By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Jejak Karya Sastrawan dan Pujangga Acep Zamzam Noor
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Jejak Karya Sastrawan dan Pujangga Acep Zamzam Noor
Profil

Jejak Karya Sastrawan dan Pujangga Acep Zamzam Noor

Anisa Kurniawati
Last updated: 28/01/2025 03:23
Anisa Kurniawati
Share
Pujangga Indonesia Acep Zamzam Noor. Foto: Tangkapan layar Youtube Komunitas Cermin Tasikmalaya
SHARE

Acep Zamzam Noor, salah satu pujangga ternama dengan karya-karyanya yang banyak menarik atensi para pegiat maupun para pembaca karya sastra Indonesia.

Pujangga terkemuka Sapardi Djoko Damono menyebut Acep Zamzam Noor sebagai penyair yang akrab dengan alam pedesaaan seperti terungkap dalam karyanya “Cipasung” yang disebutnya sebagai sajak yang berhasil.

Karya Bernuansa Islam dan Kehidupan Sunda

Acep bernama lengkap Muhammad Zamzam Noor Ilyas. Lahir 28 Februari 1960 di Tasikmalaya, Jawa Barat, putra sulung ulama kharismatis dari Pondok Pesantren Cipasung. Semasa kecil hingga remaja ia menghabiskan waktunya di pesantren. 

Meski ayahnya seorang ulama Nahdlatul Ulama yang terkenal di Jawa Barat, Acep tidak mengikuti jejak ayahnya dengan lebih menekuni jalur kesenian sebagai jalan hidupnya.

Bakat menulis Acep tampak saat ia duduk di bangku SMP. Dia sering menulis puisi dengan menggunakan bahasa Sunda maupun Indonesia. Dalam berkarya, tulisannya banyak yang bernuansa Islam serta kehidupan masyarakat Sunda.

Berada di lingkungan pondok pesantren,  membuat nuansa keislaman dalam karyanya sangat terasa.

Setelah menamatkan bangku SMA di Pondok Pesantren As-Syafi’iyah, Jakarta, Acep melanjutkan kuliah di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.

Tahun 1991—1993, Acep mendapat beasiswa dari pemerintah Italia untuk belajar di Universitas Stranieri, Perugia, Italia.

Baca juga: Andrea Hirata, Sosok Sentral di Balik Novel Laskar Pelangi

Produktif Berkarya Sejak Belia

Tulisan Acep bertebaran di sejumlah media antara lain Pikiran Rakyat, Horison, Kalam, Dewan Sastra, Republika, Kompas, dan Media Indonesia.

Karya Acep kental bernuansa islami dan Sunda. Misalkan dalam puisinya berjudul “Cipasung,” yang menggambarkan suasana desa yang tenang dan damai dengan suasana islami.

Sejumlah sajaknya telah diterbitkan dalam bentuk kumpulan sajak antara lain Tamparlah Mukaku! (1982), Aku Kini Doa (1996), Di Luar Kata (1996), Di Atas Umbira (1999), Jalan Menuju Rumahku (2004), Dayeuh Matapoe yang merupakan kumpulan sajak Sunda. 

Beberapa sajaknya hadir dalam antologi bersama penyair lain, seperti Tonggak 4 (1987), Dari Negeri Poci (1994), Ketika Kata Ketika Warna (1995), dan Napas Gunung (2004).

Beberapa esai telah ditulisnya, antara lain “Pesantren, Santri, dan Puisi” yang dimuat dalam Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia.

Salah satu karya Acep Zamzam Noor, Gema Tanpa Suara (2022).

Baca juga: Jejak Karya Bapak Sastra Indonesia Taufiq Ismail

Setia Berkarya di Dunia Sastra

Acep juga mendirikan Sanggar Sastra Tasik dan Komunitas Azan, di Pondok Pesantren Cipasung. Komunitas bergerak dalam pembinaan dan pemasyarakatan sastra, kesenian dan kebudayaan. 

Di sanggar itulah, Acep meluangkan waktunya untuk melukis. Melukis dan menulis puisi merupakan satu kesatuan bagi Acep. Di sela-sela kesibukan menulis puisi ia mengikuti pameran lukis.

Pada tahun 1986, ia mengikuti Fourth ASEAN Youth Painting Workshop and Exhibition di Manila, Filipina. Dia juga pernah 10th Asian International Art Exhibition di Singapura, serta workshop dan pameran seni grafis di Grafisch Atelier Utrecht, Belanda. 

Acep pernah memamerkan karya lukisannya dan membacakan puisinya di Festival Seni Ipoh II, Malaysia, pada tahun 1997. Dalam kariernya, Acep Zamzam Noor banyak meraih penghargaan.

Dari Lembaga Basa Jeung Sastra Sunda, ia memperoleh hadiah sastra dua kali, tahun 1991 dan 1993. 

Pada tahun 2001 dengan kumpulan puisinya Di Luar Kata, ia memperoleh Penghargaan Penulisan Karya Sastra dari Pusat Bahasa, Departeman Pendidikan Nasional.

Selanjutnya tahun 2005 ia memperoleh The SEA Write Awards dari Kerajaan Thailand untuk kumpulan sajaknya Jalan Menuju Rumahmu dan beberapa penghargaan lainnya. 

Puisinya juga  telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Belanda dan bahasa Prancis.

Di samping menulis puisi, Acep Zam Zam Noor sampai sekarang masih aktif dalam pameran lukisan, baik di dalam maupun luar negeri, seperti di Singapura, Filipina, Belanda, dan Malaysia. Karya terbarunya antara lain kumpulan puisi Dari Kota Hujan (2024) dan Gema Tanpa Sahutan (2022). (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Perjalanan H.M. Lukminto Membangun PT Sritex Hingga Mendunia

Dicky Chandra : Dari Wakil Bupati ke Kursi Wakil Walikota

Legenda Drumband Prajurit Canka Lokananta Memukau India

Christine Hakim, Legenda Hidup Perfilman Indonesia

Rusmeni, Pengusaha Rebung di Desa Timbang: Memanfaatkan Potensi Alam untuk Kesejahteraan

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Legenda Dewi Laras dan Mitos Gua Ngerong Tuban
Next Article wajit tasimalaya Cerita Di Balik Manisnya Wajit Khas Tasikmalaya
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?