Damarwulan merupakan seni pertunjukkan yang memadukan antara tari dan teater yang berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Cerita yang dibawakan biasanya berkisar pada hubungan antara Minak Jinggo dan Damarwulan di masa Kerajaan Majapahit dan Blambangan.
Dikenal juga dengan Teater Janger atau Jinggoan, merupakan pertunjukan rakyat yang sejenis dengan Ketoprak atau Ludruk. Memiliki konsep kesenian drama tari tradisional, dimana semua tokoh yang terkait dituntut untuk bisa menari dan berperan.
Kesenian ini merupakan akulturasi antara kebudayaan Banyuwangi dan Bali. Diberi nama Damarwulan karena berasal dari nama tokoh yang diperankan dalam kesenian ini yaitu Damarwulan.
Mengenal Tokoh Damarwulan
Dikisahkan tokoh Damarwulan adalah seorang tukang rumput dari Majapahit yang karena kepandaiannya menjadi abdi andalan Patih Loh Gender. Damarwulan kemudian mendapat tugas dari Ratu Kencana Unggu yang merupakan putri raja Majapahit untuk mengalahkan penguasa Blambangan, Menak Jinggo.
Menurut cerita, Menak Jinggo berhasil dikalahkan dengan senjata miliknya sendiri, yaitu gada Wesi Kuning. Menurut beberapa sumber, cerita dan penggambaran Menak Jinggo serta Damarwulan tersedia dalam beberapa versi.
Dalam kesenian Banyuwangi, Menak Jinggo digambarkan sebagai penguasa yang arif dan rupawan. Dia memberontak karena janji mempersunting Kencan Wungu diingkari. Meskipun akhirnya dikalahkan, ia tetap dianggap terhormat. Di lain versi, nasib Damarwulan berakhir menyedihkan. Ia dituduh berkhianat dan dihukum mati. Setelahnya, Majapahit pun dikalahkan oleh pasukan dari Kerajaan Demak Bintara.
Dalam setiap pertunjukan, dibagi dalam 4 babak dan biasanya dimainkan oleh 40 sampai 50 pemain. Dialog antar pemain dalam pertunjukan ini tersaji dalam bentuk nyanyian atau tembang Jawa.
Selain para pemain, ada pula seorang dalang yang mengatur jalannya cerita dan memberikan gambaran mengenai yang akan terjadi. Bahasa yang digunakan adalah bahasa dan juga bahasa Using saat adegan lawakan. Pertunjukan biasanya diadakan mulai jam 21.00 dan berakhir pada 04.00 dini hari.
Kesenian asal Banyuwangi ini cukup populer bagi masyarakat Jawa Timur. Biasanya ditampilkan dengan nama Kesenian Jangger. Sebagai kesenian yang diwariskan secara turun temurun, sendratari ini patut untuk dilestarikan dan diperkenalkan lebih luas lagi (Anisa Kurniawati-Berbagai sumber)