Tim Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jatim, akhirnya selesai melakukan ekskavasi ketiga Candi Kesiman, Kabupaten Pasuruan akhir November 2024 lalu. Sejumlah benda bersejarah ditemukan dalam proses penggalian antara lain puluhan artefak, struktur batu dan arca, kepala kala hingga batu sudut berornamen tokoh.
Penemuan benda bersejarah ini merupakan yang kesekian kalinya dan menambah panjang daftar kekayaan sejarah di daerah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Di Kecamatan Gempol, misalnya, ditemukan banyak jejak berkaitan dengan peninggalan Kerajaan Majapahit. Tak hanya dikenal sebagai salah satu cikal bakal berdirinya Kabupaten Pasuruan, wilayah ini juga menyimpan banyak situs bersejarah yang menarik untuk ditelusuri.
Melansir dari pasuruankab.go.id, salah satu situs yang paling terkenal adalah Candi Belahan atau Candi Sumbertetek di Desa Wonosunyo. Candi ini terkenal dengan patung Dewi Sri dan Dewi Laksmi yang mengalirkan air dan tempat yang memiliki daya tarik wisata religi. Candi ini menjadi bukti kuat jejak peradaban Majapahit yang pernah ada di kawasan ini.
Baca juga: Candi Muaro Jambi, Situs Terbesar di Sumatera
Candi Kebo Ireng
Namun, selain Candi Belahan, masih ada beberapa situs bersejarah lainnya yang baru-baru ini ditemukan, memberikan lebih banyak wawasan mengenai sejarah dan kebudayaan yang berkembang di daerah ini pada masa lampau.
Di tahun 202, ada dua temuan penting yang berhasil ditemukan di Kecamatan Gempol, yakni Candi Kebo Ireng dan struktur batu bata kuno di Dusun Blimbing, Desa Bulusari.
Candi Kebo Ireng di Dusun Keboireng, Desa Ngerong, menjadi temuan terbesar di Gempol. Candi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1983, namun baru dilakukan ekskavasi tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur beberapa tahun setelahnya.
Sebelum ditemukan, candi ini hanya berupa gundukan tanah yang dipenuhi dengan pohon bambu. Masyarakat setempat, seperti Pawiji, pemilik tanah tempat candi ditemukan, tidak menyadari di bahwa tanahnya menyimpan situs bersejarah.
Setelah dilakukan penggalian, ditemukan sejumlah benda purbakala berharga. Di antaranya adalah batu kepala kala, tiga buah candi pewara, fragmen arca, tembikar, ukel, dan genting.
Baca juga: Kembalinya Candi Lumbung Magelang ke Desa Sengi
Selain itu, keping uang Cina (kepeng) dan beberapa batu runtuhan yang memiliki relief binatang, manusia, dan flora juga ditemukan, memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan masyarakat pada zaman Majapahit.
Candi ini dinamakan “Kebo Ireng” karena diambil dari nama seorang tokoh terhormat di desa itu. Berdasarkan penuturan Pawiji, konon, dulu ada orang yang sangat dihormati di daerah itu, dan namanya kemudian dijadikan sebagai nama dusun.
Candi ini diperkirakan merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit, karena ditemukan batu berlambangkan Surya Majapahit di dalam bangunan candi. Ekskavasi awal juga mengungkapkan bahwa candi ini memiliki gaya arsitektur Tantrayana, yang khas pada masa Majapahit.

Peradaban Majapahit
Selain Candi Kebo Ireng, penemuan lainnya di Dusun Blimbing, Desa Bulusari, di mana ditemukan struktur batu bata kuno. Penemuan ini menambah daftar situs bersejarah di Kecamatan Gempol dan memberikan gambaran tentang peradaban yang ada di wilayah itu pada zaman dahulu.
Walaupun detail lebih lanjut mengenai struktur ini masih dalam tahap penelitian, temuan ini menunjukkan bahwa Gempol menyimpan lebih banyak situs yang belum sepenuhnya terungkap.
Candi Kebo Ireng, meskipun terletak jauh dari jalan utama desa dan minimnya papan petunjuk, memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata budaya dan edukasi.
Daya tarik situs seperti Candi Kebo Ireng dan Candi Belahan bisa menjadi jembatan mempelajari sejarah Kerajaan Majapahit dan memperkenalkan warisan budaya Jawa Timur ke masyarakat luas.