Pemerintah Kabupaten Wonosobo terus mendorong pengembangan energi baru terbarukan (EBT) berbasis komunitas sebagai bagian dari upaya konservasi dan pembangunan berkelanjutan. Upaya ini dilaksanakan melalui kolaborasi Pengabdian Masyarakat Internasional dari Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro (UNDIP) dan Universitas Teknologi Petronas Malaysia.
Salah satu wilayah yang menjadi fokus utama adalah Desa Mlandi, yang masuk dalam Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) 2025–2029 serta bagian dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Dieng.
Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Wonosobo, Harti, menyampaikan hal ini saat menerima rombongan Pengabdian Masyarakat Internasional dari Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro (UNDIP) dan Universitas Teknologi Petronas Malaysia di Pendopo Selatan, Senin (28/4/2025).
Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya pendekatan konservasi dalam setiap agenda pembangunan, mengingat posisi strategis Wonosobo sebagai hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu.
“Meskipun urusan energi bukan kewenangan langsung pemerintah kabupaten, kami berkomitmen mendukung dan memfasilitasi pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), baik dari air maupun panas bumi,” tambahnya dilansir dari website.wonosobokab.go.id.
Baca juga: Melengkapi Patung Biawak, Rejo Arianto Gelar Aksi Melukis dan Lelang
Harti juga menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga keberlanjutan proyek-proyek energi, khususnya dengan memanfaatkan teknologi yang ada secara optimal.
“Keberhasilan program ini akan ditentukan oleh keterlibatan aktif masyarakat serta dukungan semua pemangku kepentingan. Ini adalah investasi penting untuk masa depan Wonosobo yang mandiri energi dan berkelanjutan,” tegasnya.
Sementara itu, Dekan Sekolah Pascasarjana UNDIP, Prof. Mochamad Agung Wibowo, mengungkapkan bahwa kegiatan Summer Course 2025 bertema Renewable Energy ini merupakan bagian dari komitmen akademik untuk menjawab tantangan global dan lokal terkait energi berkelanjutan.
“Kami melihat Wonosobo memiliki potensi besar, baik dari segi sumber daya alam maupun kekuatan komunitasnya. Kehadiran kami di sini adalah awal dari langkah besar untuk membina kolaborasi jangka panjang, dengan pendekatan ilmiah dan teknologi yang adaptif terhadap kebutuhan masyarakat,” ujar Prof. Agung.
Baca juga: Workshop Sanggar Ngesti Laras Ajak Cintai Bundengan dan Tari
Prof. Agung juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menciptakan solusi nyata yang relevan dengan kebutuhan lokal.
Senada dengan itu, Ketua Program Studi Magister Energi UNDIP, Prof. Silvia, menyatakan bahwa program SDGs International Community Service mempertemukan mahasiswa lintas disiplin teknik dengan komunitas yang memiliki kebutuhan energi terdesentralisasi
“Sebanyak 20 mahasiswa kami terlibat langsung dalam pembangunan Pikohydro Power Plant di Desa Mlandi. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas mahasiswa secara teknis, tetapi juga mengasah kepekaan sosial mereka terhadap tantangan riil di lapangan,” jelasnya.
Selain itu, Universitas Teknologi Petronas Malaysia turut memberikan hibah berupa unit pikohidro dan panel surya sebagai wujud nyata kerja sama internasional. Menurut Prof. Silvia, proyek ini tidak hanya menghadirkan teknologi, tetapi juga melibatkan pelatihan dan transfer pengetahuan kepada masyarakat agar mampu mengelola teknologi secara mandiri.
“Kami ingin menjembatani kesenjangan antara hasil riset kampus dan kebutuhan riil masyarakat, agar inovasi tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi hadir di tengah masyarakat sebagai solusi,” tuturnya.