By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Wisata Budaya dan Sejarah di Desa Limbo Wolio, Kota Baubau
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Wisata Budaya dan Sejarah di Desa Limbo Wolio, Kota Baubau
Warisan Budaya

Wisata Budaya dan Sejarah di Desa Limbo Wolio, Kota Baubau

Ridwan
Last updated: 17/01/2025 16:23
Ridwan
Share
3 Min Read
Benteng Wolio, diakui Museum Rekor Indonesia (MURI) dan Guinness World Records tahun 2006 sebagai “Benteng Terluas di Dunia.”. Foto: shutterstock/ardiyantoekho
SHARE

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama sejumlah kementerian dan lembaga lainnya pernah menyelenggarakan Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2022.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong semangat dan harapan dalam pengembangan pariwisata Indonesia. Dalam proses kurasi, terpilih 50 Desa Wisata Terbaik, dan salah satunya adalah Desa Wisata Limbo Wolio.

Desa yang terletak di kawasan Benteng Keraton Kesultanan Buton (Benteng Wolio), Kota Baubau, Sulawesi Tenggara ini memiliki potensi wisata yang sangat besar.

Keberadaan benteng terbesar di dunia menjadikan Desa Wisata Limbo Wolio sebagai destinasi unggulan di Kota Baubau.

Baca juga: Benteng Keraton Buton, Bangunan Pertahanan Terluas di Dunia

  1. Benteng Wolio: Keajaiban Sejarah

Benteng Wolio, yang membentang seluas sekitar 23,3 hektare, diakui oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) dan Guinness World Records pada tahun 2006 sebagai “Benteng Terluas di Dunia.”

Selain luas dan megah, benteng ini menyimpan sejarah yang kaya.

Benteng ini dibangun oleh Raja Buton III, La Sangaji (yang juga dikenal sebagai Kaimuddin) pada abad ke-16. Awalnya, benteng ini terdiri dari tumpukan batu karst yang mengelilingi kompleks istana.

Namun, saat pemerintahan Raja Buton IV, La Elangi atau Dayanu Ikhsanuddin, struktur tersebut diubah menjadi bangunan permanen dengan menggunakan campuran putih telur, pasir, dan kapur.

Benteng Wolio memiliki 12 pintu gerbang atau “Lawa” dan 16 tempat meriam (Badili). Selain itu, terdapat pula 4 boka-boka (bastion berbentuk bulat), batu tondo (tembok keliling), parit, dan berbagai persenjataan lainnya.

Meski terletak di puncak bukit dengan lereng terjal, Benteng Wolio tetap berdiri kokoh dan mampu menghindari ancaman musuh selama lebih dari empat abad.

  1. Daya Tarik Wisata di Desa Wisata Limbo Wolio

Di sekitar Benteng Wolio, pengunjung dapat melakukan ziarah dan memberikan penghormatan kepada Sultan Murhum, yang memiliki jasa besar bagi masyarakat. Aktivitas wisata ziarah ini dikenal dengan nama “Santiago.”

Namun, daya tarik Desa Wisata Limbo Wolio tidak hanya terletak pada bentengnya.

Pengunjung juga dapat mengunjungi Masjid Agung Kesultanan Buton, yang didirikan pada masa pemerintahan Sultan Buton VI, Lakilaponto, atau Sultan Murhum Kaimuddin Khalifatul Khamis.

Masjid ini sarat akan makna simbolis, seperti 17 anak tangga yang melambangkan jumlah rakaat salat, bedug sepanjang 99 cm yang melambangkan asmaul husna, dan 33 pasak sesuai jumlah tasbih.

Selain itu, terdapat tradisi Pekande-kandea, yang merupakan acara makan-makan khas.

Dalam acara ini, seorang gadis berpakaian adat Buton akan menyuapi tamu yang hadir, sekaligus berfungsi sebagai ajang pelestarian budaya dan mencari jodoh.

Dengan segala keunikan dan kekayaan budayanya, Desa Wisata Limbo Wolio menawarkan pengalaman yang menarik dan mendalam bagi setiap pengunjung. (Achmad Aristyan – Sumber: Kemenparekraf.go.id)

You Might Also Like

Kuliner Wonosobo Bucu Pendem, Ayam Panggang Utuh dalam Nasi

Noken, Warisan Budaya Papua Menanti Sentuhan Generasi Muda

Kisah Dibalik Corak Keindahan Batik Lasem

Mengenal Aneka Produk Kriya Khas Tasikmalaya Yang Memesona

Kolaborasi Musik, Tari dan Religi dalam Rampak Bedug Banten

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Campervan, Tren Liburan Keluarga Menggembirakan
Next Article Jelajah Alam, Budaya dan Kuliner Terbaik di Likupang
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?