By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Affandi, Pelukis Maestro dengan 2000 Lukisan
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Affandi, Pelukis Maestro dengan 2000 Lukisan
Profil

Affandi, Pelukis Maestro dengan 2000 Lukisan

Ridwan
Last updated: 07/11/2024 03:36
Ridwan
Share
3 Min Read
SHARE
 Indonesia pernah memiliki maestro lukis bernama Affandi Koesema. Pelukis Affandi namanya terkenal hingga ke Mancangera. Pelukis kelahiran Cirebon, Jawa Barat tahun 1907 ini dikenal sebagai seniman otodidak yang ekpresi kreasinya tidak terikat aturan umum seni lukis. Hasilnya, goresan karya-karya Affandi di kanvas sangatlah khas.
Affandi lahir saat kolonial Belanda berkuasa di Indonesia namun mendapatkan pendidikan cukup tinggi setelah pindah ke Batavia (Sekarang Jakarta). Ini karena ayahnya memiliki posisi tinggi sebagai asisten inspeksi sebuah pabrik gula.
Pada tahun 1930, Affandi di pindah ke Bandung dan menikah tiga tahun kemudian. Affandi pun memulai kiprahnya di dunia lukis dengan menjadi guru gambar di sekolah, petugas pengecek tiket bioskop, serta melukis iklan di film.
Di Bandung, Affandi membentuk kelompok seniman bernama Kelompok Lima Bandung bersama Barli, Hendra Gunawan, Sudarso dan Wahdi untuk memperkuat studi mereka dalam dunia seni. Saat Jepang berkuasa di Indonesia seikra tahun 1943, Affandi justru mampu mengadakan pameran lukis pertama di Jakarta.
Saat Indonesia merdeka di tahun 1945, Affandi bersama sejumlah seniman lukis lainnya aktif membuat poster-poster propaganda bertema perjuangan dan perlawanan terhadap penjajah Belanda.
Visual Poster perjuangan “Boeng, Ajo Boeng”(1945) karya Affandi yang memperlihatkan gaya ekpresionisme (Foto: Instagram Affandi_museum)
Tahun 1949, Pelukis Affandi mendapat beasiswa dari pemerintah India untuk belajar di Universitas Rabindranth Tagore. Selama 3 tahun, Affandi berada di India menggelar berbagai pameran lukis dan mengikuti pameran di sekumlah negar Eropa. Presiden Indonesia saat itu, Soekarno lantas memgirim surat terimakasih kepada Affandi karena telah berjasa meningkatkan profil budaya Indonesia.
Karya Potret Diri
Kiprah Affandi di dunia lukis Indonesia kian bersinar hingga dia kerap mewakili dalam kompetisi Internasional dan mendapatkan penghargaan. Gelar Doktor Kehormatan didapatkan Affandi dari Universitas Singapura, Penghargaan Perdamaian dari Norwegia, ditetapkan sebagai Maestro Agung dari kota Venezia, Italia serta menunaikan ibadah haji atas undangan Raja Arab Saudi.
Hingga kini banyak pihak menilai lukisan Affandi sebagai aliran ekspresionisme. Namun Affandi menyebut alirannya Humanisme karena karyanya mayoritas terkait potret diri, kehidupan sosial dan keluarga. Teknik melukis Affandi pun unik karena menumpahkan cat langsung ke atas kanvas dan membuat lukisan dengan sapuan jarinya tanpa memggunakan kuas.
Kontribusinya pada dunia seni lukis Indonesia mengantarkannya menjadi ketua IAPA sebuah badan seni internasional di bawah UNESCO untuk Indonesia, mendapatkan penghargaan Anugerah Seni dan medali Emas dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Bintang Jasa Utama daei Presiden tahun 1977 . Affandi pun ditetapkan sebagai anggota seumur hidup Akademi Jakarta.
23 Mei 1990, sang maestro lukis Indonesia ini berpulang di depan museumnya yang menyimpan karya dan peninggalannya berlokasi di kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Sedikitnya 300 karya Affandi dipamerkan di museum ini. Namun semasa hidupnya, Pelukis Affandi diketahui telah menghasilkan 2000 lukisan. (Foto: Instagram affandi_museum)

You Might Also Like

Iko Uwais, Dari Atlet Pencak Silat hingga Aktor Laga Dunia

Balon Bugel dan Semangat Lestari Budaya di Festival Mudik 2025

Sunan Drajat, Jejak Dakwah Kehidupan Sosial di Lamongan

Mengenang “Dalang Setan” Ki Manteb Soedharsono

Radhar Panca Dahana, Sang Sastrawan Pemberontak

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article I Nyoman Nuarta, Arsitek Istana Garuda Ikon IKN
Next Article 5 Destinasi Wisata Prioritas Alirkan Jutaan Turis Ke Indonesia
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Kota Tua Padang
Kawasan Kota Tua Padang Direvitalisasi, Siap Jadi Destinasi Wisata Kelas Dunia
Berita 22/05/2025
Talang Londo
Talang Londo: Wisata Sejarah Bernuansa Belanda di Magelang
Pariwisata 22/05/2025
wamenpar
Wamenpar Tegaskan Pungli Tak Boleh Terjadi di Destinasi Wisata
Berita 22/05/2025
Sistem Penerimaan Murid Baru
Kemendikdasmen Resmi Terapkan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk Tahun Ajaran 2025/2026
Berita 22/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?