By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Tari Topeng Randegan Wetan Majalengka Menunggu Pewaris
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Tari Topeng Randegan Wetan Majalengka Menunggu Pewaris
Warisan Budaya

Tari Topeng Randegan Wetan Majalengka Menunggu Pewaris

Anisa Kurniawati
Last updated: 30/10/2024 23:29
Anisa Kurniawati
Share
3 Min Read
Yayah Tarsiah dan Suhadi bersama muridnya Foto: kebudayaan.kemdikbu.go.id
SHARE

Topeng Randegan Wetan, merupakan tarian yang lahir dari tari Topeng Cirebon. Kesenian ini berasal dari Desa Randegan Kulon dan Randegan Wetan, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka. Kesenian yang lahir sekitar 1942-an ini dipopulerkan pertama kali oleh seorang dalang bernama Ita. 

Kesenian Topeng Randegan mulanya dipromosikan dengan cara mengamen dari tempat ke tempat. Tujuannya supaya lebih efektif untuk mengenalkan kesenian tersebut kepada masyarakat luas. Kesenian ini sendiri dapat dikatakan merupakan serapan kebudayaan dari  Topeng Cirebon. 

Pada saat itu, Tokoh tari topeng Cirebon waktu itu adalah Ki Wentar atau Senatana. Sosoknya merupakan salah satu penari istana yang memperkenalkan tari ke wilayah-wilayah di sekitar Cirebon, Majalengka, dan Indramayu.

Baca Juga: Tari Beskalan, Seni yang Bermula Penari Jalanan

Dilansir dari laman kebudayaan.kemdikbuk.go.id, di wilayah Majalengka tari topeng dikembangkan oleh Bapak Candra hingga beberapa daerah di Majalengka menjadi sentra tari topeng Majalengka. Beberapa desa tersebut adalah Desa Bongas, Kecamatan Sumberjaya; Desa Randegan, Kecamatan Jatitujuh, dan Desa Beber, Kecamatan Ligung. 

Di  Desa Beber tari topeng dikembangkan oleh ma Nayem, kemudian diwariskan kepada Warniti, Suanda, dan Suhadi. Karena dikembangkan di Desa Cibeber maka tari topeng tersebut disebut dengan julukan topeng Beber.

Dilansir dari detikjabar.com, Tari Topeng Randegan dipopulerkan oleh dalang Ita. Perkembangannya sendiri dimulai sekitaran tahun 1942 dengan cara keliling kampung. Secara historis, tari ini tidak beda jauh dengan tari topeng lainnya. Hal yang membedakan adalah konsep koroegrafi, susunan per tari, dan musiknya. 

Baca Juga: Tari Grebeg Wiratama, Simbol Perjuangan Seorang Prajurit

Untuk menjadi penari topengnya sendiri tidak ada persyaratan khusus. Bisa laki-laki ataupun perempuan. Jenis gerak yang biasa ditampilkan ada 5 jenis yaitu, Tari Panji, Samba, Pamindo, Rumyang, dan Kelana. 

Di Desa Beber sendiri, pewaris terakhirnya adalah Yayah Tarsiah yang kemudian pindah ke Desa Randegan Wetan. Sejak SD, ia sudah mendalami tarian tersebut. Kemudian, bersama Hadi Suhadi suaminya, ia mendirikan sebuah sanggar yang diberi nama Langgeng Budaya.

Melalui sanggar inilah Yayah Tarsiah menyebarluaskan dan mewariskan topeng Randegan. Namun, sayangnya sanggar ini telah ditutup. Tari yang pernah berjaya di tahun 80-an hingga 90-an kini mulai punah. Salah satu akibatnya karena tidak ada regenerasinya. (Ditulis dari berbagai sumber)

You Might Also Like

Seni Pantomim di Indonesia, Dari Warisan Budaya Hingga Inovasi

Dari Pulau Sumba untuk Dunia: Keajaiban Tenun Ikat Sumba

Geblek Kulon Progo Kuliner Khas dengan Cita Rasa Unik

Jipeng, Kolaborasi Tanji dan Topeng dalam Orkes Betawi

Kak Emma Bermain Bersama Pelajar MI Muhammadiyah Wonosobo

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Menbud Fadli Zon Soroti Peningkatan Kualitas SDM Permuseuman
Next Article Seni Gaok, Kesenian Membaca Puisi Sunda dari Majalengka
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

perdagangan karbon
Indonesia Pastikan Target Perdagangan Karbon USD 65 Miliar Bukan Sekadar Angka
Video 12/05/2025
Waisak, Sejarah dan Makna Peringatan Hari Raya Buddha di Indonesia
Tradisi 12/05/2025
Fadli Zon Ajak HIPIIS Berperan dalam Kebijakan Publik
Berita 12/05/2025
Candi Borobudur di Magelang dan Perjalanan Sejarah Penemuannya
Warisan Budaya 12/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?