By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Baayun Maulid, Seremoni Mengayun Bayi Jadi Tradisi
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Baayun Maulid, Seremoni Mengayun Bayi Jadi Tradisi
Tradisi

Baayun Maulid, Seremoni Mengayun Bayi Jadi Tradisi

Ridwan
Last updated: 27/09/2024 02:46
Ridwan
Share
3 Min Read
SHARE

Tradisi Baayun Maulid, salah satu tradisi unik masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan kembali akan segera digelar. Di tahun sebelumnya, tradisi ini diikuti ratusan orangtua dan bayi mungilnya.

 

Saat ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum Lambung masih membuka pendaftaran bagi masyarakat yang ingin mengikuti tradisi Baayun Maulid. Acara rencananya digelar 3 Oktober 2024  mendatang di halaman Museum Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

Kepala Museum Lambung Mangkurat Provinsi Kalimantan Selatan, M. Taufik Akbar menyatakan, tradisi digelar untuk memeriahkan festival gerbang nusantara sekaligus melestarikan satu tradisi adat Kalimantan Selatan sesuai dengan arahan Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor.

 

“Kegiatan merupakan hasil kolaborasi antara Kemendikbuduristek RI dengan Pemprov Kalsel sebagai upaya pengenalan kepada generasi muda,” katanya di Banjarbaru, Selasa (24/9/2024) seperti dikutip dari Infopublik.id.

 

Akbar menuturkan tenggat waktu pendaftaran peserta Baayun Maulid diperpanjang hingga 1 Oktober 2024. Warga yang berminat bisa langsung berkunjung ke Museum Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

 

Perpanjangan pendaftaran ini dilakukan agar seluruh lapisan masyarakat dapat berkontribusi dalam memeriahkan festival Baayun Maulid.

 

“Acara ini tidak dipungut biaya, jadi masyarakat bisa langsung datang ke Museum untuk mendaftarkan diri dari yang muda hingga dewasa,”imbuhnya.

 

Tidak hanya festival tradisi, Pemprov Kalsel juga juga menyediakan ribuan aneka jajanan khas daerah Kalsel. “Jadi sembari meliat orang Baayun Maulid, masyarakat juga bisa mencicipi kuliner yang sudah kami sediakan,” tambahnya.

 

Tradisi Mengayun Bayi

 

Baayun Maulid sudah menjadi tradisi yang mengalir dari generasi ke generasi di kehidupan masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan.

 

Tradisi ini merupakan kegiatan mengayun bayi atau anak sambil membaca syair Maulid. Baayun Maulid dilaksanakan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Tujuannya, agar generasi penerus masyarakat Banjar saat sudah dewasa bisa mengikuti keteladanan Nabi Muhammad SAW serta berbakti kepada kedua orang tua.

 

Sementara ayunan yang  diperlukan dalam Baayun Maulid dibuat dari kain sarung wanita atau (tapih bahalai) yang ujungnya diikat dengan tali/pengait. Kain ayunan terdiri dari tiga lapis. Lapisan paling atas berupa kain sarigading atau sasirangan (kain tenun khas Banjar).

Ayunan kemudian dihias dengan janur pohon nipah atau enau, dan pohon kelapa, buah pisang, kue cucur, kue cincin, ketupat, dan hiasan lainnya.

Selain menyiapakan ayunan, untuk mengikuti tradisi ini harus menyiapkan syarat untuk upacara yang disebut piduduk. Syatat ini terdiri dari 3,5 liter beras, gula merah, dan garam (untuk anak laki-laki), serta sedikit garam ditambah minyak goreng (untuk anak perempuan).

Tradisi ini disebut bermula dari KecamatanTapin Utara – khususnya desa Banua Halat) yang kemudian berkembang ke selueuh Kalimantan Selatan. Baayun Maulid kemudian dianggap konversi antara agama orang Dayak di Banua Halat, yang awalnya menganut kepercayaan Kaharingan dan kemudian memeluk agama Islam. (Foto: Ist)

You Might Also Like

Peran Sentral Perempuan dalam Kenduri Sko Suku Kerinci

Uma Lengge, Rumah Suku Mbojo Yang Tahan Gempa

Tari Grebeg Wiratama, Simbol Perjuangan Seorang Prajurit

Warisan Lisan Bernuansa Sufisme dalam Tradisi Syiir Madura

Tradisi Ojong: Atraksi Adu Ketangkasan dengan Cambuk Rotan

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Cagar Budaya Cagak Anim Kembali Berdiri Di Tridadi
Next Article Membayangkan ‘Niagara’ Di Grojokan Sewu
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?