By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Megalitikum di Negeri Seribu Megalit, Misteri Warisan Peradaban
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Pariwisata > Megalitikum di Negeri Seribu Megalit, Misteri Warisan Peradaban
Pariwisata

Megalitikum di Negeri Seribu Megalit, Misteri Warisan Peradaban

Ridwan
Last updated: 26/09/2024 07:43
Ridwan
Share
4 Min Read
SHARE

Sulawesi Tengah, dengan julukan Negeri Seribu Megalit, menyimpan jejak peradaban pra-aksara yang unik dan misterius. Batu-batu besar tersebar di lembah-lembahnya menjadi saksi bisu sejarah ribuan tahun lalu. Sisa-sisa peninggalan budaya batu besar lain terserak di sejumlah kawasan di Nusantara

Provinsi seluas 61.841 kilometer persegi itu menyimpan kisah peradaban batu zaman megalitikum. Peneliti Belanda dan Amerika Serikat, Albertus Christian Kruyt dan Nicolas Adriani mengungkap awal mula peninggalan megalitik di Sulteng melalui karya ilmiahnya Van Poso naar Parigi en Lindoe (1898).

Penjelajah alam bersaudara asal Swiss, Paul Benedict Sarasin dan Karl Friedrich Sarasin juga datang ke Sulteng era 1893–1903 dan menuangkan pengalamannya dalam buku Reisen in Celebes. Penelitian demi menguak peninggalan batu besar dari era di 3.000 tahun lampau itu dilakukan juga Harry Cushier Raven dari Amerika Serikat dan peneliti Swedia, Walter Kaudern.

Raven melalui bukunya The Stone Images and Vats of Central Sulawesi (1926) menceritakan perjalanannya ke Sulteng (1917). Selama setahun, Raven meneliti batu-batu megalit, di Lembah Bada hingga ke wilayang batu besar lainnya di Sulteng seperti Behoa, Napu, dan Tomabulopi. Peneliti ini, mampu menghasilkan diagram dan foto-foto megalit yang bagus yang termuat di bukunya.

Namun dokumentasi lebih lengkap dicatat arkeolog terkemuka Indonesia, Dwi Yani Yuniawati Umar pada 2013 dengan berhasil mengidentifikasi 1.466 megalit dari 83 situs. Sebagian besar ditemui pada kawasan biosfer Lore Lindu. Dwi juga menemukan tulang-tulang yang terkubur di Situs Wineki yang berdasarkan penanggalan karbon, usia temuan itu berasal dari tahun 2531-1416 Sebelum Masehi.

Salah satu ikon megalit terkenal adalah Palindo (Watu Palindo) di Lembah Bada. Patung setinggi 4,5 meter ini disebut sebagai representasi penduduk mitologis pertama dari desa Sepe yang bernama Tosaloge. Bersama Batu Gajah (Sumatra Selatan) dan sarkofagus (Bali), Palindo pernah dicetak dalam seri prangko saat berlangsung Pameran Filateli Internasional di London, Inggris pada 1980.

Baca Juga: Sanankerto, Desa Wisata Di Tengah Kota

Megalitikum Sulteng Masih Misterius

Antropolog budaya Amerika Serikat, Martin Gray melalui jurnal daring Sacred Sites mengakui, keunikan peninggalan batu besar di Sulteng sebagai salah satu misteri arkeologi terhebat di dunia. Hal ini karena sulit menelusuri batu-batu misterius. Di sisi lain, peradaban manusia di pulau Sulawesi baru didiami pertama kali manusia kemungkinan sekitar 50.000 hingga 30.000 tahun lampau.

Gray yang juga gemar fotografi mengungkap adanya ratusan artefak batu besar di Lembah Napu, Besoa, dan Bada dalam Taman Nasional Lore Lindu, Sulteng. Bentuknya beraneka rupa, mulai dari silinder patung atau batu rata dengan tanda cawan berukuran 2 kaki hingga 15 kaki. Sedangkan setiap patung dibuat tanpa kaki dengan kepala besar dan aneh atau hiasan geometrik yang abstrak.

Ia menyebut batu misterius itu mirip batu besar purba di Taman Arkeologi San Augustin, Kolombia. peninggalan purbakala di Sulteng disebutnya yang tertua di dunia bersama di Pulau Paskah di Chile.

Batu-batu besar itu menyebar di Desa Watunonju, Bangga, Tulo, dan Pevunu di Kabupaten Sigi. Bentuknya seperti lumpang dari batu putih mengandung partikel kristal putih dan tembikar berhias.

Kemudian menhir, kubur batu, dan lumpang berjumlah 312 benda di Lembah Napu dan 824 megalit di Lembah Behoa dan 330 lainnya di Lembah Bada. Sedangkan di Situs Pokekea terdapat 103 benda megalit berupa gerabah batu, kalamba dan tutupnya, arca batu, altar, dulang, dan makam batu.

Pemerintah Provinsi Sulteng pada 2023, kemudian mencanangkan daerahnya sebagai Negeri Seribu Megalit. Pencanangannya dilakukan Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Palu pada 3 Oktober 2023 lalu.

Gubernur Sulteng (Saat Itu) Rusdy Mastura, berharap, pencanangan sebagai Negeri Seribu Megalit akan mempercepat penetapan kawasan megalitikum sebagai Warisan Dunia (World Heritage) oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). (Foto dan artikel diolah dari Indonesia.go.id)

You Might Also Like

Destinasi Rekreasi dan Sejarah di Kawasan Wisata Wagos Gresik

Presiden Jokowi Soroti Pariwisata Laut Alor yang Luar Biasa

Menyaksikan Dari Dekat Keelokan Gunung Selok di Cilacap

Es Cendol Elizabeth, Setia Dengan Cita Rasa

Merasakan Sensasi Wisata Alam Talaga Putih di Garut

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Paket Wisata Banyuwangi-Bali Barat dan Utara Diluncurkan
Next Article Belanda Kembalikan Lagi Artefak Sejarah Indonesia
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?