By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Dari Pulau Sumba untuk Dunia: Keajaiban Tenun Ikat Sumba
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Dari Pulau Sumba untuk Dunia: Keajaiban Tenun Ikat Sumba
Warisan Budaya

Dari Pulau Sumba untuk Dunia: Keajaiban Tenun Ikat Sumba

Achmad Aristyan
Last updated: 19/02/2025 13:20
Achmad Aristyan
Share
Tenun Ikat Sumba dengan berbagai motif unik. Foto: daonlontar.blogspot.com
SHARE

Tenun Ikat Sumba adalah jenis kain tradisional berasal dari Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kain ini telah lama dikenal karena keunikan bahan yang digunakan, motif yang khas, dan proses pembuatannya yang memerlukan waktu yang sangat lama. 

Dikenal sebagai salah satu karya seni tekstil terbaik di Indonesia, tenun ikat Sumba merupakan simbol dari kebudayaan yang telah terjaga turun-temurun masyarakat Sumba, terutama para wanita.

Pulau Sumba dikenal sebagai destinasi wisata impian wisatawan dunia. Namun, meski penilaian terhadap keindahan pulau ini baru populer pada tahun 2000-an, daya tarik tenun ikat tradisionalnya sudah ada sejak berabad-abad lalu.

Hingga kini, wanita Sumba masih menjaga dan melestarikan tradisi ini dengan penuh dedikasi.

Proses Pembuatannya yang Panjang dan Rumit

Dilansir dari indonesia.go.id, pembuatan tenun ikat Sumba bukanlah pekerjaan yang bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Sebuah kain tenun berukuran lebar membutuhkan waktu hingga 4 sampai 6 bulan untuk selesai.

Proses pembuatannya melalui 42 langkah yang detail dan memerlukan ketelitian tinggi. 

Langkah-langkah ini melibatkan berbagai orang yang memiliki keterampilan khusus, yang saling bekerja sama untuk menghasilkan selembar kain yang sempurna.

Pembuatan kain dimulai dengan proses lamihi, yaitu memisahkan biji kapas dari tanaman kapas. 

Selanjutnya, kapas akan dipintal menjadi benang, kemudian benang-benang itu akan diwarnai menggunakan pewarna alami yang diperoleh dari bahan-bahan alami yang ada di sekitar pulau.

Setelah benang siap, proses selanjutnya adalah menenun benang itu dengan menggunakan alat tenun tradisional. 

Selama proses penenunan, motif yang direncanakan sebelumnya mulai terbentuk di atas kain. Tidak hanya memerlukan waktu lama, pembuatan tenun ikat Sumba juga melibatkan banyak orang. 

Satu kain ikat biasanya dikerjakan 3 hingga 10 orang yang memiliki tugas masing-masing, seperti mencari bahan, memintal benang, mewarnai benang, menenun, hingga membuat motif.

Karena itu, tidak mengherankan jika kain tenun ikat Sumba dihargai dengan harga yang relatif mahal. Setiap helai kain yang dihasilkan merupakan karya seni yang sangat bernilai.

Baca juga: Keindahan Kain Tenun Kamohu Buton Asal Sulawesi Tenggara

Keunikan Motif dan Filosofi dalam Tenun Ikat Sumba

Melansir dari budaya-data.kemdikbud.go.id, setiap motif yang ada pada kain tenun ikat Sumba memiliki makna dan filosofi yang mendalam.

Motif-motif ini sering kali menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Sumba, seperti alam sekitar, hewan, dan simbol-simbol budaya mereka. 

Motif juga melambangkan status sosial atau upacara adat seperti pernikahan atau ritual lainnya.

Motif yang paling terkenal dalam tenun ikat pulau Sumba adalah motif geometris dan bentuk-bentuk yang terinspirasi alam, seperti bunga, daun, dan hewan. 

Setiap desain memiliki ciri khas yang membedakan antara satu daerah dengan daerah lainnya di Pulau Sumba, menciptakan keanekaragaman yang sangat kaya dalam tradisi tenun ikat ini.

Menjaga Tradisi dan Meneruskan Warisan Budaya

Masyarakat Sumba, terutama wanita, memainkan peran utama dalam menjaga dan melestarikan tradisi tenun ikat.

Bagi mereka, menenun bukan hanya sekadar pekerjaan atau keterampilan, tetapi juga merupakan bagian dari identitas budaya dan spiritualitas mereka. 

Proses menenun ikat ini juga mengajarkan nilai-nilai seperti kesabaran, ketelitian, dan kerja keras.

Namun, meskipun tenun ikat Sumba memiliki nilai budaya yang sangat tinggi, tantangan besar yang dihadapi para pengrajin adalah keberlanjutan dan pemeliharaan tradisi ini. 

Saat ini, banyak generasi muda lebih tertarik pekerjaan lain, yang membuat pekerjaan sebagai penenun mulai terancam punah. Karena itu, upaya untuk mengedukasi dan menarik minat generasi muda untuk melestarikan tenun ikat menjadi sangat penting.

Nilai Ekonomi dan Peran Tenun Ikat Sumba dalam Ekonomi Lokal

Selain sebagai warisan budaya, tenun ikat Sumba juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kain tenun ini tidak hanya dijual di pasar lokal, tetapi juga dipasarkan ke luar negeri, terutama untuk para kolektor dan pecinta seni tekstil. 

Dengan harga yang bisa mencapai jutaan rupiah untuk selembar kain, tenun ikat Sumba memberikan kontribusi penting bagi perekonomian masyarakat Sumba. Keunikan kain ini juga menarik perhatian wisatawan yang datang ke Pulau Sumba. 

Banyak wisatawan yang membeli kain tenun ikat sebagai oleh-oleh atau barang koleksi. Karena itu, keberadaan tenun ikat ini menjadi salah satu daya tarik utama bagi sektor pariwisata di Pulau Sumba. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Filosofi Di Balik Batik Korpri, Simbol Pengabdian Pegawai Negeri

Tambak Karang, Lukisan Beras Alas di Ritual Festival Erau

Museum Kujang Pusaka Kampung Budaya Paseban Bogor Dibuka

Tari Suling Dewa, Tarian Pemanggil Hujan dari Lombok Utara

Penemuan Jejak Peradaban Majapahit di Gempol Pasuruan

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article 5 Rekomendasi Destinasi Wisata Berhawa Dingin di Magelang
Next Article Mengenal Komunitas Penari Penuh Energi Yokai Wotagei
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?