By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tiang Ayu dan Upacara Erau, Ritual Pengukuhan Kekuatan Sultan
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Tiang Ayu dan Upacara Erau, Ritual Pengukuhan Kekuatan Sultan
Tradisi

Tiang Ayu dan Upacara Erau, Ritual Pengukuhan Kekuatan Sultan

Achmad Aristyan
Last updated: 25/01/2025 06:28
Achmad Aristyan
Share
Tiang Ayu dalam Upacara Erau yang dilaksanakan di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Foto: kukarpaper.com
SHARE

Upacara Erau, sebuah acara adat yang sarat makna sakral dan ritual, merupakan pesta budaya tahunan yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Sebagai salah satu warisan budaya tak benda, Upacara Erau telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Kutai selama ratusan tahun. 

Prosesi ini pertama kali dilaksanakan Aji Batara Agung Dewa Sakti, Raja Kutai Kartanegara pertama, yang mengadakan upacara ini setelah diangkat sebagai Raja pada tahun 1300-1325 Masehi.

Sejak saat itu, Erau menjadi simbol pergantian raja dan perayaan besar bagi masyarakat.

Makna di Balik Erau

Melansir dari Wikipedia, kata Erau sendiri berasal dari bahasa Kutai, yaitu eroh, yang berarti ramai, ribut, atau suasana yang penuh sukacita. Upacara ini bertujuan untuk menepungtawari atau membersihkan tanah, air, hutan, serta menghormati sang Raja yang memimpin. 

Masyarakat Kutai percaya, melaksanakan upacara ini, kemakmuran dan kebahagiaan akan tercapai.

Meskipun zaman telah berkembang, upacara Erau tetap dilaksanakan setiap tahun, bertepatan dengan ulang tahun Kabupaten Tenggarong pada tanggal 29 September, dan sejak 2016 diakui sebagai Warisan Budaya Tak Berbenda.

Tiang Ayu: Simbol Penutupan Erau

Salah satu prosesi yang wajibdalam rangkaian upacara Erau adalah merebahkan Tiang Ayu.

Tiang Ayu sendiri adalah sebuah tombak pusaka yang panjangnya mencapai dua meter, dengan kantung kain kuning yang menyematkan kelengkapan ritual. 

Tombak pusaka ini, bernama Sangkoh Piatu, adalah milik Aji Batara Agung Dewa Sakti, yang hanya digunakan dalam acara-acara sakral kerajaan.

Kantung kuning pada Tiang Ayu berisi berbagai simbol, seperti tali juwita, kain cinde, janur kuning, daun sirih, dan buah pinang, yang semuanya memiliki makna ritual khusus.

Prosesi Sakral yang Dimulai dengan Ritual

Melansir dari kukarpaper.com, ritual merebahkan Tiang Ayu dimulai sekitar pukul 10 pagi, saat matahari mulai tinggi.

Prosesi dimulai dengan duduknya para pangkon laki dan pangkon bini (abdi dalem pria dan wanita) yang berjajar di sayap kanan dan kiri Ruang Stinggil. 

Di tengah ruangan, Sultan dan kerabat kesultanan duduk menghadap Tiang Ayu. Dewa (wanita pengabdi ritual) dan belian (pria pengabdi ritual) turut duduk di sisi kanan dan kiri Sangkoh Piatu, yang terbaring di atas kasur kuning. 

Pada saat Sultan hadir, empat orang kerabat kesultanan berjajar di sisi Tiang Ayu, dan Sangkoh Piatu digoyangkan tiga kali, seolah menumbangkan sebuah pohon.

Ritual Tepung Tawar dan Penutupan Erau

Setelah Sangkoh Piatu direbahkan, dewa melaksanakan ritual tepong tawar di sekeliling Tiang Ayu.

Ritual ini melibatkan penyapuan air tepong tawar pada punggung tangan, dahi, kepala, lutut, dan betis Sultan, serta menyapu wajah dan kepala dengan air kembang. 

Ritual ini tidak hanya dilakukan pada Sultan, tetapi juga pada putra mahkota, kerabat kesultanan, serta tamu kehormatan yang hadir.

Proses ini menjadi simbol penutupan acara Erau dan sekaligus penyerahan kembali adat kepada Sultan sebagai pemegang adat tertinggi di Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

Simbol Kehormatan dan Kekuatan Sultan

Sebagai penutupan prosesi, seluruh kerabat kesultanan, dewa, belian, dan pangkon memberikan selamat serta sembah hormat kepada Sultan dan putra mahkota.

Proses merebahkan Tiang Ayu menjadi simbol bahwa seluruh adat dan kekuatan kembali berada di tangan Sultan, yang menjadi penjaga dan pemegang amanat adat tertinggi di kerajaan. 

Prosesi ini, yang sudah berusia sekitar 700 tahun, tidak hanya menjadi upacara penutupan, tetapi juga sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas berkah yang diterima selama ini. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Tradisi Bekayat Cara Membaca Hikayat Masyarakat Suku Sasak

Gasdeso, Atraksi Tradisi Perang Nasi di Blora

Tradisi Ngebuyu, Acara Seru Rayakan Kelahiran Bayi Baru Lahir

Maelo Jalur, Tradisi Gotong Royong Menyeret Kayu dari Hutan

Merayakan Natal dalam Tradisi Marbinda di Sumatera Utara

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Behempas Bantal, Tradisi Adu Kekuatan dan Kesimbangan
Next Article Kampung Batik Laweyan Solo, Sentra Batik Tertua di Indonesia 
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?