By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Warak Ngendog, Makhluk Mitologi Perayaan Dugderan Semarang
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Warak Ngendog, Makhluk Mitologi Perayaan Dugderan Semarang
Warisan Budaya

Warak Ngendog, Makhluk Mitologi Perayaan Dugderan Semarang

Achmad Aristyan
Last updated: 06/02/2025 01:11
Achmad Aristyan
Share
Sosok Warak Ngendog yang sedang diarak dalam perayaan Dugderan. Foto: boombastis.com
SHARE

Warak Ngendog, yang secara harfiah berarti “Burung Bertelur”, adalah sebuah makhluk mitologi yang menjadi simbol dalam perayaan Dugderan di Semarang, Jawa Tengah.

Perayaan ini digelar setiap tahun pada 23 September, atau beberapa hari sebelum bulan Ramadan. 

Warak Ngendog merupakan sosok khas dan penuh makna, menggambarkan keberagaman budaya di Semarang, kota yang menjadi titik pertemuan berbagai etnis dan budaya.

Makhluk Mitologi yang Penuh Simbolisme

Melansir dari liputan6.com, Warak Ngendog digambarkan sebagai seekor makhluk yang unik dan penuh dengan simbolisme. Bentuk tubuhnya merupakan gabungan dari berbagai elemen budaya yang ada di Semarang. 

Kepalanya menyerupai naga, simbol penting dalam budaya Tionghoa. Tubuhnya, merupakan perpaduan antara buraq (hewan istimewa dalam tradisi Arab yang diyakini membawa Nabi Muhammad SAW ke Sidratil Muntaha) dengan kambing (sebuah simbol tradisi Jawa).

Makhluk ini digambarkan dengan ciri-ciri yang sangat menarik yaitu setengah jerapah, setengah singa, setengah naga Tionghoa, setengah kuda, dan setengah burung.

Warak Ngendog tidak hanya menjadi simbol mitologis, tetapi juga menjadi permainan populer di kalangan anak-anak yang memeriahkan perayaan Dugderan. 

Setiap tahun, masyarakat Semarang menyambut perayaan ini dengan penuh kegembiraan, membawa Warak Ngendog ke jalan-jalan kota, sebagai bagian dari tradisi yang sangat dinanti-nantikan.

Mewakili Keberagaman Etnis di Semarang

Dilansir dari amanat.id, salah satu aspek menarik dari Warak Ngendog adalah kemampuannya mewakili keberagaman budaya yang ada di Semarang. Selama ini, Semarang dikenal sebagai kota yang kaya akan etnis dan budaya. 

Mahluk Mitologi ini menjadi simbol yang menghubungkan tiga kelompok etnis yang berbeda: Jawa, Tionghoa, dan Arab.

Melalui bentuk tubuhnya yang menggabungkan elemen-elemen dari budaya ini, Warak Ngendog menyampaikan pesan tentang harmoni dan persatuan antar etnis di Semarang.

Perayaan Dugderan: Awal Ramadan yang Penuh Makna

Perayaan Dugderan, yang merupakan awal dari rangkaian kegiatan menyambut bulan Ramadan, menjadi lebih spesial dengan hadirnya Warak Ngendog.

Selain sebagai simbol keberagaman, Warak Ngendog juga memegang peranan penting dalam tradisi ini, memberikan warna dan semangat dalam menyambut bulan suci umat Islam. 

Setiap tahunnya, masyarakat Semarang merayakan Dugderan dengan berbagai kegiatan, termasuk prosesi mengarak Warak Ngendog, yang menjadi simbol kegembiraan dan harapan untuk bulan Ramadan yang penuh berkah.

Legenda yang Hidup di Semarang

Tidak hanya sebagai simbol dalam perayaan Dugderan, sosok mitologi ini telah menjadi bagian dari cerita dan legenda yang hidup di Semarang, Jawa Tengah.

Sebagai sebuah makhluk mitologi, sosoknya melambangkan semangat persatuan, keberagaman, dan kerukunan antar etnis yang ada di kota berjulukan kota Jamu ini. 

Ia tidak hanya menjadi simbol dari masa lalu, tetapi juga terus dihargai dan dilestarikan masyarakat Semarang sebagai bagian dari warisan budaya yang harus dijaga.

Dalam kehidupan sehari-hari, Warak Ngendog juga menjadi inspirasi bagi banyak karya seni dan kerajinan tangan yang dapat ditemukan di berbagai sudut kota Semarang.

You Might Also Like

Mengintip Tari Sintren, Tarian Mistis Dari Dalam Kurungan

Ayam Betutu, Dari Sajian Upacara Adat ke Kuliner Rakyat

Rumah Lasem Merah, Warisan Tiongkok Kecil di Rembang

Dari Pulau Sumba untuk Dunia: Keajaiban Tenun Ikat Sumba

Legenda Arya Panoleh di Balik Kelezatan Sate Ayam Madura

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Putri Kaca Mayang, Legenda Asal Usul Kota Pekanbaru
Next Article Startup Indonesia Dominasi ASEAN Digital Awards 2025 Bangkok
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?