Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Wonosobo menggelar Ceremony Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 di Gedung Sasana Adipura Kencana pada Selasa (25/2/2025). Acara ini mengusung tema Kolaborasi Untuk Indonesia Bersih, yang bertujuan untuk memperkuat sinergi dalam upaya pengurangan dan penanganan sampah secara berkelanjutan.
Peringatan HPSN sendiri pertama kali dicanangkan pada tahun 2006 sebagai refleksi atas tragedi longsor sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, yang terjadi pada 21 Februari 2005 dan menelan korban lebih dari 150 jiwa.
Wakil Bupati Wonosobo, Amir Husein, menegaskan pentingnya pengelolaan sampah yang lebih baik dan berkelanjutan.
“Sejarah mencatat bahwa peringatan HPSN pertama kali dicanangkan pada tahun 2006 dan diperingati setiap tanggal 21 Februari, sebagai refleksi atas tragedi longsor sampah di TPA Leuwigajah yang merenggut lebih dari 150 korban jiwa. Peristiwa ini mengingatkan kita akan pentingnya sistem pengelolaan sampah yang lebih baik dan berkelanjutan,” ujarnya.
Amir Husein juga menyoroti capaian pengelolaan sampah di Kabupaten Wonosobo pada 2024.
“Data dari Dinas Lingkungan Hidup menunjukkan bahwa tingkat penanganan sampah mencapai 15,27% dan pengurangan sampah 35,75%. Meski angka pengurangan sampah telah melampaui target nasional 30%, tantangan besar tetap ada untuk mencapai target penanganan sampah 70% pada 2025. Karena itu, diperlukan upaya dan kolaborasi lebih intensif dari berbagai pihak,” jelasnya.
Ia berharap pemanfaatan infrastruktur pengelolaan sampah yang telah tersedia di beberapa titik Kabupaten Wonosobo dapat dioptimalkan untuk meningkatkan efektivitas pengurangan sampah.
Kolaborasi dari Berbagai Pihak
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Wonosobo, Dyah Retno Sulistyowati, menekankan bahwa peran aktif seluruh elemen masyarakat sangat penting dalam pengelolaan sampah.
“Tema untuk Hari Peduli Sampah Nasional ini adalah Kolaborasi untuk Indonesia Bersih. Jadi kita berharap di Kabupaten Wonosobo kolaborasi dengan seluruh lini bisa menjadikan sampah sebagai salah satu inovasi dalam pembangunan. Penyelesaian sampah harus dimulai dari diri sendiri, lingkungan terdekat, dan keluarga. Pilah sampah dari rumah, manfaatkan sampah yang bisa digunakan kembali, sehingga kita menghasilkan residu yang minim,” tuturnya.
Dyah Retno juga menyoroti keterlibatan berbagai pihak, termasuk BUMN, BUMD, swasta, dan komunitas peduli lingkungan.
“Sampah bukan hanya tanggung jawab Dinas Lingkungan Hidup, tetapi semua individu dan unit kegiatan usaha bertanggung jawab atas pengelolaannya. Kami ingin mengkolaborasikan satu sinergi dalam pengelolaan sampah secara baik,” imbuhnya.
Ali, perwakilan dari komunitas Dieng Bersih sekaligus peserta acara HPSN 2025, juga menegaskan pentingnya kesadaran kolektif dalam menjaga lingkungan.
“Kegiatan berbasis lingkungan seperti ini perlu kolaborasi dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, komunitas, NGO, hingga anak-anak sekolah. Harapannya, HPSN ini dapat menjadi pengingat tahunan bahwa TPA kita sudah banyak yang overload dan ini menjadi problem bersama, bukan hanya pemerintah. Kita semua memproduksi sampah, jadi harus turut bertanggung jawab dalam pengelolaannya,” kata Ali.
Rangkaian Kegiatan HPSN 2025

Dalam peringatan HPSN 2025, berbagai kegiatan telah diselenggarakan. Beberapa di antaranya adalah aksi bersih di sekitar Pendopo dan Alun-alun Wonosobo serta penandatanganan Kolaborasi Lingkungan.
Selain itu, terdapat Lomba Stand Inovasi Pengolahan Sampah dan peragaan pengelolaan sampah sederhana. Acara ini juga menampilkan penayangan video aksi bersih. Sebagai bentuk apresiasi, panitia membagikan doorprize kepada peserta.
Melalui rangkaian kegiatan HPSN 2025, Pemerintah Kabupaten Wonosobo berharap kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah semakin meningkat dan berkontribusi dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan.