Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta resmi merilis penerbitan buku Toponimi Seri 3 tentang muasal nama padukuhan berjudul “Nyi Beruk Naik Gerobak ke Dawangsari” di Joglo 2, Desa Wisata Brayut Pendowoharjo, Rabu, 25 September 2024.
Peluncuran buku ini dipimpin Kepala Bidang Adat, Tradisi, Lembaga Budaya dan Seni Dinas Kebudayaan Sleman Ignatius Eko Febrianto. “Buku ini sangat penting untuk masyarakat dan bermanfaat dalam mengungkap cerita di balik nama-nama padukuhan. Sebelumnya, buku Toponimi seri 2 juga telah diadaptasi menjadi film dokumenter dan dilombakan,” ungkapnya dilansir dari Infopublik.id (28/9/2024).
Kepala Seksi Bahasa dan Sastra Kundha Kebudayaan Sleman Ita Kurniawati menjelaskan, buku memuat 30 padukuhan dan ditulis 30 penulis dari komunitas Pasbuja Kawi Merapi Sleman. Tujuannya untuk mendokumentasikan cerita lisan mengenai asal-usul penamaan padukuhan sebagai bagian dari pelestarian dan pengembangan budaya.
Saat peluncuran buku, diisi dengan bedah buku dengan moderator Wiwien Widyawati Rahayu dari FIB UGM. Narasumber yang hadir Muhammad Qadhafi membahas buku ini dari perspektif sastra, sedangkan Yulianto Ibrahim membedahnya dari sisi sejarah.
Qadhafi menyoroti bahwa buku ini disajikan dalam bentuk feature yang mengubah cerita lisan menjadi karya sastra. “Apapun dan bagaimanapun isinya yang bersumber dari cerita lisan, tetapi di kemudian hari buku ini bisa menjadi fakta, dan 100 tahun yang akan datang bisa jadi dianggap sebagai naskah kuno,” ujarnya.
Sementara itu, Yulianto Ibrahim mengklasifikasikan asal-usul nama padukuhan berdasarkan tokoh, peristiwa, serta benda-benda dan tanaman yang ada. Ia menjelaskan bahwa cerita lisan yang diingat masyarakat selalu berkaitan dengan peristiwa penting, seperti masa Brawijaya V, Sunan Kalijaga, dan Perang Diponegoro.
“Sejarah padukuhan sebagai identitas dan jati diri bangsa, dan mencerminkan sosio kultural masyarakat di dalamnya. Hal ini dapat dikembangkan sebagai aset wisata yang baik dengan menggali potensi-potensi yang ada,” pungkasnya.
Sebelumnya telah diterbitkan buku Toponimi Seri Satu dan Dua serta terbaru Topomini Tiga membahas seputar sejarah penamaan suatu padukuhan. Masing-masing ada 30 padukuhan di Sleman, jadi totalnya sudah ada 90 yang telah ditulis. Semenetara di Kabupaten Sleman ada 17 kapanewon, 86 kalurahan dan 1.212 padukuhan. (Foto: Infopublik.id)