By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Filososfi Di Balik Sendratari Giri Gora Dahuru Daha
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Filososfi Di Balik Sendratari Giri Gora Dahuru Daha
Warisan Budaya

Filososfi Di Balik Sendratari Giri Gora Dahuru Daha

Achmad Aristyan
Last updated: 27/12/2024 15:48
Achmad Aristyan
Share
Sendratari Giri Gora Dahuru Daha yang diadaptasi dari legenda Kisah Calon Arang. Foto: indonesiakaya.com
SHARE

Kisah Calon Arang, sosok janda dengan kemampuan ilmu hitam yang dikenal dari naskah kuno Serat Calon Arang, terus menarik perhatian berbagai generasi.

Kisahnya tidak hanya bertahan dalam dunia literatur Jawa, tetapi juga menjadi inspirasi bagi berbagai karya seni, mulai dari novel karya Pramoedya Ananta Toer, lukisan, hingga pementasan seni seperti sendratari Giri Gora Dahuru Daha.  

Legenda Calon Arang  

Melansir dari indonesiakaya.com, Sendratari Giri Gora Dahuru Daha membawa penonton ke era Kerajaan Kahuripan di bawah pemerintahan Raja Airlangga. Kisah bermula dari Desa Daha, tempat tinggal Janda Calon Arang bersama putrinya, Ratna Manggali. 

Konflik dalam cerita ini berakar pada cibiran masyarakat terhadap Ratna Manggali, yang meskipun cantik, tidak pernah dilamar karena ketakutan para pemuda pada ilmu teluh ibunya. Dendam akibat penghinaan mendorong Calon Arang untuk menebar penyakit mematikan di Desa Daha. 

Raja Airlangga yang merasa prihatin atas penderitaan rakyatnya akhirnya meminta bantuan Mpu Baradah untuk menghentikan kejahatan Calon Arang.

Pertarungan epik antara Mpu Baradah, dengan kekuatan spiritualnya, melawan Calon Arang yang didukung Dewi Durga, menjadi puncak kisah ini.  

Baca juga: Tari Multi Etnik Lego-Lego, Warisan Budaya Tertua di NTT

Filosofi di Balik Sendratari  

Pementasan Giri Gora Dahuru Daha dibagi menjadi tiga babak utama:  

  1. Kehidupan Awal di Daha: Menggambarkan masyarakat Daha sebelum konflik terjadi.  
  2. Penyebaran Teluh: Mengisahkan penderitaan masyarakat akibat ilmu hitam Calon Arang.  
  3. Perlawanan Mpu Baradah: Menceritakan upaya Raja Airlangga dan Mpu Baradah mengakhiri teror Calon Arang.  

Dari segi visual, para penari mengenakan busana tradisional khas Jawa Timur yang cerah dan penuh ornamen. Selain itu, musik pengiring memadukan alunan gamelan dengan angklung paglak, instrumen khas Jawa Timur yang biasa mengiringi kesenian seperti reog Ponorogo dan jathilan. 

Sentuhan tembang Jawa menambah kedalaman emosi pada cerita yang dipentaskan. Sebagai karya seni yang berbasis folklor Jawa dan Bali, sendratari ini menunjukkan bagaimana kekayaan budaya Nusantara mampu diadaptasi ke dalam berbagai bentuk seni modern. 

Giri Gora Dahuru Daha menyampaikan nilai-nilai moral dan filosofi, seperti keadilan, perjuangan melawan kejahatan, serta keharmonisan antara manusia dan alam.

Melalui sendratari ini, masyarakat diingatkan akan pentingnya menjaga dan melestarikan folklor sebagai bagian dari identitas bangsa. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Mahasiswi Mesir Bikin Aplikasi Belajar Gamelan

Rasa Segar dan Pedas Sambal Dabu-Dabu Ikon Manado

Wisata Budaya dan Sejarah di Desa Limbo Wolio, Kota Baubau

Batik Gedog Tuban Mengincar Pasar Internasional

Melihat Kejayaan Cirebon di Gedung Pusaka Keraton Kanoman

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Game Corners Bandara Soetta Promosikan Karya Kreatif Lokal
Next Article Bebek Songkem Madura, Hidangan Sehat Simbol Penghormatan
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?