By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tari Multi Etnik Lego-Lego, Warisan Budaya Tertua di NTT
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Tari Multi Etnik Lego-Lego, Warisan Budaya Tertua di NTT
Warisan Budaya

Tari Multi Etnik Lego-Lego, Warisan Budaya Tertua di NTT

Anisa Kurniawati
Last updated: 26/12/2024 15:19
Anisa Kurniawati
Share
Dalam tarian Lego-lego, para penari akan mengelilingi mezbah sambil mengucapkan doa dan nyanyian. Foto: wikimedia commons/ Fakhri Anindita
SHARE

Tari Lego-Lego merupakan salah satu warisan budaya tertua dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Ditarikan secara massal, para penari saling bergandengan dan membentuk formasi melingkar mengelilingi Mezbah (benda suci yang disakralkan). 

Tarian asal NTT ini juga disebut sebagai tari multi etnik. Hal ini dikarenakan ditarikan banyak orang tanpa memandang gender, agama, status sosial, klan dan bahasa. Tarian ini telah ada sejak zaman nenek moyang sebagai bagian dari ritual adat. 

Bisikan Leluhur

Asal usul Lego-Lego berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat adat di Pulau Alor. Berdasarkan mitos masyarakat, tari ini berasal dari bisikan gaib para leluhur orang Alor yang dikatakan sebagai roh suci. Masyarakat Alor menyebutnya dengan Loki dan Kati. 

Roh suci itu bernyanyi pada tengah malam, dan di dengar para tetua dan masyarakat Alor. Kemudian mereka mulai menirukan nyanyian itu di tengah mezbah. Para penari menjadi seperti kesurupan karena dirasuki roh suci Loki dan Kati. Sejak itu mulailah masyarakat Alar melakukan tari Lego-Lego.

Kata lego-lego sendiri konon berasal dari bisikan gaib yang berbunyi “eeeeee” dan bunyi “oooo”. Dulunya tarian ini ditarikan dengan gerakan membuang kaki ke kanan dan ke kiri dengan menghentakannya ke tanah, yang dalam bahasa Abui disebut Lego-lego. 

Awalnya, tarian tradisional ini dilakukan untuk memperingati peristiwa penting seperti upacara adat, perayaan panen, atau penghormatan kepada leluhur. Tari Lego-Lego juga menjadi simbol rasa syukur, persatuan, kebersamaan dan kegembiraan. 

Baca juga: Bukti Akulturasi Budaya Minahasa dan Eropa dalam Tari Katrili

Tarian Massal

Tari Lego-Lego biasanya dimainkan penari pria dan wanita secara massal. Dalam tarian ini mereka menari dengan saling bergandengan dan membentuk formasi melingkar mengelilingi Mezbah. Dalam masyarakat alor sendiri mezbah merupakan benda yang disakralkan. 

Mezbah berupa batu-batu yang disusun menjadi tempat berkumpul atau persatuan. Di salah satu ujungnya terdapat  lingkaran kecil berisi tiga tiang batu sebagai tempat persembahan.

Fungsi utama dari mesbah adalah sebagai tempat pemujaan terhadap Dewa- Dewa kepercayaan masyarakat Alor. Tiga tiang batu dalam mezbah memiliki simbol masing-masing.

  1. Tiang pertama di tengah sebagai simbal Raja (Sok).
  2. Tiang kedua di sebelah kanan sebagai simbol pahlawan-pahlawan masyarakat Alar (Kawa).
  3. Tiang ketiga di sebelah kiri sebagai simbol Imam Agama (Aring)

Dalam tarian Lego-lego, para penari akan mengelilingi mezbah sambil mengucapkan doa dan nyanyian. Dengan adanya Mezbah, menjadi ciri khusus yang membedakan Tari Lego-Lego dengan tari tradisional dari daerah yang lainnya.

Gerakan Tari Lego-Lego didominasi langkah kaki sederhana tetapi penuh makna. Penari bergerak dalam formasi melingkar sambil bergandengan tangan, menciptakan harmoni dan keselarasan. 

Setiap langkah kaki mengikuti irama musik tradisional, menciptakan suasana yang dinamis dan semangat kebersamaan. Tarian Lego diiringi oleh musik tradisional khas NTT. Alat musik utama yang digunakan adalah gong dan moko, yang menghasilkan irama ritmis dan energik.

Para penari juga mengenakan pakaian adat khas NTT yang dihiasi motif tenun ikat. Tenun ikat ini tidak hanya menambah estetika tarian, juga merepresentasikan identitas budaya masyarakat NTT.

Baca juga: Melihat Warisan Leluhur Alor di Museum 1000 Moko Kalabahi

Hormati Leluhur

Tari Lego-lego dulunya sering dilakukan dalam upacara adat sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Seiring perkembangannya, tarian ini dipentaskan untuk menyambut tamu, wujud rasa syukur ketika mencapai sesuatu, dan juga sebagai hiburan dan ekspresi seni. 

Melalui Tari Lego-Lego, masyarakat NTT menunjukkan bahwa tradisi lokal tetap relevan dan penting dalam kehidupan modern. Dengan melestarikan tarian ini, kita tidak hanya menjaga kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga menghormati nilai-nilai yang diwariskan leluhur. (Dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Menelusuri Makna Filosofi di Balik Motif Batik Khas Indonesia

Seni Kaligrafi, Membedakan Gaya Timur Tengah dan Indonesia

Mengunjungi Menhir, Menyingkap Rahasia Megalit Lahat

Mengenal Urutan, Sosis Kering Fermentasi Tradisional Khas Bali

Arsitektur Jengki, Kecantikan Interior Tradisional Indonesia

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article 6 Pilihan Kegiatan Wisata Menarik untuk Liburan Akhir Tahun
Next Article Mendengarkan Tahuri, Alat Musik Terbuat dari Cangkang Kerang
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Tradisi Motong Kebo Andil
Tradisi Motong Kebo Andil, Warisan Budaya Depok yang Terus Lestari
Event 17/05/2025
lebaran depok 2025
Lebaran Depok 2025, Ajang Pelestarian Tradisi dan Budaya
Event 17/05/2025
Gawe Dayak Naik Dango
Gawe Dayak Naik Dango XXV, Tradisi Syukuran Panen Kota Singkawang
Event 17/05/2025
Geopark Kaldera Toba
Kemenpar Tindaklanjuti Peringatan “Yellow Card” UNESCO untuk Geopark Kaldera Toba
Berita 17/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?