Like

Candi Borobudur dan Teknologi Interlock, Arsitektur Hebat Tanpa Semen

Mengenal Keunikan Rumah Gadang, Rumah Pusaka Minangkabau

Kuliner Belalang Goreng Khas Gunungkidul yang Kaya Protein

Empal Gentong, Kuliner Nusantara Khas Cirebon

Dimba Nggowuna, Warisan Musik Tradisional Sulawesi Tenggara

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Panorama Wisata Batu Jato Sekadau Kalimantan Barat
Next Article Tugu Ali Anyang, Monumen Perjuangan Pahlawan Dayak
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?