By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Gerak Tari Tandok Ekspresi Tradisi Agraris Suku Batak
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Gerak Tari Tandok Ekspresi Tradisi Agraris Suku Batak
Warisan Budaya

Gerak Tari Tandok Ekspresi Tradisi Agraris Suku Batak

Achmad Aristyan
Last updated: 14/12/2024 07:52
Achmad Aristyan
Share
Tari Tandok khas Suku Batak yang biasanya dipentaskan oleh perempuan berjumlah genap. Foto: indonesiakaya.com
SHARE

Suku Batak, yang mendiami wilayah utara Pulau Sumatra, dikenal sebagai salah satu suku bangsa yang memiliki kekayaan budaya luar biasa. Tradisi, adat istiadat, seni musik, dan pertunjukan yang dimiliki suku ini tidak hanya menjadi warisan kultural, tetapi juga bagian penting dari identitas dan kehidupan masyarakat sehari-hari. 

Kehidupan Agraris 

Pekerjaan suku Batak mayoritas petani hingga bergantung pada kehidupan agraris. Pertanian tidak hanya menjadi mata pencaharian utama, tetapi juga bagian penting budaya sehari-hari. 

Salah satu simbol penting budaya Batak adalah beras. Hingga dikenal istilah “boras si pir ni tondi” atau “beras penguat jiwa.” Beras berperan simbolis sebagai lambang kesejahteraan dan kelimpahan.  

Pentingnya Tandok  

Dilansir dari indonesiakaya.com, dalam tradisi Batak, beras disimpan dalam wadah khusus yang disebut tandok. Terbuat dari anyaman pandan, bambu, atau kayu, tandok menjadi simbol keberlimpahan, kesejahteraan, dan berkat. 

Wadah ini sering digunakan dalam berbagai upacara adat, seperti pernikahan, ritual pertanian, dan acara keagamaan. Keberadaan tandok yang begitu penting dalam kehidupan masyarakat Batak menginspirasi terciptanya Tari Tandok. 

Tarian tradisional ini tidak hanya memperlihatkan keindahan seni gerak, tetapi juga menjadi simbol penghormatan terhadap kehidupan agraris dan budaya mereka.  

Keindahan Tari Tandok  

Tari Tandok menceritakan aktivitas memanen padi menggunakan tandok yang dilakukan para ibu di ladang. Tarian ini biasanya dibawakan penari perempuan dalam jumlah genap, minimal empat orang. 

Mereka mengenakan pakaian tradisional yang didominasi warna hitam dan merah, dilengkapi dengan properti tandok, ulos, dan kain sarung.

Gerakan Tari Tandok didominasi gerakan tangan yang menggambarkan proses memanen, memisahkan sekam dari padi, dan mengumpulkan hasil panen ke dalam tandok. 

Formasi melingkar yang dilakukan para penari menciptakan suasana kerja keras di ladang, sekaligus menghadirkan harmoni dan kebersamaan. Tari Tandok juga diiringi musik tradisional gondang. 

Instrumen ini menciptakan irama khas yang memperkuat kesakralan dan keaslian tarian. Dalam beberapa kesempatan, tarian ini juga mengambil elemen gerakan dari Tari Tor-tor, yang biasa dilakukan ibu-ibu saat pesta atau acara adat.  

Makna Simbolis 

Tari Tandok memiliki makna mendalam bagi masyarakat Batak. Tarian ini sering digunakan dalam penyambutan tamu kehormatan, merayakan momen penting, atau sebagai bagian dari upacara adat seperti pernikahan dan ritual keagamaan.  

Lebih dari sekadar seni pertunjukan, Tari Tandok mengingatkan masyarakat suku Batak akan pentingnya kerja keras, solidaritas, dan penghormatan terhadap hasil bumi. Tarian ini juga menjadi simbol kekuatan perempuan, yang memegang peran sentral dalam kehidupan agraris masyarakat Batak.  (Diolah dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Gunongan, Bukti Cinta Sultan Iskandar Muda kepada Putri Pahang

Patung Karwar, Media Komunikasi Suku Biak dengan Leluhur

Kembalinya Sang Ganesha Ikon Penting Sejarah Nusantara

Perjalanan Wayang Gagrag Banyumasan Mengikuti Zaman

Dayok Binatur, Kuliner Penuh Makna dari Suku Simalungun

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Achmad Aristyan
Content Writer
Previous Article Gedung Indonesia Menggugat Saksi Perjuangan Bangsa Indonesia
Next Article Ritual Kebo-Keboan di Banyuwangi, Simbol Hormati Dewi Sri
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?