By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Menelisik Ajaran Unik Komunitas Samin Sedulur Sikep di Blora
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Menelisik Ajaran Unik Komunitas Samin Sedulur Sikep di Blora
Warisan Budaya

Menelisik Ajaran Unik Komunitas Samin Sedulur Sikep di Blora

Achmad Aristyan
Last updated: 17/01/2025 10:58
Achmad Aristyan
Share
Komunitas Sedulur Sikep sedang mengadakan Ruwat Agung. Foto: blorakab.go.id
SHARE

Komunitas Sedulur Sikep, dikenal sebagai Orang Samin, merupakan kelompok masyarakat adat di Blora, Jawa Tengah, yang memegang ajaran yang dikembangkan Samin Surosentiko.

Ajaran ini muncul sebagai respon terhadap dominasi kolonial Belanda dan eksploitasi kapitalisme pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.  

Ajaran Samin: Hidup Sederhana dan Bermartabat  

Melansir dari blorakab.go.id, ajaran utama Samin berfokus pada prinsip kehidupan sederhana, kejujuran, dan kebebasan dari ikatan luar, termasuk menolak otoritas negara. Beberapa nilai yang mereka junjung tinggi antara lain:  

  1. Urip (hidup): Terbagi dua elemen yaitu manusia (wong) dan kebutuhan pokok (sandang pangan).  
  2. Tujuan aktivitas manusia: Semua kegiatan diarahkan pada tatane wong (melahirkan generasi manusia) dan toto nggaoto (mengolah pangan dan sandang).  
  3. Janji dan kejujuran: Memegang teguh janji dan menghindari pengkhianatan terhadap orang lain.  
  4. Pandangan terhadap negara dan agama: Ajaran Samin menolak konsep negara, pajak, strata sosial (kawulo-gusti), bahkan konsep Tuhan dan neraka dalam agama konvensional.  

Baca juga:vSejarah Blora, Dari Kadipaten Jipang hingga Gerakan Samin

Tradisi Pernikahan dan Kehidupan Sosial  

Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, dalam tradisi Samin, pernikahan hanya membutuhkan persetujuan dan kesaksian orang tua tanpa melibatkan naib atau Kantor Urusan Agama (KUA).

Pandangan ini menegaskan penolakan mereka terhadap struktur formal.  

Komunitas Sedulur Sikep memiliki kebiasaan yang unik dan berbeda dari masyarakat pada umumnya. Mereka memilih untuk tidak bersekolah dan tidak mengenakan peci, melainkan kain yang diikatkan di kepala sebagai penutup. 

Pakaian khas mereka terdiri dari baju lengan panjang tanpa kerah dan celana hitam komprang yang panjangnya hanya sebatas lutut. Sebagai bentuk penolakan terhadap kapitalisme, komunitas ini juga pantang untuk berdagang. 

Selain itu, mereka menjunjung tinggi prinsip monogami dan tidak mempraktikkan poligami.

Hukum Adat dalam Sedulur Sikep  

Melansir dari regional.kompas.com, masyarakat Sedulur Sikep mengatur kehidupan mereka berdasarkan tiga prinsip hukum adat yang dikenal sebagai:  

  1. Angger-angger praktikel: Aturan tentang tindakan sehari-hari.  
  2. Angger-angger pangucap: Hukum terkait ucapan atau komunikasi.  
  3. Angger-angger lakonana: Ketentuan tentang apa yang harus dijalankan dalam kehidupan.  

Isolasi dan Penolakan terhadap Hukum Negara  

Komunitas Sedulur Sikep cenderung hidup terisolasi dan menolak hukum ketatanegaraan. Mereka mengembangkan aturan dan nilai-nilai yang lebih relevan dengan kebutuhan komunitas, mencerminkan perlawanan mereka terhadap kolonialisme dan kapitalisme.  

Meskipun jumlahnya tidak banyak, ajaran dan gaya hidup Sedulur Sikep tetap lestari hingga saat ini. Sebagai salah satu warisan budaya lokal yang kaya makna, komunitas ini memberikan gambaran unik tentang keberagaman budaya dan kearifan lokal di Indonesia. 

You Might Also Like

Batik Garutan Enggan Ditelan Zaman

Gambang Semarang, Kolaborasi Apik Musik, Tari dan Humor

Kerajinan Perak Kotagede, Memadukan Tradisi dan Inovasi

Melihat Kejayaan Cirebon di Gedung Pusaka Keraton Kanoman

Celempung, Alat Musik Bambu Khas Sunda

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Pemkab Wonosobo-KJW Gelar Mini Soccer Peringati Hari Pers
Next Article Gaet Wisatawan Australia, TransNusa Buka Rute Denpasar-Perth
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?