Tari Nek Pung dari Desa Sungai Keruh Kabupaten Tebo ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia tahun 2019. Tarian ini mengisahkan Seorang ibu yang menghibur anak gadisnya karena percintaannya yang tak berbalas.
Tebo, salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jambi memiliki salah satu tari tradisi yang unik yaitu Tari Nek Pung. Tarian ini berfungi sebagai hiburan masyarakat setempat.
Biasanya ditampilkan saat ada acara-acara seperti hajatan pernikahan, sunatan, syukuran, acara adat, ataupun kegiatan lainnya.
Makna Tari Nek Pung
Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Nama Tari Nek Pung diambil dari kisah tarian tersebut. Tarian ini bercerita mengenai seorang ibu yang bernama Nek Pung yang memiliki seorang gadis bernama Pinang Gading.
Sang gadis sedang bersedih hati karena percintaannya dengan seorang pemuda tidak berbalas. Karena tidak mungkin bersama pemuda pujaannya, membuat si gadis bersedih berlarut-larut. Kemudian sang Ibu berusaha menghibur dan menasehatinya.
Tari Nek Pung dalam kehidupan masyarakat di Desa Sungai Keruh memiliki peran yang cukup penting. Selain berfungsi sebagai hiburan, tarian ini juga berfungsi sebagai salah satu bentuk ekspresi komunal warga sekitar.
Meski hanya bersifat hiburan, tarian ini memiliki nilai dan makna yang mendalam. Isinya mengenai bagaimana seharusnya manusia melihat kehidupan.
Jika didasarkan pada cerita Tari Nek Pung, maka nilai yang diambil yaitu ketika ada persoalan dalam kehidupan, maka hendaknya jangan sampai berlarut-larut.
Kisah Pinang Gading yang bersedih hati hingga berlarut-larut ketika tidak berjodoh dengan lelaki pujaannya dapat diambil nilainya. Dalam hal ini, dimaksudkan untuk menerima apa yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa.
Baca juga: Kisah Satisa dan Lahirnya Tari Kain Kromong Mandiangin Jambi
Pertunjukan Tari Nek Pung
Pertunjukan Tari Nek Pung biasanya ditarikan secara berkelompok. Tarian ini terdiri dari 9 orang penari. Kelompoknya terbagi menjadi 7 orang sebagai dayang-dayang, 1 orang putri dan 1 orang ibu atau Nek Pung.
Kostum yang digunakan adalah baju kurung, kain sarung, kepala, dengan rambut disanggul. Sedangkan musik iringan terdiri dari gendang, gong, biola, kolintang dan vocal. Dulunya vocal dinyanyikan secara langsung oleh penari.
Saat ini, kesenian ini masih dilestarikan meski kalah populer dengan tari-tari khas Jambi lain yang lebih terkenal. Tari Nek Pung bukan hanya sebagai tari hiburan saja, namun juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang dapat dipetik.