By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Kembalinya Candi Lumbung Magelang ke Desa Sengi
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Warisan Budaya > Kembalinya Candi Lumbung Magelang ke Desa Sengi
Warisan Budaya

Kembalinya Candi Lumbung Magelang ke Desa Sengi

Anisa Kurniawati
Last updated: 24/11/2024 01:51
Anisa Kurniawati
Share
Candi Lumbung, Magelang, Jawa Tengah. Wikimedia Commons/Jakub Hałun
SHARE

Candi Lumbung yang dibangun pada abad ke-9 Masehi itu telah dua kali berpindah lokasi sejak tahun 2011. Perpindahan itu agar candi terhindar dari banjir lahar dingin.

Gunung Merapi merupakan gunung api paling aktif di Indonesia pada saat ini lantaran mengalami erupsi tiap 2–5 tahun sekali. Letusan Merapi selalu diwaspadai karena memuntahkan jutaan ton material vulkanik dari perutnya dan acap menimbulkan banjir lahar dingin yang menerjang dan merusak desa-desa di sekitar alirannya.

Peristiwa alam itu juga berpotensi sebagai ancaman bagi benda-benda peninggalan masa lampau yang letaknya tak jauh dari aliran lahar dingin. Salah satunya adalah Candi Lumbung yang menjadi tempat peribadatan umat Hindu di sekitar Merapi.

Mengutip website Pemerintah Kabupaten Magelang, Candi Lumbung kemungkinan merupakan pendharmaan bagi Bathara di Salingsingan yang ditunjukkan dengan jenis persembahan khususnya berupa payung emas yang diberikan Rakai Kayuwangi.

Lokasi candi yang telah berdiri sejak abad ke-9 Masehi itu ada di sebelah barat aliran Sungai Pabelan, tepatnya di Desa Sengi, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (Jateng).

Dalam buku Rapporten van den Oudheidkundigen Dienst in Nederlandsch Indie terbitan 1914, di candi ini tercatat ada tiga arca Ganesha dan dua buah lingga. Namun arca dan lingga itu kini sudah tidak ada di kompleks Candi Lumbung ini.

Candi Lumbung semula letaknya sekitar 3 meter dari bibir Sungai Pabelan. Akibat diterjang banjir lahar dingin hingga berulang kali pada 2010, mengancam keberadaan candi.

Pasalnya, aktivitas banjir lahar dingin ini telah menggerus bibir Sungai Pabelan dan membuat posisi candi tinggal berjarak 50 sentimeter saja dari tebing aliran sungai. Kendati sempat diperkuat oleh talut untuk menahan tebing agar tidak longsor, sayangnya upaya itu kalah oleh kekuatan alam.

Sejatinya, di sekitar Candi Lumbung masih terdapat 2 bangunan serupa yakni Candi Asu dan Candi Pendem. Hanya saja, posisi kedua bangunan tadi masih lebih aman dibandingkan Candi Lumbung.

Demi menyelamatkan situs bersejarah ini, pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCP) Provinsi Jawa Tengah pada September 2011 memindahkannya ke Dusun Tlatar, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan. Pihak BPCB Provinsi Jateng sampai harus menyewa lahan milik warga dalam proses pemindahan candi supaya tetap aman dan tidak rusak atau hilang tergerus banjir lahar dingin.

Candi Lumbung terdiri 32 lapisan batu dengan bagian tengah memiliki rongga berupa lubang selebar 120 sentimeter dan merupakan ruang dalam candi. Tepat di bawah rongga terdapat fondasi batu susun 8 setinggi 3,5 meter dengan lubang di tengahnya yang berfungsi sebagai resapan air.

Secara Manual

Proses pemindahan candi melibatkan ahli arkeologi dalam menyusun ulang bebatuannya yang seluruhnya dikerjakan secara manual. Kegiatan pemindahan berakhir di awal 2012 dan sejak itu Candi Lumbung dapat kembali digunakan sebagai tempat peribadatan.

Agar terhindar dari terpaan abu vulkanik ketika Merapi erupsi untuk melindungi tubuh candi sebagai cagar budaya, pihak BPCB Provinsi Jateng telah menyiapkan plastik raksasa warna putih. Sehingga Ketika Merapi erupsi, plastik-platik raksasa tadi menjadi selimut superbesar bagi bangunan candi.

Hanya butuh waktu 11 tahun bagi Candi Lumbung berada di “pengungsian” ketika pihak BPCB Provinsi Jateng pada 2023 memutuskan mengembalikan lagi posisi Candi Lumbung ke Desa Sengi.

Pengembalian bangunan candi ini, karena lahan yang ditempati di Tlatar milik warga dan harus sewa. Selain itu, katanya pemindahan candi itu atas permintaan masyarakat Desa Sengi.

Lokasi baru menempati tanah kas desa dan tidak harus menyewa. Proses pemindahan dilakukan dalam 2 tahap melibatkan sekitar 30 pekerja di antaranya ahli arkeologi dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X dibantu warga sekitar.

Prosesi pemindahan Candi Lumbung berukuran 8,5 meter x 8,5 meter dan ketinggian 7–8 meter ke Desa Sengi berlangsung cukup melelahkan karena dilakukan tanpa bantuan peralatan modern.

Lokasi baru Candi Lumbung di Desa Sengi berada tak jauh dari Candi Asu dan Candi Pendem. Tepat pada 18 Oktober 2024, digelar upacara keagamaan secara Hindu yang dipimpin pemuka agama setempat yakni Ida Pedanda Gede Dwaja Tembuku, Ida Pedanda Gede Karang Kerta Udyana, dan Ida Pedanda Gede Intaran Krama.

Kini, masyarakat Desa Sengi sudah bisa menyaksikan Kembali Candi Lumbung yang sempat “berpindah” demi menyelamatkan diri gerusan banjir lahar dingin Merapi.

You Might Also Like

Kak Emma Perkenalkan Permainan Tradisional Di Wonosobo

Kapal Tradisional Indonesia, Bukti Sejarah Kearifan Nenek Moyang

Mencoba Cita Rasa Momoh, Olahan Jeroan Sapi Khas Kendal 

Mendengar Keroncong: Musik Tradisional Indonesia yang Lestari

Melihat Keindahan dan Keunikan Masjid Agung Sumenep Madura

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Menpora Beri Dukungan Pencak Silat Menuju Olimpiade
Next Article Upacara Jembul Tulakan, Tradisi Turun-Temurun di Jepara
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?