Andrea Hirata, dikenal sebagai penulis novel Laskar Pelangi yang sangat populer di Indonesia sepanjang tahun 2006-2007. Setelah itu menyusul novel Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov yang merupakan bagian dari tetralogi Laskar Pelangi.
Memiliki nama lengkap Andrea Hirata Seman Said Harun, penulis ini lahir di Belitong, 24 Oktober 1967. Putra keempat dari pasangan Seman Said Harun dan NA. Masturah ini banyak menghabiskan masa kecilnya di Belitong. Baru kemudian setelah lulus SMA, ia merantau ke Jakarta untuk melanjutkan studinya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Setelah lulus dari UI, ia mendapat beasiswa dari Uni Eropa untuk mengambil gelar master di Universite de Paris Sorbonne, Perancis serta Sheffield Hallam University, di Inggris. Tesisnya di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut.
Bahkan, Tesisnya diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia dan menjadi buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi Ilmiah.
Baca juga: Doel Sumbang, Kembali Terkenal Setelah Viral
Nama Andrea Hirata dikenal publik setelah ia menerbitkan buku pertamanya yang berjudul Laskar Pelangi. Sebenarnya novel tersebut bukan karya perdana Andrea. Sebelumnya ia telah menulis sebuah buku ilmiah berjudul The Science of Business.
Novel Laskar Pelangi memuat kisah masa kecilnya saat bersekolah di Belitung. Laskar Pelangi dimaksudkan sebagai ucapan terima kasih dan penghargaan kepada guru dan para sahabatnya, Ibu Halimah dan Bapak Harfan Effendi, serta 10 sahabat masa kecilnya yang disebut Kelompok “Laskar Pelangi”.
Dilansir dari laman tokoh.id, naskah tersebut diambil oleh sahabatnya dan tanpa sepengetahuannya diserahkan kepada penerbit Bentang yang kemudian diterbitkan pada tahun 2005. Tanpa diduga, novel tersebut menjadi populer dan berhasil terjual ratusan ribu eksemplar.
Fenomena Laskar Pelangi sampai ke negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Singapura, dan Myanmar yang ditandai dengan terbitnya novel tersebut dalam bahasa Melayu. Di Malaysia sendiri, buku ini termasuk sebagai buku best seller.
Hingga saat ini novel Laskar Pelangi tercatat sebagai novel sastra Indonesia terlaris sepanjang masa. Novel ini sendiri telah diterjemahkan ke dalam sekitar 40 bahasa asing, diterbitkan dalam 22 bahasa dan diedarkan lebih dari 130 negara. Laskar Pelangi juga menjadi novel pertama yang mendapat agency dari luar negeri yaitu Amer and Asia co.Ltd
Berkat kesuksesan tersebut, film ini diangkat ke layar lebar dengan menggandeng Riri Riza sebagai sutradara dan Mira Lesmana sebagai produser. Film ini dirilis tahun 2008 dan sempat menjadi tontonan wajib bagi anak sekolah pada masanya.
Baca juga: Giring Ganesha, Dari Vokalis Nidji Ke Kursi Menteri
Pada Februari 2011, film ini juga ditampilkan versi drama musikal yang ditampilkan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Indonesia. Di tahun yang sama juga diadaptasi dalam bentuk serial yang ditayangkan di SCTV dengan 15 episode.
Setelah kesuksesan Laskar Pelangi, terciptalah Sang Pemimpi, sekuel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, kemudian berikutnya Edensor dan Maryamah Karpov yang masih berkisah tentang dunia pendidikan namun dibumbui dengan aksi petualangan.
Buku ketiga, Edensor, bahkan masuk nominasi Khatulistiwa Literary Award 2007 untuk kategori prosa. Pada pertengahan 2010, Andrea meluncurkan novel pertama dari dwilogi berjudul Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas. Beberapa novel karyanya yang lain adalah Ayah( 2011), Sebelas Patriot (2011), Sirkus Pohon (2017), Orang-Orang Biasa (2019), Guru Aini (2020), Buku Besar Peminum Kopi (2020), dan lainnya.
Di samping menulis, Andrea Hirata juga mendirikan Museum Kata yang berada di Jl Raya Laskar Pelangi, No., 7, Gantong, Belitung Timur. Di dalam museum tersebut berisi karya sastra, lukisan dan seni lainnya. Tujuan dibuat museum tersebut selain untuk mengenang perjalanan laskar pelangi dan karya sastra Andrea Hirata juga untuk memperkenalkan sastra dan perkembangannya baik di dunia maupun di Indonesia.
(Sumber: tokoh.id dan sumber lainnya)