By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Irawati Kusumorasri, Pelestari Seni Tari Jawa
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Profil > Irawati Kusumorasri, Pelestari Seni Tari Jawa
Profil

Irawati Kusumorasri, Pelestari Seni Tari Jawa

Anisa Kurniawati
Last updated: 30/10/2024 12:24
Anisa Kurniawati
Share
3 Min Read
Foto: Phinemo.com
SHARE

Irawati Kusumorasri merupakan seniman wanita yang peduli terhadap seni tari Jawa. Melalui sanggar tari Semarak Chandra Kirana Art Center yang didirikannya, ia berbagi ilmu untuk menjaga kelestarian kesenian khususnya tari Jawa dan seni lainnya.

Penari Jawa klasik di Pura Mangkunegaran, Solo, ini belajar tari tradisi Jawa sejak berusia lima tahun. Bahkan sejak duduk di bangku SMP, ia sering tampil menari bagi turis yang berkunjung ke Pura Mangkunegaran. Kemampuan menarinya semakin meningkat saat kuliah di Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dan ketika bergabung dengan Badan Koordinasi Kesenian Tradisional (BKKT) UNS. 

Kecintaannya pada seni tari membuat dia mengusahakan berbagai upaya untuk melestarikan dan membagikan ilmunya. Karena menurutnya, memiliki pengetahuan dan meneruskannya kepada orang lain, merupakan sebuah tanggung jawab yang harus dilakukan.

Salah satu upayanya yaitu dengan mendirikan sanggar tari Semarak Chandra Kirana Art Center di Kota Solo, Jawa Tengah. Sanggar ini sendiri didirikan tahun 1998, yang mulanya hanya mempelajari seni tari Jawa. Dalam perkembangannya, sanggar ini memberikan pelatihan beragam seni tradisi seperti karawitan, membatik, serta melukis wayang dan topeng

Misinya melalui sanggar tersebut adalah tak sekadar menjadikan anak-anak penari, tetapi memengaruhi banyak orang untuk mencintai kesenian. Hal ini dikarenakan kesenian tak akan hidup jika tidak dipentaskan dan didukung masyarakatnya. Dengan terus dipentaskan dan dipublikasikan, kesenian tetap dapat terjaga. 

Maka, dalam misi kebudayaannya tersebut, Ira merekrut anak-anak dan remaja belajar seni tari dan kesenian lainnya di sanggar. Meski terkadang ada beberapa anak yang membayar biaya kursus dengan harga murah, Ira tak keberatan. Ira menerapkan sistem “subsidi” di sanggar. Mereka yang kurang mampu mendapat keringanan biaya kursus, bahkan digratiskan.

Meski begitu masih tak banyak anak-anak atau remaja yang ikut belajar di sanggar tersebut. Kebanyakan muridnya datang dari keluarga tak mampu. Untuk melatih para murid di sanggar, Ira dibantu lima guru yang berasal dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Sistem honor guru di sanggar pun diselesaikan secara kekeluargaan. 

Sebelum mulai mendirikan sanggar, Ira Kusumorasri juga sering terlibat dalam berbagai misi kebudayaan ke banyak negara, seperti Jepang, Kamboja, dan Belanda. Setelah itu ia mendirikan sanggar tari dan pada 2006 dan 2007, Ira dipercaya Kementerian Luar Negeri untuk melatih peserta Program IACS (Indonesia Art and Culture Scholarship) dari berbagai negara, untuk belajar seni budaya Jawa. 

Selain itu, Irawati Kusumorasri juga pernah dipercaya menjadi Ketua Panitia Solo International Performing Arts (SIPA), yang berlangsung 1-3 Juli di Solo. Melalui SIPA menjadikan banyak orang-orang lebih mencintai kesenian. Kedepannya Ira ingin menjadikan tari sebagai obyek wisata. Ia bertekad untuk menggandeng dan melatih lebih banyak anak-anak, remaja, atau siapapun yang tertarik dengan kesenian sebagai generasi penerus.  (Sumber: tokoh.id)

You Might Also Like

Komponis Legendaris Indonesia dan Warisan Karyanya

Putu Wijaya, Dari Panggung Teater ke Halaman Buku

Membaca Karya Helvy Tiana Rosa Untuk Hati Pembaca

Roby Dwi Antono, Seniman Muda yang Mendunia

Warisan Mochtar Lubis untuk Sastra dan Media Indonesia  

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Ini Alasan Ubi Madu Cilembu Sumedang Bercita Rasa Unik
Next Article Tari Grebeg Wiratama, Simbol Perjuangan Seorang Prajurit
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?