By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: 9 Pantangan dan Larangan Saat Imlek yang Harus Dihindari
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > 9 Pantangan dan Larangan Saat Imlek yang Harus Dihindari
Tradisi

9 Pantangan dan Larangan Saat Imlek yang Harus Dihindari

Achmad Aristyan
Last updated: 25/01/2025 03:13
Achmad Aristyan
Share
Kemeriahan perayaan Imlek. Foto: fkdm.sukabumikota.go.id
SHARE

Perayaan Tahun Baru Imlek selalu diiringi sukacita bagi masyarakat Tionghoa. Tak hanya sekadar momen berkumpul bersama keluarga, Imlek juga dipenuhi tradisi unik yang dipercaya dapat membawa keberuntungan. 

Di balik euforia perayaan itu, terdapat sejumlah larangan yang dihindari demi memastikan rezeki tetap lancar sepanjang tahun.

Meskipun sering dianggap sebagai mitos, aturan-aturan ini telah diwariskan secara turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Imlek. 

Berikut adalah sembilan larangan yang sering dihindari saat Imlek karena diyakini bisa membawa kesialan dilansir dari travel.detik.com.  

  1. Pantang Potong dan Mencuci Rambut  

Tradisi Imlek melarang memotong rambut karena diyakini dapat “memotong” keberuntungan.

Hal yang sama berlaku untuk mencuci rambut, yang dianggap bisa menghapus rezeki. Untuk menghindarinya, orang biasanya memotong dan mencuci rambut sebelum pergantian tahun.  

  1. Tidak Menyapu dan Mencuci Baju  

Menyapu rumah di hari pertama dipercaya membuang kekayaan. Selain itu, mencuci pakaian juga tabu karena hari pertama dan kedua dipersembahkan untuk menghormati Dewa Air. 

Maka, semua pekerjaan rumah tangga dilakukan sebelum Imlek tiba.  

  1. Larangan Bekerja  

Hari pertama Imlek adalah waktu untuk bersantai dan berkumpul dengan keluarga. Bekerja pada hari ini diyakini membawa rasa lelah sepanjang tahun. 

Tak heran banyak toko milik etnis Tionghoa memilih tutup selama perayaan ini, meski hanya sehari.  

  1. Pantang Minum Obat  

Mengonsumsi obat pada hari pertama Imlek dianggap membawa sial, karena dipercaya akan membuat seseorang terus-menerus sakit sepanjang tahun. Karena itu, meskipun sedang kurang sehat, masyarakat Tionghoa tetap berusaha menjalani hari dengan ceria.  

  1. Tidak Menghabiskan Ikan  

Dalam tradisi Tionghoa, ikan melambangkan kelimpahan. Karena itu, menyisakan sebagian ikan saat makan di hari perayaan menjadi simbol keberuntungan. 

Kebiasaan ini berdasar ungkapan “nián nián yǒuyú,” artinya selalu ada kelebihan setiap tahun.  

  1. Hindari Makan Bubur  

Bubur sering dikaitkan dengan kemiskinan dalam budaya Tionghoa, karena di masa lalu makanan ini hanya dikonsumsi masyarakat kelas bawah. Menyajikan bubur saat Imlek dianggap membawa nasib buruk dan kemunduran ekonomi.  

Baca juga: Klenteng Tek Hay Kiong, Simbol Sejarah Kerukunan

  1. Pantang Membeli atau Memberi Buku  

Kata “buku” dalam bahasa Mandarin memiliki pelafalan yang mirip dengan kata “kehilangan,” sehingga membeli atau memberi buku saat Imlek dianggap bisa mengundang kesialan.

Bahkan, aktivitas ini dihindari hingga Cap Go Meh, atau 15 hari setelah Imlek.  

  1. Jangan Menjahit  

Jarum dianggap sebagai simbol ketidakberuntungan karena bisa “menusuk” kemakmuran. Karena itu, aktivitas menjahit atau pekerjaan lain yang menggunakan jarum sangat dihindari selama Imlek.  

  1. Hindari Ucapan Kasar  

Tahun Baru Imlek adalah momen penuh kebahagiaan. Ucapan kasar atau makian dianggap bisa mendatangkan energi negatif yang memengaruhi suasana sepanjang tahun. 

Karenanya, menjaga tutur kata tetap santun adalah bagian penting dari tradisi ini.  

Menghormati Tradisi Demi Keberuntungan  

Meskipun larangan-larangan ini mungkin tidak sepenuhnya masuk akal di era modern, banyak masyarakat Tionghoa yang tetap menjunjungnya sebagai bentuk penghormatan tradisi leluhur.

Larangan ini juga menjadi pengingat untuk memulai tahun dengan hal-hal positif, yang diyakini akan membawa keberuntungan dan keberkahan sepanjang tahun. (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Larung Sesaji Bumi Bukan Hanya Sebuah Tradisi

Keunikan Suku Sentani Menangkap Ikan Dengan Tradisi Bukhere

Tradisi Bebuang, Ritual Suku Bugis Hormati Leluhur

Balimau Kasai, Tradisi Mandi Air Limau di Batam

Tradisi Unik Perkawinan Dayak Meratus Masih Lestari

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Taman Nasional Gunung Rinjani Terapkan Pembayaran Nontunai
Next Article Seni Khuntulan Yogyakarta, Pentas Ekspresi Syukur dan Ibadah
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

perdagangan karbon
Indonesia Pastikan Target Perdagangan Karbon USD 65 Miliar Bukan Sekadar Angka
Video 12/05/2025
Waisak, Sejarah dan Makna Peringatan Hari Raya Buddha di Indonesia
Tradisi 12/05/2025
Fadli Zon Ajak HIPIIS Berperan dalam Kebijakan Publik
Berita 12/05/2025
Candi Borobudur di Magelang dan Perjalanan Sejarah Penemuannya
Warisan Budaya 12/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?