By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Ekpresi Budaya Dari Segelas Jamu Tradisional Indonesia
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Ekpresi Budaya Dari Segelas Jamu Tradisional Indonesia
Warisan Budaya

Ekpresi Budaya Dari Segelas Jamu Tradisional Indonesia

Ridwan
Last updated: 14/12/2024 03:45
Ridwan
Share
3 Min Read
Jamu tradisional Indonesia. Foto: Wikimedia Commons/dpinpin
SHARE

Kebiasaan sehat minum jamu tradisional telah menjadi bagian yang melekat dalam tradisi Indonesia yang diwariskan dari generasi ke generasi. Di tengah modernisasi, kebiasaan ini tetap bertahan. Banyak orang rutin mengonsumsi jamu, baik untuk pengobatan maupun menjaga kebugaran.

Hebatnya, kini jamu tradisional Indonesia semakin dikenal dunia, setelah UNESCO menetapkan budaya sehat jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb).

Penetapan budaya jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda diumumkan dalam sidang ke-18 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kasane, Botswana (6/12/ 2023). Budaya jamu menjadi WBTb ke-13 dari Indonesia yang diakui UNESCO.

Ekpresi Budaya

Mengacu informasi situs resmi indonesia.go.id, UNESCO memandang, sehat jamu merupakan bentuk ekspresi budaya. Hal itu mampu menjalin hubungan antara manusia dengan alam, sekaligus mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s) yang diusung UNESCO.

Jika Anda mencari arti kata “jamu,” banyak literatur yang mengungkapkan berbagai maknanya. Ada yang menyebutkan bahwa jamu merupakan singkatan dari “Jawa” dan “ngramu,” yang berarti ramuan yang dibuat oleh orang Jawa. Pendapat lain menyebutkan bahwa istilah jamu berasal dari bahasa Jawa Kuno “Djampi,” yang berarti metode pengobatan dengan ramuan herbal.

Baca juga: Reog Ponorogo Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO

Jamu Gendong

Laman jalurrempah.kemdikbud.go.id menyatakan, jamu sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Mataram. Buktinya berupa ilustrasi proses pembuatan jamu yang ditemukan di berbagai situs seperti situs arkeologi Liyangan, relief candi, dan prasasti Madhawapura.  Di prasasti itu disebutkan profesi peracik jamu dengan istilah “Acaraki.”

Pedagang jamu di Yogyakarta, antara tahun 1910-1930. Foto: Wikimedia Commons

Perkembangan jamu terus berlanjut hingga masa kolonial. Menariknya, menurut National Geographic Indonesia, pada abad ke-17, ilmuwan Jacobus Bontius pernah menggunakan jamu untuk mengobati Gubernur Jenderal VOC, Jan Pieterszoon Coen.

Seiring waktu, jamu berkembang dengan berbagai variasi. Namun, yang paling populer di Indonesia adalah jamu gendong. Dinamakan demikian karena penjualnya menggendong bakul berisi botol-botol jamu. Tradisi jamu gendong diyakini berasal dari daerah Nguter, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Baca juga: Jamu Laut, Tradisi Sakral Nelayan Langkat Menjaga Alam

Ramuan Obat

Pengakuan UNESCO terhadap jamu sebagai ramuan herbal khas Indonesia juga didukung kekayaan alam Indonesia yang menyediakan beragam rempah sebagai bahan utama pembuatan jamu.

Data dari Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (RISTOJA) Kementerian Kesehatan RI mencatat adanya 32.013 ramuan obat tradisional dan 2.848 spesies tumbuhan sebagai bahan dasar jamu.

Berdasarkan Serat Centhini (1814-1823), berbagai jenis tumbuhan obat yang digunakan dalam pembuatan jamu diyakini mampu mengobati berbagai penyakit, mulai dari demam, cacingan, cacar, gangguan saraf, batuk, hingga gangguan mata. 

Dengan sejarah panjang dan manfaat luar biasa bagi kesehatan, sudah sewajarnya budaya sehat minum jamu dilestarikan sebagai Warisan Budaya Takbenda asli Indonesia. (Achmad Aristyan)

You Might Also Like

Tabuhan Ketipung dalam Musik Tradisional Indonesia

Keindahan 5 Bangunan Keraton Bersejarah di Luar Pulau Jawa

Jipeng, Kolaborasi Tanji dan Topeng dalam Orkes Betawi

Soto Bathok, Sajian Unik dengan Tempurung Kelapa Khas Mergolangu

Rahasia Pengasapan Kuliner Khas Krecek Rebung Lumajang

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Kampung Gitar Mancasan, Sentra Alat Musik Petik Ekspor
Next Article Café Dangdut New York, Perkenalkan Rasa dan Ritme Indonesia
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?