By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tradisi Bebuang, Ritual Suku Bugis Hormati Leluhur
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Tradisi Bebuang, Ritual Suku Bugis Hormati Leluhur
Tradisi

Tradisi Bebuang, Ritual Suku Bugis Hormati Leluhur

Achmad Aristyan
Last updated: 24/02/2025 09:28
Achmad Aristyan
Share
Sesaji dalam ritual Bebuang yang dilakukan oleh Suku Bugis di Balikpapan. Foto: Kompasiana/Agoeng Widodo
SHARE

Komunitas Bugis memberikan kontribusi signifikan terhadap tradisi dan budaya di Balikpapan.

Meskipun Balikpapan terkenal dengan keanekaragaman etnisnya, sekitar 30 persen penduduknya berasal dari suku Bugis, yang datang ke kota ini pada tahun 1960-an ketika industri minyak mulai berkembang pesat.

Selain dalam aspek kuliner dan bahasa, mereka juga mempertahankan berbagai upacara tradisional. Melansir dari literasikalbar.com, salah satu tradisi yang menarik untuk disaksikan adalah “Bebuang”.

Upacara ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga mencerminkan kepercayaan dan hubungan kultural yang erat antara masyarakat Bugis dengan lingkungan mereka.

Bebuang, yang berarti “membuang,” adalah upacara yang dilakukan oleh komunitas Bugis sebagai bentuk penghormatan kepada nenek moyang mereka yang diyakini bersaudara dengan buaya. 

Dalam tradisi Bugis, buaya merupakan hewan yang dihormati dan memiliki posisi penting dalam berbagai peristiwa.

Dalam pelaksanaan upacara Bebuang, keluarga akan mengenakan pakaian adat dan menuju pantai, membawa nampan yang terbuat dari batang dan daun pisang yang dibentuk menyerupai kapal.

Nampan tersebut berisi sesaji, seperti ketan putih, ketan kuning, ketan hitam, ayam putih, telur, rokok, lilin, uang, dan bahkan buaya kecil yang terbuat dari tepung.

Setelah ritual selesai, akan ada orang yang berenang mendekati sesaji untuk mengambil beberapa persembahan, seperti uang, pisang, dan ayam putih.

Sisa sesaji dibiarkan hanyut ke tengah laut, melambangkan penghormatan kepada nenek moyang.

Upacara Bebuang tidak dilaksanakan pada hari tertentu, melainkan dilakukan dalam momen-momen penting seperti kehamilan, pernikahan, dan persalinan.

Masyarakat Bugis percaya bahwa melewatkan ritual ini dapat membawa kemalangan, karena dianggap tidak menghormati nenek moyang.

Tempat-tempat populer seperti Pantai Monpera, Pantai Manggar, dan Pantai Lamaru seringkali menjadi lokasi ritual ini.

Para pelaksana upacara biasanya mengenakan pakaian adat yang mencolok, sehingga mudah dikenali oleh wisatawan yang ingin menyaksikan tradisi ini.

Untuk melihat tradisi Bebuang secara dekat, ada beberapa etika yang perlu diperhatikan. Penting untuk meminta izin dengan sopan kepada peserta ritual sebelum mengambil foto.

Menghargai privasi keluarga dan menunggu hingga upacara selesai adalah tindakan yang baik, serta bersikap sabar jika mereka tidak ingin menjawab pertanyaan.

Dengan segala keunikan dan maknanya, tradisi Bebuang menjadi salah satu warisan budaya yang memperkaya kehidupan masyarakat Balikpapan.

Selain itu, tradisi ini juga memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk merasakan dan memahami lebih dalam tentang keberagaman budaya di Indonesia. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Imlek di Indonesia, Dari Larangan Orba ke Hari Libur Nasional

Bagagap Iwak, Tradisi Menangkap Ikan di Kalimantan Selatan

Baayun Maulid, Tradisi Budaya Banjar Yang Tetap Lestari

Larung Sembonyo, Ritual Sedekah Laut Masyarakat Trenggalek

Tradisi Motong Kebo Andil, Warisan Budaya Depok yang Terus Lestari

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Wamen Kemkomdigi bahas pengendalian judi online Kemkomdigi Audit Sistem Teknologi Pengendali Konten Negatif
Next Article Kementerian Pendidikan Gelar Festival Tunas Bahasa Ibu
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?