By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Kisah Dayang Bandir dan Sandean Raja: Antara Cinta dan Takdir
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Cerita Rakyat > Kisah Dayang Bandir dan Sandean Raja: Antara Cinta dan Takdir
Cerita Rakyat

Kisah Dayang Bandir dan Sandean Raja: Antara Cinta dan Takdir

Achmad Aristyan
Last updated: 13/01/2025 07:30
Achmad Aristyan
Share
Ilustrasi Dayang Bandir dan Sandean Raja. Tangkapan layar YouTube Dongeng Kita
SHARE

Dayang Bandir dan Sandean Raja merupakan cerita rakyat dari daerah Sumatera Utara. Kisahnya tentang sepasang kakak beradik yang menghadapi pengkhianatan, kehilangan, dan perjuangan untuk merebut kembali kerajaan mereka.

Melalui cerita ini, kita dapat belajar sekaligus melihat nilai keberanian, cinta keluarga, dan keteguhan hati dalam menghadapi penderitaan dan pertempuran.

Sejarah dan Latar Belakang

Melansir dari kanal YouTube Dongeng Kita, cerita ini bermula di sebuah kerajaan timur di daerah Sumatera Utara. Kerajaan ini dipimpin raja yang sudah meninggal, meninggalkan dua anak yatim, Sandean Raja dan Dayang Bandir. 

Sandean Raja adalah calon penerus kerajaan karena ia anak laki-laki, namun karena usianya masih muda, sementara kerajaan dipimpin Paman Kareang, saudara orang tua mereka.

Paman Kareang, yang dipercaya mengasuh kedua anak yatim itu, memiliki ambisi tersembunyi menguasai kerajaan. Namun, ia membutuhkan benda pusaka kerajaan timur untuk meraih tujuannya.

Dayang Bandir yang mengetahui niat buruk pamannya dan berusaha untuk melindungi kerajaan dengan menyembunyikan benda pusaka itu.

Pengkhianatan Paman Kareang

Paman Kareang mengetahui bahwa Dayang Bandir menyembunyikan benda pusaka dan berusaha untuk mendapatkan informasi itudengan cara yang licik.

Ia mengajak Dayang Bandir dan Sandean Raja berjalan-jalan ke hutan, di mana ia memaksa Dayang Bandir untuk mengungkapkan tempat persembunyian pusaka itu. 

Namun, Dayang Bandir tetap diam dan tidak memberi informasi. Karena kesal, Paman Kareang pun menggantung Dayang Bandir di pohon dan meninggalkan kakak beradik itu di tengah hutan.

Sandean Raja, yang merasa tidak berdaya, berusaha sekuat tenaga menyelamatkan kakaknya, namun gagal. Dayang Bandir khirnya meninggal dunia karena kehabisan makan dan minum.

Sebelum meninggal, Dayang Bandir berpesan kepada adiknya untuk pergi ke kerajaan barat dan mencari perlindungan kepada Raja Soma, saudara kandung ibunya, sebagai langkah membalaskan dendam mereka.

Baca juga: Legenda Nyi Rengganis dan Taman Banjarsari Gunung Argapura

Perjalanan Sandean Raja

Setelah kematian kakaknya, Sandean Raja mengikuti petunjuk Dayang Bandir. Ia berhasil keluar dari hutan dan menuju kerajaan barat untuk bertemu dengan Raja Soma.

Namun, Raja Soma tidak mempercayai bahwa Sandean Raja adalah penerus yang sah kerajaan timur. 

Sebagai ujian, Raja Soma menantang Sandean untuk menyelesaikan beberapa tugas yang berat. Dengan keberanian dan kecerdikannya, Sandean Raja berhasil menyelesaikan tantangan dan akhirnya mendapatkan kepercayaan Raja Soma.

Sandean Raja pun menikah dengan putri Raja Soma, yang semakin memperkuat posisinya.

Mimpi dan Pembalasan Dendam

Suatu malam, roh Dayang Bandir muncul dalam mimpi Sandean Raja, mengingatkannya untuk merebut kembali kerajaan timur dari tangan Paman Kareang yang telah merebutnya.

Penuh tekad, Sandean Raja mengumpulkan pasukan dan serangan untuk merebut kerajaan timur.

Serangan yang dilakukan Sandean Raja dan pasukannya tidak dapat diantisipasi Paman Kareang. Dalam pertempuran yang sengit, Paman Kareang akhirnya kalah dan tewas.

Sandean Raja berhasil merebut kembali kerajaan timur dan akhirnya menjadi penguasa yang sah.

You Might Also Like

Filosofi Di Balik Keindahan Batik Rereng Ciwangi Sukabumi

Legenda Sangkuriang, Asal Usul Tangkuban Perahu

Asal-Usul Padi dalam Legenda Beru Dayang Tanah Karo

Pendakian Gunung Sumbing Dan Mitos Pakaian Warna Hijau

Si Parkit Raja Parakeet, Kisah Kepemimpinan dari Hutan Aceh

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Batagor dan Tahu Cibuntu Warisan Budaya Tak Benda Jabar 2025
Next Article Jejak Pelatih Shin Tae-yong Membawa Indonesia ke Level Dunia
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?