By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tradisi Pengusir Pageblug Melalui Kesenian Dongkrek Madiun
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Tradisi Pengusir Pageblug Melalui Kesenian Dongkrek Madiun
Warisan Budaya

Tradisi Pengusir Pageblug Melalui Kesenian Dongkrek Madiun

Achmad Aristyan
Last updated: 02/02/2025 08:38
Achmad Aristyan
Share
Kesenian Dongkrek pernah mencapai masa kejayaannya pada periode 1867–1902. Foto: Tangkapan layar youtube Agoy Creative
SHARE

Dongkrek adalah kesenian tradisional khas dari Desa Mejayan, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Kesenian ini memadukan tarian dan musik untuk mengisahkan perjuangan Raden Ngabei Lo Prawirodipuro dalam mengatasi wabah penyakit mematikan yang melanda wilayahnya tahun 1867. 

Wabah yang dikenal dengan istilah pageblug mayangkoro ini digambarkan menyebabkan kematian mendadak pada masyarakat, baik di pagi maupun sore hari.

Dalam pencariannya, Raden Ngabei Lo Prawirodipuro bermeditasi dan bertapa hingga mendapat wangsit untuk menciptakan tarian sebagai simbol pengusiran roh-roh jahat pembawa pageblug. 

Dengan mengadaptasi pesan itu, ia memperkenalkan Dongkrek sebagai media ritual untuk mengusir bala sekaligus menjadi bentuk hiburan rakyat.  

Makna di Balik Kesenian Dongkrek  

Melansir dari goodnewsfromindonesia.id, kesenian ini memiliki elemen naratif yang kuat, dengan tokoh-tokoh simbolis dalam setiap pertunjukannya.

Para pemain menggambarkan roh-roh jahat yang disebut buto kolo, dua perempuan tua yang melambangkan kelemahan manusia, dan lelaki tua sakti sebagai simbol kebajikan dan kebenaran. 

Dalam pementasan, roh-roh jahat digiring keluar lelaki tua dari desa itu setelah melalui pertempuran.

Dongkrek menjadi lambang kemenangan kebaikan atas kejahatan, sejalan dengan nilai filosofis Jawa seperti surodiro joyoningrat, ngasto tekad darmastuti, yang bermakna kebenaran pada akhirnya akan menang melawan kebatilan. 

Dalam Islam, ini sejalan ayat Ja’al Haq wa zahaqal Bathil. Innal Bathila Kaana Zahuqa (Kebenaran telah datang dan kebatilan lenyap; sesungguhnya kebatilan itu sesuatu yang pasti lenyap).  

Asal Nama Dongkrek  

Nama “Dongkrek” berasal dari bunyi alat musik yang dipakai  dalam pertunjukan. “Dong” berasal dari bunyi kendang atau bedug, sementara “krek” dari suara gesekan alat bernama korek, yaitu kayu berbentuk persegi dengan tangkai bergerigi. 

Kini, kesenian ini diperkaya instrumen lain seperti gong, kenong, kentongan, dan gong berry.  

Masa Kejayaan dan Pasang Surut  

Dilansir dari detik.com, Dongkrek mencapai masa kejayaannya pada periode 1867–1902. Namun, perjalanan kesenian ini tidak selalu mulus. 

Pada masa penjajahan Belanda, Dongkrek sempat dilarang karena dianggap membangkitkan semangat perlawanan rakyat.

Di era kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI), Dongkrek juga terstigma sebagai seni propaganda, sehingga popularitasnya mengalami pasang surut.  

Komposisi Seni dan Pesan Moral  

Setiap pertunjukan Dongkrek melibatkan tiga jenis topeng dengan makna simbolis:

Pertama, Topeng Buto yang memiliki wajah menyeramkan dan melambangkan roh jahat. 

Kedua, Topeng Perempuan yang menggambarkan tokoh sedang mengunyah kapur sirih, simbol kelemahan manusia. Ketiga, Topeng Orang Tua, sebagai lambang kebajikan dan kebijaksanaan.  

Melalui interaksi antara tokoh-tokohnya, Dongkrek menyampaikan pesan moral tentang pentingnya kebajikan dan kerja sama untuk menghadapi berbagai cobaan dalam kehidupan.

Keunikan dan Relevansi Saat Ini  

Sebagai seni tradisional, Dongkrek memiliki nilai budaya yang luar biasa. Selain sebagai media hiburan, kesenian ini juga merupakan pengingat pentingnya doa, usaha, dan kepercayaan pada nilai-nilai luhur dalam menghadapi tantangan. 

Hingga kini, Dongkrek sering ditampilkan dalam berbagai acara budaya, syukuran, dan pertunjukan seni di Madiun dan sekitarnya. 

You Might Also Like

Gerak Tari Tandok Ekspresi Tradisi Agraris Suku Batak

Tambak Karang, Lukisan Beras Alas di Ritual Festival Erau

Perjalanan Sejarah 3 Abad Masjid Agung Kota Kediri

Sarapan Beseprah, Simbol Kebersamaan Masyarakat Kutai

Sensasi Rasa Mie Bancir, Sajian Mie Kuning Asal Banjarmasin

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Sabil, Dalang Cilik Surabaya Berjuang Melestarikan Wayang Kulit
Next Article Candi Blandongan, Warisan Budaya di Batujaya, Karawang
2 Comments 2 Comments
  • binance says:
    16/05/2025 at 01:51

    Thanks for sharing. I read many of your blog posts, cool, your blog is very good.

    Reply
  • binance says:
    05/06/2025 at 22:01

    Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?