Berlokasi di kawasan Klilin, Sindupaten, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, K-Lin Luthfi Shoes merupakan usaha pembuatan sepatu yang telah berjalan sejak tahun 2000.
Pemilik sekaligus pengrajin, Nur Wahid, mengisahkan bahwa keterampilannya dalam membuat sepatu sudah diwariskan secara turun-temurun dari dari leluhurnya.
“Kalau orang sini, sudah turun-temurun, Mas. Jadi lihat saja sudah bisa. Dari nenek moyang kami, memang sudah biasa bikin sepatu,” ungkapnya.
Meskipun saat ini persaingan semakin ketat, terutama dengan maraknya penjualan sepatu secara online, Nur Wahid tetap bertahan dengan usaha yang telah ia geluti selama 25 tahun.
Proses Pembuatan Sepatu dari Kulit Sapi
Setiap pasang sepatu yang diproduksi di K-Lin Luthfi Shoes menggunakan bahan utama dari kulit sapi. Proses pembuatannya cukup panjang dan membutuhkan ketelitian tinggi.
“Prosesnya dimulai dengan membuat pola terlebih dahulu, kemudian digambar, dilem, dan dijahit. Setelah itu, sepatu dicetak menggunakan alat khusus untuk menyesuaikan ukuran dan bentuknya,” jelas Nur Wahid.
Dalam sehari, ia mampu memproduksi tiga pasang sepatu bola dan dua pasang sepatu kulit. Namun, pembuatan sepatu dengan desain khusus, seperti sepatu mayoret yang tinggi, membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan model lainnya.
Harga dan Pasar Penjualan
Sepatu buatan K-Lin Luthfi Shoes dipasarkan dengan harga yang relatif terjangkau untuk produk handmade berbahan kulit asli. Sepatu kulit dijual seharga Rp300.000 per pasang. Sementara itu, sepatu bola dibanderol Rp150.000, sedangkan sepatu ket dan sepatu badminton masing-masing seharga Rp250.000.
Mayoritas pembeli berasal dari masyarakat sekitar yang menjual kembali di pasar. Namun, sebelum pandemi COVID-19, pelanggan K-Lin Luthfi Shoes datang juga dari luar kota, seperti Purbalingga, bahkan hingga Bali dan Kalimantan.
“Sekarang pembeli jarang sekali. Setelah COVID, penjual di pasar sedikit yang pesan. Dulu, banyak pesanan dari luar kota, tapi sekarang paling cuma orang sini yang jualnya di Parakan,” ujarnya.
Baca juga:Kisah Sariyanto dan Budidaya Yakon Kaya Manfaat di Wonosobo
Tantangan dan Harapan ke Depan
Sebagai pengrajin sepatu satu-satunya yang masih bertahan di desanya, Nur Wahid menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah persaingan dengan produk sepatu murah dari merek luar dan penjualan online.
“Dari dulu sih sudah ada brand lain, tapi tidak terlalu berpengaruh. Sekarang saya kalahnya sama yang jualan online. Itu pengaruhnya besar sekali,” katanya.
Meskipun menghadapi tantangan besar, ia tetap bertahan karena merasa memiliki keterampilan yang harus dipertahankan.
“Ya kan ini satu-satunya keterampilan saya,” tuturnya. Ke depannya, ia berharap usaha ini bisa kembali seperti dulu, dengan penjualan yang ramai dan pesanan yang meningkat.
“Harapannya ya seperti dulu lagi, penjualannya ramai lagi,” harapnya. Selain memproduksi sepatu, Nur Wahid juga menerima jasa perbaikan sepatu rusak dan menerima pemesanan sepatu kustom.
Bagi Anda yang tertarik dengan sepatu handmade berkualitas, K-Lin Luthfi Shoes bisa menjadi pilihan tepat. Selain memiliki daya tahan kuat, sepatu kulit handmade ini juga bernilai seni tersendiri.
Jika sedang berada di Wonosobo, silakan mampir dan melihat langsung proses pembuatannya!