By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Kuliner Wonosobo Bucu Pendem, Ayam Panggang Utuh dalam Nasi
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Kuliner Wonosobo Bucu Pendem, Ayam Panggang Utuh dalam Nasi
Warisan Budaya

Kuliner Wonosobo Bucu Pendem, Ayam Panggang Utuh dalam Nasi

Anisa Kurniawati
Last updated: 14/05/2025 10:03
Anisa Kurniawati
Share
kuliner wonosobo
Bucu Pendem yang sudah dibagikan, berisi ayam panggang dan nasi gurih. Foto: Anisa
SHARE

Kuliner Wonosobo dikenal beragam dan memiliki keunikannya masing-masing. Salah kuliner tradisional unik yaitu Bucu Pendem yang berasal dari Desa Erorejo, Kecamatan Wadaslintang, Wonosobo.

Tradisi merayakan sebuah acara  dengan makan nasi tumpeng mungkin sudah biasa. Namun berbeda dengan Desa Erorejo yang menyajikan kuliner Bucu Pendem.

Kata Bucu sendiri memiliki makna nasi yang dibentuk kerucut atau lebih dikenal dengan istilah tumpeng. Sedangkan pendem berasal dari bahasa Jawa yang artinya terpendam. Secara harfiah, bucu pendem adalah sajian nasi yang di dalamnya terdapat ayam panggang utuh.

Makna Filosofi Bucu Pendem

Bucu Pendem biasanya disajikan ketika terdapat acara-acara hajatan, selamatan, atau acara adat lainnya. Secara keseluruhan hidangan ini memiliki makna filosofi yang mendalam. Misalkan mulai dari ayam panggang yang digunakan harus jenis ayam jengger (Ayam jantan yang belum menjadi jago).

Menurut Tri, salah satu tokoh masyarakat Desa Erorejo, menjelaskan bahwa pemilihan ayam jengger ini sebagai simbol yang melambangkan keberanian dan semangat. Uniknya ketika dimasak bagian paruhnya diikat dengan serai.

Artinya kita sebagai manusia harus selalu menjaga lisan agar selamat dunia dan akhirat. Kemudian bagian kaki ayam juga ditekuk sebagai wujud syukur kepada Tuhan. Di dalam nasi juga terdapat serundeng yang terbuat dari kelapa.

Pohon kelapa sendiri dari akar, buah, pohon, sampai daunnya semua berguna. Sehingga ketika manusia hidup hendaknya dapat bermanfaat bagi orang lain. Keunikan lainnya yaitu ayam panggang itu dipendam dalam nasi. Sehingga hanya menampakkan nasinya saja.

“Dipendem itu termasuk untuk rendah diri. Jadi dilihat dari luar hanya bucu, tapi begitu kita buka isinya ternyata mewah juga, ada dagingnya. Mewah dalam bentuk daging, dalam bentuk rasa, dalam bentuk filosofi” jelas Tri.

kuliner wonosobo
Proses pembuatan bucu pendem. Foto: Kuswanto

Dalam acara selamatan atau hajatan, setelah doa bersama selesai kemudian nasi bucu yang masih berbentuk ditumpahkan ke atas daun pisang. Lalu, nasi tersebut dibagi rata kepada semua yang hadir. Sehingga semuanya mendapatkan bagian yang sama.

Menurut Tri, tradisi Bucu Pendem perlahan mulai menghilang. Hal ini karena disebabkan perkembangan zaman dan perubahan generasi. Tri berharap supaya tradisi seperti ini terus dilestarikan karena merupakan identitas bangsa.

“Pelestarian itu memang biasanya hilang seiring perkembangan zaman dan perubahan generasi. Maka dari itu, di sini untuk acara-acara tentu masih menggunakan tradisi ini. Selain itu, kita juga melestarikan ke generasi selanjutnya supaya tidak hilang.” Tri melanjutkan.

“Maka dari itu, dengan adanya tradisi baik yang terus dilestarikan, kita berharap nanti generasi muda juga akan menemukan nilai-nilai baik dari tradisi yang sudah ada.” pungkas Tri.

You Might Also Like

Kesenian Wayang Timplong yang Kini Mulai Terpinggirkan

Simbol Kreativitas Kuliner Khas Indonesia Dalam Sepotong Gethuk

Tari Lalatip, Seni Ketangkasan Kaki dari Kalimantan Utara

Soto Karang, Kuliner Unik dari Lereng Gunung Lawu Karanganyar

Pesan Religi Di Balik Liukan Gerak Tari Saman Aceh

TAGGED:bucu pendemkuliner wonosobotumpengwadaslintang

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article DLH Wonosobo Gelar Ceremony HPSN 2025
Next Article desa wisata Desa Wisata Mergolangu, Digadang Jadi Kawasan Lima Dieng Baru
1 Comment 1 Comment
  • Pingback: Soto Bathok, Sajian Unik dengan Tempurung Kelapa Khas Mergolangu - emmanus.com

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?