By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tari Lenggang Nyai Betawi, Kisah Perjuangan Nyai Dasimah
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Tari Lenggang Nyai Betawi, Kisah Perjuangan Nyai Dasimah
Warisan Budaya

Tari Lenggang Nyai Betawi, Kisah Perjuangan Nyai Dasimah

Achmad Aristyan
Last updated: 06/01/2025 05:05
Achmad Aristyan
Share
Tari Lenggang Nyai dari Betawi yang menggambarkan kisah hidup Nyai Dasimah. Foto: Wikimedia Commons/Fery Hartono
SHARE

Jakarta, sebagai tanah leluhur orang Betawi, sejak lama menjadi kawasan yang dipenuhi dengan keberagaman suku dan etnis yang datang dari berbagai penjuru Nusantara.

Berbagai kelompok yang datang dengan kepentingannya masing-masing berbaur dengan masyarakat Betawi, menciptakan suatu bentuk akulturasi budaya yang khas. 

Proses ini kemudian melahirkan seni dan tradisi yang unik, salah satunya adalah Tari Lenggang Nyai.

Tari Perjuangan Wanita

Melansir dari Kumparan, Tari Lenggang Nyai, meskipun belum berusia lama, telah menjadi salah satu seni tradisi Betawi yang banyak dikenal, selain ondel-ondel. Tari ini diciptakan Wiwiek Widiastuti terinspirasi perjuangan gadis Betawi bernama Nyai Dasimah. 

Kisah hidup Nyai Dasimah mencerminkan pergolakan batin seorang wanita yang terjebak dalam dilema antara memilih pasangan hidup yang sesuai dengan kehendaknya atau mengikuti harapan keluarga dan tradisi.

Gerakan Tari Lenggang Nyai

Dilansir dari journal.unnes.ac.id, Nyai Dasimah dilanda kegalauan saat harus memilih antara dua pilihan hidup yaitu seorang pemuda Indonesia atau pemuda Belanda.

Setelah memutuskan untuk menikah dengan pemuda Belanda, Nyai Dasimah justru mengalami pengekangan dan perlakuan tidak menyenangkan dari suaminya. 

Pemberontakan dan perjuangan untuk mendapatkan kebebasan dan haknya sebagai seorang wanita yang dapat menentukan pilihannya inilah yang menginspirasi diciptakannya Tari Lenggang Nyai.

Musik Gambang Kromong

Secara umum, gerakan Lenggang Nyai menggambarkan keluwesan namun tetap mantap. Tari ini mencerminkan perasaan galau seorang gadis yang bingung menghadapi keputusan hidup, dengan gerakan yang bermakna kebimbangan. 

Namun, di sisi lain, gerakan ini juga mencerminkan keceriaan dan kebebasan tentang perasaan seseorang yang akhirnya mampu menentukan sikap hidupnya sendiri dengan penuh keyakinan.

Tari Lenggang Nyai, seperti tari tradisi Betawi lainnya, tidak terlepas dari iringan musik gambang kromong yang khas. 

Musik ini memberikan nuansa yang hidup, menggambarkan suasana hati dan semangat perjuangan yang terdapat dalam kisah Nyai Dasimah.

Baca juga:Tari Maengket Simbolisasi Syukur dalam Budaya Minahasa

Kostum Bernuansa Pecinan

Dalam segi kostum, tarian ini kental dengan pengaruh budaya Pecinan, terlihat dari warna-warna cerah yang mendominasi busana serta tutup kepala yang menyerupai kebudayaan Tionghoa. 

Kostum ini menjadi simbol dari akulturasi budaya yang tercipta di Jakarta, di mana berbagai elemen budaya saling mempengaruhi dan melahirkan sebuah karya seni yang unik.

Tari Lenggang Nyai pun dianggap menjadi simbol perjuangan seorang wanita dalam menentukan pilihannya di tengah konflik budaya dan sosial. 

Melalui gerakannya yang luwes dan penuh makna, tari ini mengingatkan kita akan pentingnya kebebasan dan hak individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Belanda Kembalikan Lagi Artefak Sejarah Indonesia

Ini Alasan Menyantap Mi Aceh Selalu Bikin Ketagihan

Seni Gaok, Kesenian Membaca Puisi Sunda dari Majalengka

Gunongan, Bukti Cinta Sultan Iskandar Muda kepada Putri Pahang

Lomba Perahu Naga, Tradisi Penuh Sejarah di Hari Raya Peh Cun

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Kisah Si Pitung, Legenda Pahlawan Betawi Penentang Penindasan
Next Article Kue Kembang Goyang Betawi, Camilan yang Tak Lekang Waktu
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?