Pemandangan alam yang memesona ditawarkan Situ Lengkong Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, sebuah danau yang memiliki luas 57,95 hektar.
Selain menjadi destinasi wisata alam, kawasan wisata ini juga lokasi wisata religi. Pengunjung dapat berziarah ke makam Prabu Hariang Kancana, atau disebut juga Borosngora.
Dilansir dari disparbud.jabarprov.go.id, konon Situ Lengkong merupakan buatan para leluhur yang hidup di zaman Kerajaan Hindu Panjalu. Raja Panjalu itu menginginkan putra mahkotanya memiliki ilmu paling ampuh dan sempurna.
Legenda Situ Lengkong
Putra mahkota yang bernama Borosngora kemudian diperintahkan ke suatu tempat dan berakhir di Tanah Suci Mekah. Di sanalah dia memeluk dan mempelajari agama Islam.
Sang putra mahkota akhirnya pulang ke Panjalu dengan dibekali air zamzam, pakaian kesultanan, dan pedang. Di Panjalu, ia mengubah Kerajaan dari Hindu menjadi Islam dan diikuti seluruh rakyatnya.
Konon air zamzam yang dibawanya itu ditumpahkan ke sebuah lembah hingga akhirnya terjadilah danau yang kini dikenal dengan nama Situ Lengkong.
Terlepas dari kisah legenda itu, Situ Lengkong memberikan banyak manfaat bagi warga sekitar. Situ Lengkong dimanfaatkan untuk mengairi persawahan serta mencari berbagai jenis ikan.
Bahkan, situ ini juga dijadikan sebagai tempat wisata di era pemerintahan Hindia Belanda.
Wisata Alam dan Religi
Keindahan alam Situ Lengkong Panjalu menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Airnya yang tenang dan jernih menciptakan suasana damai yang sulit ditemukan di tempat lain. Pengunjung dapat menyusuri danau dengan perahu.
Sejak tahun 1919, Situ Panjalu ditetapkan sebagai cagar alam. Di antaranya ada Nusa Larang yang tertutupi hutan dan dihuni berbagai fauna. Keindahan alam dan budaya di sekitar situ menjadi objek fotografi yang menarik.
Selain wisata alam, Situ Lengkong juga dijadikan tempat wisata religi. Lokasi ini terdapat Makam Prabu Hariang Kancana (Raja Panjalu). Makam yang disakralkan tersebut berada di pulau tengah danau yang bernama Nusa Gede.
Pengunjung juga dapat melihat Museum Bumi Alit. Di sana, terdapat benda purbakala seperti menhir, batu penyucian, batu penobatan, dan naskah dan perkakas peninggalan raja Panjalu.
Selain itu juga dapat ikut serta dalam tradisi Nyangku.Tradisi ini merupakan ritual membersihkan pusaka peninggalan Prabu Sanghyang Borosngora. Biasanya diadakan pada hari Senin atau Kamis terakhir bulan Maulud atau Rabiul Awal.
Situ Lengkong Panjalu adalah destinasi wisata yang menawarkan kombinasi sempurna antara keindahan alam, nilai sejarah, dan tradisi budaya.
Tempat ini tidak hanya ideal untuk mereka yang mencari ketenangan dan keindahan, tetapi juga bagi para pecinta sejarah dan kebudayaan.