By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Sejarah Patung Biawak Desa Krasak Wonosobo yang Kini Viral
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Sejarah Patung Biawak Desa Krasak Wonosobo yang Kini Viral
Profil

Sejarah Patung Biawak Desa Krasak Wonosobo yang Kini Viral

Achmad Aristyan
Last updated: 25/04/2025 05:46
Achmad Aristyan
Share
Patung biawak raksasa di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo yang kini tengah viral. Foto: Aristyan
SHARE

Sebuah patung biawak raksasa di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, belakangan ini mencuri perhatian publik.

Patung yang tampak realistis dan menjulang di tepi jalan ini bukan sekadar karya seni biasa. Ia menyimpan jejak sejarah desa dan menjadi simbol kebangkitan Karang Taruna setempat dalam melestarikan lingkungan sekaligus membangun identitas lokal.

Ifan Shofia, Pembina Karang Taruna Pemuda Menyawak Desa Krasak, menjelaskan bahwa patung biawak tidak dibuat secara sembarangan.

“Terciptanya patung biawak ini tidak lepas dari sejarah desa kami,” ujarnya saat ditemui dalam sebuah wawancara pada Rabu (23/4/2025).

Bupati Wonosobo Apresiasi TP PKK dalam Pembangunan Keluarga Berkualitas

Menurut Ifan, nama “Krasak” sendiri berasal dari suara gemerisik yang terdengar kala rombongan kerajaan dulu beristirahat di kawasan ini.

“Berdasarkan cerita dari para sesepuh, konon dahulu kala ada rombongan kerajaan yang tengah beristirahat di wilayah sini. Tiba-tiba terdengar suara ‘krasak-krasak’ dari seekor biawak. Karena suara itu unik, maka wilayah ini disebut Krasak,” tuturnya.

Biawak bukan hanya simbol sejarah, tapi juga bagian dari ekosistem lokal. Hewan ini merupakan satwa endemik yang dulunya kerap terlihat di sekitar pemukiman warga.

Namun, perburuan liar membuat populasinya menurun drastis.

Dari keprihatinan itu, Karang Taruna setempat mengambil langkah nyata.

“Tepat pada 5 Juni 2024, saat peringatan Hari Lingkungan Hidup, kami mengadakan acara tingkat kabupaten. Dari situ muncul inisiasi dari Karang Taruna untuk menjadikan patung biawak sebagai ikon desa,” ungkap Ifan.

Ia menambahkan bahwa nama “Menyawak” yang melekat pada ikon juga merujuk pada jembatan bersejarah peninggalan masa kolonial Belanda yang masih berdiri di desa ini.

Ide itu mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah kabupaten.

Pembuatan patung kemudian dipercayakan kepada Rejo Arianto, seniman lokal asal Gubragan, Mojotengah. “Proses pengerjaan memakan waktu sekitar satu setengah bulan,” kata Ifan.

Meski sempat muncul isu bahwa anggaran pembuatan patung mencapai Rp50 juta, pihak Karang Taruna menegaskan mereka hanya sebagai penerima manfaat.

Dana pembangunan berasal dari gotong royong warga, CSR BUMD, dan bukan dari APBD. “Warga secara bergiliran membantu penyediaan logistik,” tambahnya.

Pemilik Warung Legendaris Gunung Lawu Mbok Yem Meninggal Dunia

Yang menarik, patung ini mulai viral di media sosial bahkan sebelum pembangunannya selesai sepenuhnya.

Kini, kawasan sekitar patung semakin ramai pengunjung yang datang untuk berfoto dan menikmati suasana.

Ifan pun berharap ikon baru ini mampu membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat. “Harapan kami, viralnya patung ini bisa meningkatkan perekonomian warga, sekaligus memicu pemberdayaan pemuda di bidang ekonomi kreatif,” pungkasnya.

Dengan akar sejarah yang kuat dan dukungan komunitas yang kokoh, patung biawak Menyawak bukan hanya menjadi destinasi foto-foto baru di Wonosobo, tetapi juga simbol kebangkitan identitas desa yang berangkat dari kisah masa lalu.

You Might Also Like

Jejak Mpok Nori Mengawal Budaya Betawi ke Panggung Nasional

Halal bi Halal Pepabri Wonosobo Pererat Kebersamaan Purnawirawan TNI-Polri

Soesalit Djojoadhiningrat, Anak Kartini yang Terlupakan

Pemkab Wonosobo Rayakan May Day Secara Guyub Lewat Olahraga

Bank Jateng Didorong Perkuat Peran Mitra Pembangunan Daerah Wonosobo

TAGGED:biawakkrasakmenyawakpatung biawakselomertowonosobo

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Kodim Wonosobo Sosialisasikan TMMD Sengkuyung Tahap II di Ngadisono
Next Article tarif perdagangan Negosiasi Tarif Perdagangan, AS Dukung Langkah Indonesia
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Tradisi Motong Kebo Andil
Tradisi Motong Kebo Andil, Warisan Budaya Depok yang Terus Lestari
Event 17/05/2025
lebaran depok 2025
Lebaran Depok 2025, Ajang Pelestarian Tradisi dan Budaya
Event 17/05/2025
Gawe Dayak Naik Dango
Gawe Dayak Naik Dango XXV, Tradisi Syukuran Panen Kota Singkawang
Event 17/05/2025
Geopark Kaldera Toba
Kemenpar Tindaklanjuti Peringatan “Yellow Card” UNESCO untuk Geopark Kaldera Toba
Berita 17/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?