By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Fatmawati, Sang Penjahit Bendera Pusaka Indonesia
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Fatmawati, Sang Penjahit Bendera Pusaka Indonesia
Profil

Fatmawati, Sang Penjahit Bendera Pusaka Indonesia

Ridwan
Last updated: 17/10/2024 00:59
Ridwan
Share
4 Min Read
Foto: wikimedia commons
SHARE

Fatmawati, merupakan istri dari Presiden Pertama Indonesia, Soekarno. Ia dikenal sebagai penjahit bendera pusaka Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan pada saat upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. 

Fatmawati Soekarno, perempuan kelahiran Pasar Padang, Bengkulu pada 15 Februari 1923 ini berasal dari keluarga tokoh Muhammadiyah. Kedua orang tuanya merupakan keturunan bangsawan. 

Ibunya, Siti Chadijah adalah keturunan Kerajaan Indrapura Mukomuko, Provinsi Bengkulu. Sedangkan ayahnya, Datuk Hassan Din, merupakan keturunan Kerajaan Putri Bunga Melur, sekaligus tokoh aktif Muhammadiyah. 

Pada usia enam tahun, Fatmawati menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat. Kemudian dilanjutkan di HIS (Hollandsch Inlandsche School) dan kemudian melanjutkan ke sekolah kejuruan yang dikelola oleh sebuah organisasi Katolik. 

Minat berorganisasi telah ada sejak Fatmawati duduk di bangku sekolah dasar. Kala itu ia sudah aktif berorganisasi sebagai anggota pengurus Nasyiatul Aisyiah, sebuah organisasi yang bernaung di bawah Muhammadiyah. 

Awal Mula Bertemu Soekarno

Perkenalannya dengan Bung Karno terjadi pada tahun 1938, berawal ketika tokoh pergerakan itu dipindahkan oleh pemerintah Belanda ke Bengkulu dari tempat pengasingannya di Flores, Nusa Tenggara Timur. 

Pada saat itu, Soekarno ditemani istrinya Inggit Ganarsih dan anak angkatnya Ratna Djuami. Karena usianya tidak jauh, Ratna mengajak Fatmawati bersekolah di tempat yang sama. Singkat cerita Ia kemudian tinggal di bersama-sama keluarga Soekarno di rumah pengasingan. 

Beberapa tahun kemudian, Soekarno menyatakan cinta kepada Fatmawati, namun kedua orang tuanya tidak menyetujuinya dengan pertimbangan Soekarno masih memiliki istri. Lalu, Bung Karno memutuskan untuk bercerai secara baik-baik dengan Ibu Inggit.

Pernikahan Fatmawati dan Soekarno dilangsungkan di Jakarta pada tahun 1943. Untuk mendampingi sang suami, Fatmawati menjalani hidup barunya di Jakarta. Setahun kemudian, rumah tangga mereka semakin berwarna dengan kehadiran putra pertama yang kemudian diberi nama Muhammad Guntur Soekarno Putra. 

Detik-Detik Proklamasi 

Kekalahan Jepang di setiap pertempuran mulai terdengar sekitar pertengahan Agustus 1945. Puncaknya ketika Jepang menyerah tanpa syarat kepada pasukan sekutu pada 14 Agustus. Pada suatu malam, keluarga Soekarno dikejutkan dengan kedatangan sekelompok pemuda bersenjata di suatu malam. Bung Karno dipaksa untuk mengikuti mereka. 

Bersama dua orang rekannya, Syahrir dan Hatta. Ketiganya meninggalkan Jakarta untuk selanjutnya dibawa ke Rengasdengklok. Keesokan harinya, pada 17 Agustus 1945, bertempat di Pegangsaan Timur, Jakarta sekitar pukul 10 pagi Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia resmi dibacakan. 

Bendera yang dikibarkan pada saat itu adalah bendera yang dijahit Fatmawati sendiri setelah sebelumnya menerima kain dari salah seorang pemuda bernama Chaerul Bisri. Bendera yang kemudian dijadikan sebagai bendera pusaka itu sempat disimpan di Museum Monumen Nasional (Monas). 

Setelah kemerdekaan, pasangan ini sempat pindah ke Jogja karena situasi politik. Di sana mereka dianugerahi anak kedua yang bernama, Dyah Permata Megawati Soekarno Puteri. Setelah kembali ke Jakarta, mereka dianugerahi 3 anak lagi yang diberi nama Dyah Permana Rachmawati, Dyah Mutiara, serta Muhammad Guruh Irianto Sukarno. 

Fatmawati dikenal sebagai sosok yang memegang prinsipnya. Terbukti ketika Soekarno berniat meminta ijin untuk menikahi seorang wanita bernama Hartini, Fatmawati yang menolak adanya poligami memilih berpisah. 

Setelah berpisah dengan Soekarno, ia menempati sebuah paviliun di jalan Sriwijaya, berdekatan dengan Masjid Baitul Rachim. Putra putrinya tetap tinggal di Istana Merdeka sementara sang ibu tinggal seorang diri di rumah itu. 

Fatmawati menghembuskan nafas terakhirnya pada 14 Mei 1980 di General Hospital Kuala Lumpur usai menunaikan ibadah Umroh di Mekah. Ia terkena serangan jantung saat pesawat yang ditumpanginya singgah di Kuala Lumpur sebelum melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Jenazahnya dikebumikan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet, Jakarta. Atas jasa-jasanya pada negara, Hj. Fatmawati diberi gelar Pahlawan Nasional (Anisa Kurniawati- Sumber: historia.id)

You Might Also Like

Akbar Daffa, Kenalkan Smart Greenhouse untuk Pertanian

Kang Dwi, Seniman dari Giyanti yang Berjuang Menghidupi Kesenian Wonosobo

A.T. Mahmud, Legenda Pencipta Lagu Anak-Anak

Sabil, Dalang Cilik Surabaya Berjuang Melestarikan Wayang Kulit

Nya Abbas Akup, Sutradara Legendaris Film Komedi

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Tirto Adhi Soerjo, Pelopor Pers yang Terlupakan
Next Article 9 Kerupuk Lezat di Indonesia, Sudah Pernah Coba?
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?