Di tengah arus modernisasi dan pesatnya perkembangan teknologi, SD N 2 Ngadikusuman tetap teguh mengenalkan budaya lokal melalui pendidikan. Melalui tenaga pendidik, sekolah ini berkomitmen mengintegrasikan nilai-nilai budaya tradisional dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Berdiri sejak 1 Desember 1984, SD N 2 Ngadikusuman terletak di Capar, Ngadikusuman, Kecamatan Kertek, Wonosobo. Sekolah ini mencetak generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia, dan berkarakter pancasila sesuai dengan Visi dan Misi.
Pelestarian Budaya Melalui Ekstrakurikuler
Tak hanya fokus pada pendidikan, SD Negeri 2 Ngadikusuman juga mengenalkan budaya kepada anak-anak. Salah satu caranya melalui kegiatan ekstrakurikuler musik calung dan tari. Melalui ekstra tari, anak-anak dikenalkan berbagai tarian khas lokal, seperti Tari Lengger, Tari Kuda Kepang, dan lainnya.
Selain itu, sekolah juga memperkenalkan alat musik tradisional seperti angklung dan calung sebagai media ekspresi siswa. Akhmad Hermanto, Guru Penjas yang juga memiliki tanggung jawab tambahan sebagai pembina ekstrakurikuler calung.
Hermanto, mengungkapkan bahwa motivasinya dalam membina ekstrakurikuler musik calon berangkat dari pentingnya mengenalkan dan melatih koordinasi musikal kepada siswa sejak dini. Ia juga menambahkan bahwa ekstra ini perlu dilaksanakan untuk mengenalkan musik tradisional ke anak-anak.
“Untuk ekstra seperti musik calon ini kalau menurut saya itu harus di support, harus dilaksanakan, agar anak-anak itu terbiasa dengan musik-musiknya dan mengenal kebudayaan-kebudayaan. Jadi anak itu perlu sekali untuk mengenal musik-musik tradisional.” katanya.

Latihan musik ini rutin dilaksanakan setiap hari Sabtu. Dalam sesi latihan, siswa diajarkan berbagai elemen dasar musik, termasuk ketukan dan pola irama khas musik calon.
Para peserta akan berlatih secara bergiliran, hingga semua siswa mampu memainkan bagian masing-masing dan menggabungkannya menjadi satu kesatuan musik. Biasanya, hasil latihan ini akan ditampilkan dalam kegiatan tahunan sekolah seperti Market Day.
Anto menilai, kehadiran ekstrakurikuler musik tradisional di sekolah dasar dapat menjadi peluang besar dalam memperkenalkan budaya kepada generasi muda. Ia berharap kegiatan ini terus didukung agar siswa tidak hanya mengenal budaya modern, tetapi juga memahami dan mencintai warisan budaya lokal.
Baca juga: SD Negeri 2 Ngadikusuman, Sekolah Adiwiyata dan Pelestari Budaya Lokal
Pelestarian Budaya Melalui Pembelajaran
Senada dengan semangat pelestarian budaya, Riwantiningsih, guru kelas VI di SD Negeri 2 Ngadikusuman, juga memiliki cara tersendiri dalam mengenalkan budaya kepada siswa. Dalam kesehariannya, ia menyisipkan unsur budaya dalam pembelajaran.
“Saya sisipkan dalam pembelajaran, biasanya melalui gambar. Misalnya seperti tarian daerah atau misalnya itu sebuah penayangan film. Saya tayangkan film atau videonya” ujarnya.
Disamping itu, ia juga membiasakan siswa pada budaya berbahasa, terutama bahasa Jawa Krama Halus. “ Misalnya pada hari Jumat, anak diwajibkan untuk berbahasa Jawa halus. Kami sebagai guru biasanya mengawali dengan berbicara bahasa Krama halus Karena kalau hanya di pelajaran saja anak mudah lupa.” jelas Riwantiningsih.
Baca juga: Peran Guru SD N 2 Karangduwur Kalikajar dalam Menjaga Nilai Budaya dan Religiusitas
Tak hanya itu, dalam upayanya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menerapkan Riwantinigsih menerapkan berbagai metode pembelajaran aktif seperti bermain peran, belajar di luar kelas, atau berbasis proyek.
Baik Akhamd Hermanto dan Riwantiningsing, sebagai tenaga pendidik, mereka berharap agar sekolah dapat mencetak siswa yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang baik serta mencintai budaya bangsanya.
Pendidikan karakter dan budaya, menurut mereka, adalah pondasi penting untuk membentuk generasi masa depan yang berintegritas dan beridentitas kuat.