Museum La Galigo, berada di Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Museum ini menyimpan koleksi lengkap peninggalan, mulai dari jaman prasejarah hingga revolusi kemerdekaan.
Museum Sulawesi Selatan diberi nama “La Galigo” atas saran seorang seniman, karena nama ini sangat terkenal di kalangan masyarakat Sulawesi Selatan. La Galigo merujuk karya sastra klasik berbahasa Bugis bernama Surek La Galigo.
La Galigo adalah tokoh mitologi Bugis. Sosoknya adalah hasil pernikahan dengan WeCudai Daeng Risompa dari Kerajaan Cina Wajo. Setelah dewasa, La Galigo diangkat menjadi Pajung Lolo (Raja Muda) di Kerajaan Luwu pada abad ke-14.
Sejarah Berdirinya Museum La Galigo
Berdirinya Museum La Galigo bermula dari “Celebes Museum”.
Museum pertama di Sulawesi Selatan ini didirikan pada tahun 1938 oleh Pemerintah Hindia Belanda. Awalnya berlokasi di Benteng Ujung Pandang (Fort Rotterdam) di Gedung No.2.
Menjelang kedatangan Jepang, Celebes Museum menempati tiga gedung: Gedung No.2, No.5, dan No.8. Gedung No.5.
Selama pendudukan Jepang, aktivitas museum terhenti dan baru dirintis kembali budayawan setelah pembubaran Negara Indonesia Timur. Museum didirikan kembali pada tahun 1966.
Tahun 1970, melalui surat keputusan Gubernur, museum resmi berdiri dengan nama Museum La Galigo. Di era otonomi, nama museum berubah menjadi UPTD Museum La Galigo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan.
Baca juga: Menelusuri Pusaka Warisan Budaya di Museum Keris Nusantara
Koleksi Museum La Galigo Makassar
Museum ini memiliki koleksi sebanyak 4999 buah. Koleksinya terdiri dari objek prasejarah, numismatik, keramik asing, sejarah, dan naskah. Terdapat juga koleksi etnografi serta peninggalan kerajaan-kerajaan lokal dan objek bersejarah.
Koleksi yang bisa dinikmati pengunjung terbagi dalam dua gedung, yaitu Gedung No. 2 dan Gedung No. 10. Berikut adalah detail koleksinya berdasarkan gedung:
Ruang Pameran Gedung No. 2
- Lantai 1:
- Ruang 1: Menampilkan koleksi tentang manusia, termasuk maket Benteng Rotterdam, bahan bangunan benteng, peta lokasi benteng Kerajaan Gowa, dan foto-foto Benteng Rotterdam.
- Ruang 2 dan 3: Fokus pada masa prasejarah dengan diorama kehidupan manusia dan koleksi alat-alat batu, fosil, dan benda-benda arkeologi lainnya.
- Ruang 4 dan 5: Memamerkan artefak dari masa Hindu-Buddha, seperti arca, replika candi, dan nisan dari Sulawesi Selatan.
- Ruang 6: Menyajikan koleksi numismatika, termasuk mata uang dari masa kerajaan Hindu-Buddha hingga uang kertas zaman modern.
- Ruang 11 dan 12: Menampilkan keramik asing dari berbagai dinasti dan era, serta peta lokasi penemuan keramik di Sulawesi Selatan.
- Lantai 2:
- Ruang 7: Koleksi foto pahlawan Sulawesi Selatan, peralatan perang, dan struktur pemerintahan adat.
- Ruang 8: Fokus pada Kerajaan Luwu dengan berbagai benda kerajaan seperti tempat tidur raja, peralatan makan, dan bendera kerajaan.
- Ruang 9: Menampilkan koleksi dari Kerajaan Bone, termasuk bendera kerajaan, senjata, dan naskah kuno.
- Ruang 10: Koleksi peninggalan Kerajaan Gowa, seperti senjata, peralatan kerajaan, dan naskah perjanjian Bongaya.
Ruang Pameran Gedung No. 10
- Lantai 1:
- Ruang 1: Menampilkan miniatur perahu, peta, dan rumah adat dari Sulawesi Selatan.
- Ruang 2: Koleksi peralatan bahari seperti perahu tradisional dan jala.
- Ruang 6: Pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia serta alat musik tradisional Sulawesi Selatan.
- Ruang 7: Koleksi tentang Islam, termasuk lukisan Syekh Yusuf dan Al-Quran tulisan tangan.
- Lantai 2:
- Ruang 3: Koleksi teknologi tradisional seperti peralatan pertanian dan pengolahan padi.
- Ruang 4: Menampilkan alat-alat penempaan besi, tenun tradisional, dan hasil-hasilnya.
- Ruang 5: Koleksi pakaian pengantin adat Sulawesi Selatan dengan diorama peralatan perkawinan.
Museum La Galigo bertujuan untuk menunjukkan kekayaan budaya dan sejarah Sulawesi Selatan, dari masa prasejarah hingga tradisi tenun dan kehidupan kerajaan. Bagi Anda yang berwisata ke Makassar, pastikan berkunjung ke Museum ini.