Pulau Madura, Jawa Timur, memiliki tradisi lisan yang unik bernama Syiir. Tradisi ini berupa susunan kalimat indah yang dilantunkan dengan melodi khas, terutama di lingkungan pondok pesantren.
Syiir berisi pesan-pesan keagamaan Islam yang disampaikan dalam bentuk nasihat, seperti pengingat tentang kehidupan setelah mati, ajakan memperdalam akidah, hingga motivasi untuk menuntut ilmu bagi generasi muda.
Struktur dan Karakteristik Syiir
Melansir dari PortalMadura.com, Syiir memiliki kemiripan dengan pantun, terutama dari segi struktur. Dalam satu baitnya, Syiir terdiri dari empat baris dengan pola sajak a-a-a-a.
Setiap bait biasanya memiliki sepuluh ketukan, menciptakan ritme yang mudah diingat. Kekhasan ini menjadikan Syiir medium dakwah menarik dan efektif, terutama bagi masyarakat Madura yang sangat menghargai tradisi dan budaya lokal.
Puncak Popularitas di Era 1990-an
Pada era 1990-an, Syiir semakin dikenal luas di kampung-kampung Madura. Lagu-lagu Syiir sering diputar melalui pengeras suara, menjadikannya bagian dari kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya orang tua, bahkan anak-anak pun banyak yang hafal Syiir dalam bahasa Madura. Popularitas Syiir saat itu mencerminkan betapa tradisi ini telah melekat kuat dalam masyarakat.
Baca juga: Tari Muang Sangkal, Tarian Penolak Bala Masyarakat Madura
Hubungannya dengan Tarekat Sammaniyah
Dilansir dari arsip.gatra.com, tradisi Syiir mengandung ajaran sufisme yang terkait erat Tarekat Sammaniyah. Sebagai sarana kontemplasi dan zikir, Syiir bertujuan mendekatkan diri kepada Allah.
Melalui Syiir, pesan-pesan religius disampaikan dengan cara yang halus dan menyentuh, menciptakan pengalaman spiritual bagi pendengarnya.
Pertunjukan Syiir dan Kesenian
Agar Syiir lebih menarik, pertunjukannya sering diiringi musik dan tarian para pelantun. Elemen ini menjadikan dakwah terasa lebih hidup dan tidak membosankan.
Syiir ditampilkan dalam acara, seperti pengajian, sunatan, syukuran, hingga selamatan desa. Dengan kombinasi seni dan religiusitas, Syiir menjadi jembatan antara tradisi lokal dan ajaran Islam.
Meski keberadaannya tetap dihargai, tradisi Syiir menghadapi tantangan. Perubahan gaya hidup masyarakat, terutama di kalangan generasi muda, membuat Syiir perlahan tergeser budaya populer.
Namun, beberapa pondok pesantren dan komunitas seni di Madura tetap berupaya melestarikan Syiir, baik melalui pentas seni maupun dokumentasi digital.