By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Entas-Entas, Tradisi Kematian Umat Hindu Suku Tengger
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Entas-Entas, Tradisi Kematian Umat Hindu Suku Tengger
Tradisi

Entas-Entas, Tradisi Kematian Umat Hindu Suku Tengger

Anisa Kurniawati
Last updated: 26/11/2024 13:34
Anisa Kurniawati
Share
3 Min Read
Foto: wonderful images
SHARE

Entas-entas, tradisi yang dilaksanakan untuk menyucikan roh leluhur yang sudah tiada. Biasanya dilakukan oleh umat Hindu Suku Tengger yang tersebar di Kabupaten Malang, Lumajang, Pasuruan, Probolinggo, dan Jawa Timur. Biasanya upacara ini dilakukan saat seribu hari atau nyewu orang yang meninggal

Keberagaman budaya di Tanah Air Indonesia menarik untuk terus dirawat dan dipelajari. Salah satunya yaitu, tradisi Entas-Entas leluhur oleh suku Tengger. Suku ini sendiri tersebar di berbagai kabupaten di Jawa Timur, seperti Malang, Pasuruan, dan lainnya. 

Tujuan dari tradisi ini adalah untuk mengantarkan roh beliau kepada sang pencipta dan mendapatkan tempat yang terbaik. Selain harapan agar orang yang meninggal tersebut masuk surga, upacara ini juga menyempurnakan jiwa leluhur saat masuk ke dalam nirwana. 

Baca juga: Unan-Unan, Tradisi Suku Tengger Lengkapi Hilang Bulan

Prosesi Tradisi 

Tradisi ini dipimpin oleh seorang dukun Padhita yang dibantu oleh lengen dan wong sepuh dalam menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan kebutuhan upacara. Berbagai ritual juga dilakukan secara berurutan. Biasanya upacara ini dilaksanakan selama tiga hari. 

Pertama dimulai dengan pembuatan petra yang dilakukan oleh wong sepuh. Petra ini dibuat dengan menggunakan susunan daun pampung. Disitu juga diletakkan bunga senikir dan tanalayu yang berfungsi untuk menyingkirkan roh jahat. serta agar roh itu diterima oleh Sang Hyang Widi. 

Petra tersebut juga ditandai dengan pakaian orang yang sudah meninggal. Boneka petra ini adalah simbol bagi jenazah yang akan dientas-etaskan. Nantinya, petra akan dibakar . 

Kedua, ritual meduduk yaitu saat melakukan pengorbanan sapi atau kambing. Maknanya pengorbanan tersebut akan digunakan sebagai kendaraan leluhur yang meninggal. Kemudian acara ditutup dengan melaksanakan upacara wayon. 

Baca juga: Menyelamatkan Tradisi Nyadran Dengan Pengaturan Keuangan

Di upacara ini juga ditandai dengan pembakaran lima unsur panca maha buta yakni, unsur tanah, air, api, udara dan Akasa atau ruang. Hal ini didasarkan pada manusia yang terdiri dari lima unsur tersebut. Setelah upacara dilaksanakan biasanya dilakukan pembersihan menyeluruh. 

Mulai dari penyucian bangunan, alat-alat, rumah, kantor, gedung, dan lain sebagainya. Tujuannya untuk menghilangkan kotoran pada saat upacara dan agar rumah tersebut layak dihuni dan memiliki nilai kesakralan atau kesucian. 

Tradisi entas-entas bukan hanya sebuah perayaan ataupun upacara adat, namun juga bermakna pengembalian jiwa manusia ke bentuk semula. Saat ini tradisi ini juga digunakan untuk menambah daya tarik desa agar wisatawan dapat berkunjung. Sehingga selain tradisi ini dapat terus dilestarikan juga mengangkat perekonomian warga setempat. (Ditulis dari Berbagai Sumber)

You Might Also Like

Manjujai: Pengasuhan Anak Berbasis Nilai Budaya Minangkabau

Uma Lengge, Rumah Suku Mbojo Yang Tahan Gempa

Nguras Enceh, Tradisi Sakral di Kompleks Makam Raja Imogiri

Desa Wisata Aeng Tong-tong, Empu Terbanyak di Dunia!

Gacle, Seni Magis Dari Kampung Adat Ciptagelar

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Coban Rondo, Wisata Air Terjun Legendaris di Malang
Next Article Mengenal Ludruk, Kesenian Guyonan Rakyat dari Jawa Timur
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?