Tradisi Motong Kebo Andil kembali hadir dalam perayaan Lebaran Depok 2025 yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Depok bersama Kumpulan Orang-Orang Depok (KOOD). Tradisi warisan budaya ini menjadi simbol gotong royong masyarakat Depok.
Motong Kebo Andil merupakan kebiasaan turun-temurun dari masyarakat tempo dulu, di mana warga bergotong royong mengumpulkan uang sejak setahun sebelumnya untuk membeli seekor kerbau. Daging kerbau tersebut kemudian dibagikan kepada warga, terutama anak-anak yang berhasil menjalankan puasa penuh selama bulan Ramadan.
“Kebo Andil ini artinya persiapan untuk menghadapi hari raya besar, yaitu Idulfitri. Orang-orang kampung dengan kesederhanaannya ingin makan daging saat hari raya. Maka, mereka menabung sedikit demi sedikit sejak setahun sebelumnya,” ujarnya dilansir dari berita.depok.go.id, Kamis (15/05/25).
Dua bulan menjelang Lebaran, dana yang terkumpul digunakan untuk membeli kerbau sesuai kemampuan warga. Penyembelihan kerbau dilakukan pada Kamis, 15 Mei 2025, dan dagingnya akan dimasak serta dinikmati bersama dalam puncak perayaan Lebaran Depok pada Sabtu, 17 Mei 2025.
Menariknya, warga Depok sering menyebut daging kerbau sebagai “ikan kebo. “Kalau sapi identik dengan kurban, sedangkan kerbau identik dengan andil. Selain itu, tekstur daging kerbau lebih cocok untuk dimasak berulang kali tanpa mudah hancur,” jelas Maksum.
Baca juga: Lebaran Depok 2025, Ajang Pelestarian Tradisi dan Budaya
Meski kini semakin jarang ditemui, beberapa wilayah di Depok masih melestarikan tradisi Motong Kebo Andil. Melalui Lebaran Depok, tradisi ini dihidupkan kembali sebagai upaya memperkenalkan nilai budaya lokal kepada generasi muda.
Maksum menambahkan bahwa penyembelihan kerbau dilakukan sesuai syariat Islam, dengan doa sebagai bentuk penghormatan terhadap makhluk hidup. “Tidak ada ritual khusus, hanya doa penyembelihan sesuai ajaran agama,” katanya.
Perayaan tahun ini menjadi kali ketujuh tradisi Motong Kebo Andil dilaksanakan secara resmi oleh KOOD dan Pemkot Depok. Kegiatan ini diharapkan dapat terus menjadi bagian dari identitas masyarakat Depok dan mempererat tali persaudaraan antarwarga.
“Acara ini diharapkan dapat terus menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Depok serta memperkuat ikatan kebersamaan antarwarga,” tutupnya.