By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Legenda Banjarnegara, Kisah Masa Lalu dan Hari Ini
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Legenda Banjarnegara, Kisah Masa Lalu dan Hari Ini
Cerita Rakyat

Legenda Banjarnegara, Kisah Masa Lalu dan Hari Ini

Ridwan
Last updated: 11/10/2024 07:51
Ridwan
Share
4 Min Read
Foto: Unsplash/OJES
SHARE

Banjarnegara, sebuah kota yang terletak strategis di antara beberapa kota besar di Jawa Tengah, dikelilingi oleh Wonosobo di timur, Purbalingga di barat, Kebumen di selatan, serta Batang dan Pekalongan di utara. Sejarah kota ini berawal dari perjalanan seorang tokoh kharismatik bernama Kyai Maliu. Dengan penuh keyakinan, beliau menelusuri hutan, gunung, dan lembah selama berhari-hari, mencari tempat yang tepat untuk mendirikan pondok. Meskipun rasa lelah dan haus terus menghantui, tekadnya tidak surut.

Perjalanan Kyai Maliu membawanya ke sebuah tempat di dekat Kali Merawu, yang pemandangan alamnya begitu mempesona. “Apakah ini tempat yang selama ini kucari?” gumamnya dalam hati. Tanah di sekitar Kali Merawu membentang berbanjar, dikelilingi oleh keindahan pegunungan Kendeng yang sejuk. Merasa inilah tempat yang tepat, Kyai Maliu segera mendirikan sebuah pondok indah di tepi sungai tersebut, tepat di sekitar lokasi yang kini dikenal sebagai Jembatan Clangap. 

Kyai Maliu, yang dikenal berperangai baik, jujur, tekun, dan disiplin, segera mendapatkan penghormatan dari masyarakat di sekitarnya. Tak lama kemudian, daerah di sekitar pondoknya berkembang menjadi sebuah desa yang tertata rapi dan bersih, berkat teladan yang diberikan oleh Kyai Maliu.

Suatu hari, Kyai Maliu mengumpulkan warga di padepokan untuk bermusyawarah. Setelah mengucapkan terima kasih atas kehadiran mereka, Kyai Maliu mengangkat satu pertanyaan penting: “Apakah kalian sudah merasa nyaman tinggal di sini?” Setelah mendapat konfirmasi dari seluruh warga, Kyai Maliu melanjutkan, “Tempat ini belum memiliki nama, dan saya ingin kita bersama-sama menentukan nama yang tepat.” Setelah banyak perdebatan dan usulan, Kyai Maliu mengusulkan nama “Banjar” berdasarkan bentuk tanah yang berundak dan berbanjar sepanjang aliran sungai. Usulan ini disepakati oleh semua warga, dan Kyai Maliu diangkat sebagai pemimpin desa, yang kemudian dikenal sebagai Kyai Ageng Maliu Petinggi Banjar.

Di bawah kepemimpinannya, desa Banjar berkembang pesat, terutama di bidang pertanian. Desa ini dikenal sebagai lumbung padi yang mampu memenuhi kebutuhan pangan di wilayah sekitarnya. Selain itu, kehidupan beragama juga tumbuh subur, dengan masjid-masjid yang tidak hanya digunakan sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat bermusyawarah untuk berbagai urusan desa. Segala kegiatan, mulai dari penanaman padi hingga panen, dilakukan secara gotong royong dengan semangat kekeluargaan.

Pada suatu waktu, tiga tamu istimewa datang mengunjungi pondok Kyai Ageng Maliu. Mereka adalah Giri Wasiyat, Prapen, dan Giri Pit, putra Sunan Giri dari Gresik. Setelah menyambut tamunya dengan hangat, Kyai Ageng Maliu merasa terhormat dengan kedatangan para ulama tersebut. Dalam diskusi yang terjadi, Giri Wasiyat menekankan pentingnya mengamalkan ilmu yang dimiliki untuk kemaslahatan orang lain, sesuai ajaran yang diwariskan oleh Nabi Muhammad. 

Kehadiran tamu-tamu agung tersebut mempererat hubungan antara Kyai Ageng Maliu dan ulama besar dari Gresik. Bahkan, untuk memperkokoh persahabatan, Giri Wasiyat menghadiahkan putrinya, Nyai Barep, untuk dinikahkan dengan Kyai Ageng Maliu. Setelah pernikahan itu, Kyai Ageng Maliu bersama istrinya terus melanjutkan dakwah dan membina masyarakat di desa Banjar, baik dalam bidang keagamaan maupun pertanian. Desa tersebut kemudian berkembang menjadi pusat perdagangan yang ramai, dan akhirnya menjadi sebuah kadipaten yang dikenal dengan nama Banjar Watu Lembu. Lokasi pusat pemerintahan kemudian dipindahkan ke sebelah selatan Kali Merawu, dan wilayah tersebut kini dikenal sebagai Kota Banjarnegara.

Banjarnegara berasal dari dua kata, yaitu “Banjar” yang berarti sawah atau tanah yang luas, dan “Negara” yang berarti kota. Dengan demikian, kota ini awalnya didirikan di atas lahan pertanian yang luas dan datar, menjadi pusat pemerintahan yang terus berkembang hingga sekarang. (Achmad Aristyan – Sumber: budaya-indonesia.org)

You Might Also Like

Watu Maladong, Batu Sakti Pembawa Kesuburan di Sumba

Asal-Usul Danau Maninjau, Akhir Kisah Kasih Tak Sampai

Dua Mahapatih Legendaris Majapahit, Mpu Nambi dan Gajah Mada

Legenda Putri Mambang Linau, Cerita Rakyat Bengkalis, Riau

Legenda Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari, Cerita Rakyat Widodaren

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Eksotisme Desa Wisata Umbul Jumprit Di Kabupaten Temanggung
Next Article legenda ndaung Legenda Ular Ndaung, Cerita Rakyat Bengkulu
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?