By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Budaya Minum Kopi Aceh Buka Ruang Ekonomi
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Budaya Minum Kopi Aceh Buka Ruang Ekonomi
Tradisi

Budaya Minum Kopi Aceh Buka Ruang Ekonomi

Ridwan
Last updated: 28/09/2024 03:52
Ridwan
Share
5 Min Read
SHARE

Menikmati kopi di kedai-kedai kopi Aceh sambil berdiskusi aneka topik telah menjadi gaya hidup masyarakat di Serambi Mekkah saat ini. Tak heran, bila kedai-kedai kopi  menjamur di penjuru Banda Aceh, ibu kota Provinsi Aceh.

Sejatinya, masyarakat di Bumi Rencong tak bisa dilepaskan dari budaya menyeruput kopi. Itulah mengapa kedai kopi tumbuh subur bak cendawan di musim penghujan.

Tua-muda, pekerja kantoran, orang biasa hingga pejabat silih berganti mengisi setiap sudut kedai kopi yang tersebar di Banda Aceh dan kota-kota lain di Aceh. Kedai-kedai kopi pun tak pernah kekurangan pengunjung dan tetap buka 24 jam.

Aceh merupakan rumah bagi kopi kualitas terbaik dan telah terkenal di dunia, misalnya kopi gayo dari kawasan dataran tinggi Gayo di Kabupaten Gayo Lues.

Kopi gayo berasal dari varietas kopi arabika dan telah mendapatkan Fair Trade Certified dari organisasi internasional Fair Trade, 27 Mei 2010. Specialty Coffee Association of America (SCAA) yaitu asosiasi kopi terbesar di Amerika Serikat bahkan selalu menempatkan kopi gayo pada urutan teratas dalam setiap penilaian uji cita rasa (cupping test). Rata-rata hasil cupping test kopi gayo yaitu 86–90 poin, padahal untuk dinobatkan sebagai salah satu kopi kategori specialty dari SCAA, diperlukan skor 80 poin dari penilaian pakar uji cita rasa.

Ilustrasi : Proses memilih biji kopi terbaik

Selain itu, kedai kopi di Aceh juga menyajikan kopi susu, kopi sanger, dan kopi hitam. Kopi sanger sekilas mirip kopi susu. Bedanya, komposisi gula dan susu kental manis disajikan dalam takaran tertentu sehingga aroma kopi tetap dominan. Tak hanya itu, buih dari kopi sanger muncul lebih banyak karena sebelum disajikan dikocok terlebih dulu.

Agar kualitas dan cita rasa unik, biji kopi harus melalui proses sekira 4 jam untuk mensangrai dan untuk mencapai kematangan 80 persen, biji kopi dicampur gula dan mentega dengan takaran tertentu. Setelah itu, biji kopi masak digiling hingga halus agar membangkitkan aroma kopi yang kuat, bersih, dan tidak masam.

Cara penyajian kopi Aceh di kedai-kedai kopi juga tak kalah menarik lantaran diseduh menggunakan air yang terus direbus dan terjaga titik didihnya.

Seduhan kopi tadi disaring berulang menggunakan saringan khusus terbuat dari kain yang dituangkan secara bergantian dari satu ceret ke ceret lain. Hasilnya adalah kopi yang sangat pekat, harum, dan bersih tanpa ada bubuk kopi lagi di dalam tiap seduhannya.

Sejak Akhir Abad 19

Kopi berkembang di Nusantara seiring program tanam paksa atau cultur stelsel dari kolonial Belanda ketika masyarakat diwajibkan menanam kopi pada seperlima dari luas lahan miliknya. Saat itu, Belanda membawa masuk bibit kopi robusta dan arabika ke Nusantara sejak 1696 silam.

Petani Kopi Gayo di Aceh sedang memilah biji Kopi. (Foto: Ist)

Snouck Hurgronje, orientalis Belanda yang lama berdiam di Aceh dalam bukunya “Gayo Masyarakat dan Budayanya” mengungkapkan kalau tanaman kopi sudah ada di Gayo sejak akhir abad 19.

Saat itu kopi masih berupa tanaman liar dan tidak dikembangkan secara baik. Hal itu dapat dimaklumi karena seperti dikutip dari Pepercultuur in Atjeh, tanaman lada telah lebih dulu berkembang sejak era 1515 ketika Kesultanan Aceh Darussalam berjaya.

Ribuan hektare perkebunan lada tumbuh subur di wilayah kesultanan dan menjadi komoditas perdagangan penting yang mewarnai pelabuhan-pelabuhan setempat. Hingga akhir abad 19, Kesultanan Aceh menjadi kiblat lada terbaik dunia.

Antropolog Aceh dari Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh Reza Idria, menjelaskan kebiasaan warga Aceh duduk bersama dan bercengkerama di sebuah warung sebagai ruang publik, termasuk karakteristik budaya masyarakat di pesisir Selat Malaka. Hal itulah yang membuat minum kopi menjadi bagian gaya hidup dan pranata sosial masyarakat.

Kedai-kedai kopi di Aceh lebih dulu berkembang di wilayah pesisir. Hal itu berkaitan dengan posisi Aceh sebagai titik strategis jalur perdagangan laut sehingga wilayahnya, terutama di pesisir, menjadi wadah interaksi bagi orang-orang dari berbagai latar belakang.

Dalam perkembangannya, kedai kopi tidak sekadar tempat bersosialisasi dengan kerabat. Ruang ekonomi kecil juga muncul di kedai-kedai sederhana ini, yang tak jarang terjadi transaksi jual beli seperti tanah, ternak, dan lain-lain.

Bila Anda berkunjung ke Bumi Rencong, jangan lupa untuk menyinggahi sejenak kedai-kedai kopi yang bertumbuh seantero Aceh dan rasakan nuansa berbeda yang ada di dalamnya. (Artikel diolah dari Indonesia.go.id- Foto: Ist)

You Might Also Like

Batapung Tawar, Tradisi Perayaan Kebahagiaan Keluarga Banjar

Malomkub Poadohoi, Tradisi Kumpul Keluarga di Kepulauan Sula

Baayun Maulid, Seremoni Mengayun Bayi Jadi Tradisi

Ritual Tolak Bala di Klenteng Hok Tek Tong Parakan

Desa Wisata Aeng Tong-tong, Empu Terbanyak di Dunia!

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Menparekraf Puas Dengan Sirkuit MotoGP Mandalika
Next Article Uji Nyali di Jungle Tour Pronojiwo, Lumajang
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?