Tahun ini, Kementerian Kebudayaan membuka peluang bagi para sinematografer untuk mendapatkan pendanaan hingga Rp 2,5 miliar melalui program Dana Indonesiana.
Kebijakan baru ini menandai langkah pemerintah yang semakin inklusif dalam mendukung keberagaman ekspresi budaya.
Program Dana Indonesiana yang sudah berjalan sejak 2022 kini memasukkan kategori baru yang secara khusus menyasar pelaku industri film.
Dari empat skema besar yang tersedia, salah satunya difokuskan pada produksi kegiatan kebudayaan, yang kini juga mencakup sinema.
Baca Juga: Fadli Zon di WAVES 2025: Animasi ‘Jumbo’ Lampaui Frozen 2
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menegaskan bahwa pemerintah tidak ingin membatasi bentuk ekspresi seni yang berhak menerima dukungan.
“Tak terkecuali secara khusus buat sinema kita. Kan ada skema misalnya matching fund, untuk film-film yang syaratnya juga sudah dapat dukungan mitra dari luar (Kemenbud),” ujarnya saat peluncuran Dana Indonesiana di Jakarta, Senin (5/5/2025).
Fadli menjelaskan bahwa proses pengajuan dana tetap harus mengikuti mekanisme yang ketat dan transparan.
“Sekali lagi, (kami) bukan satu-satunya sumber (pendanaan) ya, tentu kita punya program dan kegiatan di Kemenbud supaya jadi stimulus,” tambahnya.
Menariknya, plafon dana bagi film yang lolos skema matching fund bisa mencapai angka maksimal Rp 2,5 miliar.
“Yang kemarin itu gak ada plafon atasnya untuk matching fund. Misalnya kalau sebuah film sudah dapat dukungan dari funding luar, di kami skemanya maksimum membantu Rp 2,5 miliar,” tegas Fadli Zon.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kebudayaan, Bambang Wibawarta, yang baru dilantik pada 22 April 2025, turut menjelaskan bahwa program ini tetap memiliki aturan main yang selektif.
“Tetap ada syarat dan aturan tertentu, salah satunya bukan satu-satunya kami sebagai funding,” kata Bambang dikutip dari detik.com.
Ia juga mengimbau agar program ini dimanfaatkan para sineas muda yang sedang membangun karier.
“Kita harapkan sineas-sineas yang baru muncul dan mendaftar, kalau sudah besar (terkenal) janganlah,” ucapnya tegas.
Baca Juga: Kemenkebud Buka Pendaftaran Dana Indonesiana 2025, Ini Syaratnya
Dalam kesempatan yang sama, Bambang memaparkan bahwa industri perfilman nasional mengalami pertumbuhan signifikan pada tahun lalu, dengan jumlah penonton mencapai 81 juta orang.
“Ekosistem sinema sudah jadi di Indonesia, 70 persennya generasi muda. Ekosistem inilah yang coba didorong Kementerian Kebudayaan meskipun masih kekurangan layar,” pungkasnya.
Dengan adanya dukungan langsung bagi sineas melalui Dana Indonesiana, pemerintah berharap akan lahir lebih banyak karya film yang mencerminkan identitas budaya Indonesia sekaligus mampu bersaing di kancah internasional.