By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Ismail Marzuki, Maestro Musik Pembangkit Semangat Perjuangan
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Ismail Marzuki, Maestro Musik Pembangkit Semangat Perjuangan
Profil

Ismail Marzuki, Maestro Musik Pembangkit Semangat Perjuangan

Achmad Aristyan
Last updated: 24/12/2024 12:36
Achmad Aristyan
Share
Sosok Ismail Marzuki, seorang komposer dari Indonesia. Foto: wikimedia commons
SHARE

Ismail Marzuki, seorang maestro musik Indonesia, lahir pada 11 Mei 1914 di Jakarta dari keluarga berkecukupan. Meskipun ayahnya, Marzuki, menginginkan Ismail menjadi pegawai kantoran, bakat musik Ismail tidak dapat dibendung.  

Menurut buku “Seabad Ismail Marzuki” karya Ninok Leksono, ayahnya memastikan Ismail mendapatkan pendidikan terbaik di HIS dan MULO, sekolah untuk golongan elit pribumi. Selain itu, Ismail juga belajar di madrasah untuk memperdalam pendidikan agamanya. 

Namun, minatnya pada dunia musik mulai terlihat saat ia memilih pekerjaan sebagai penjual alat musik dan piringan hitam/vinyl, meninggalkan karier kasir pilihan ayahnya. Sejak kecil, Ismail memang akrab dengan musik.

Ayahnya, seorang kolektor piringan hitam, tanpa sadar menanamkan kecintaan pada musik dalam diri Ismail. Profesi sebagai penjual piringan hitam memberikan Ismail ruang untuk mendalami dunia musik sekaligus mempertemukannya dengan para musisi ternama. 

Salah satunya adalah Hugo Dumas, pemimpin orkes “Lief Java”, yang kemudian mengundang Ismail bergabung. Dalam orkes ini, Ismail berperan sebagai pemain alat musik, penyanyi, hingga pencipta aransemen lagu. 

Namun, ia lebih memilih menciptakan lagu yang menjadi identitasnya sebagai musisi. Antara 1945 hingga 1949, periode paling produktifnya, Ismail menciptakan banyak lagu yang terinspirasi dari perjuangan bangsa dan kehidupan sehari-hari.  

Karya yang Menentang Waktu

Melansir dari Wikipedia, Ismail Marzuki telah menciptakan lebih dari 200 lagu yang hingga kini masih dinyanyikan lintas generasi. Lagu-lagu perjuangan seperti “Sepasang Mata Bola” dan “Selamat Datang Pahlawan Muda” menjadi simbol semangat nasionalisme. 

Lagu “Sepasang Mata Bola” misalnya, terinspirasi dari perjalanan Ismail ke Yogyakarta saat masa perjuangan kemerdekaan. Liriknya yang sederhana namun penuh makna menggambarkan suasana zaman dengan lugas.  

Di samping tema perjuangan, Ismail juga dikenal melalui lagu bertema asmara seperti “Rindu Lukisan” dan “Juwita Malam”. Lagu-lagu ini kerap diaransemen ulang musisi dari berbagai generasi, menunjukkan relevansi karya Ismail di tengah perkembangan zaman.  

Salah satu karya legendarisnya, “Hari Lebaran”, menjadi lagu wajib setiap Idulfitri. Liriknya tak hanya menyuarakan kebahagiaan, tetapi juga pesan moral, seperti menghindari korupsi, yang mencerminkan kepedulian Ismail terhadap kondisi bangsa.  

Penghargaan dan Warisan

Semangat Ismail yang anti-kolonialisme membuatnya dikagumi tokoh-tokoh nasional, termasuk Soekarno yang menganugerahinya Bintang Jasa Wijaya Kusuma. Karya Ismail tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana menyampaikan kritik sosial dan semangat perjuangan. 

Ismail Marzuki adalah bukti bahwa musik mampu menjadi jembatan antara seni, perjuangan, dan kehidupan sosial. Warisannya abadi, menginspirasi generasi demi generasi untuk terus mencintai budaya Indonesia.  (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Hanung Bramantyo : Sutradara Box Office dan Film Kontroversial

Doel Sumbang, Kembali Terkenal Setelah Viral

Peran Guru dalam Menanamkan Nilai Budaya dan Karakter Siswa di SD N 2 Ngadikusuman

Warisan Mochtar Lubis untuk Sastra dan Media Indonesia  

Kisah Perjalanan Maestro Seni Raden Saleh, Sang Pelukis Raja

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Mencari Manfaat di Pemandian Air Panas Ie Seuum Aceh Besar
Next Article seni Kentrung Kemeriahan Seni Kentrung, Sastra Lisan Diiringi Tetabuhan
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?