Kerapan Sapi Brujul adalah salah satu tradisi budaya lokal yang berasal dari Kota Probolinggo, Jawa Timur. Tradisi ini memiliki sejarah panjang yang berkaitan dengan kehidupan petani di Probolinggo.
Lomba Kerapan Sapi ini unik, karena sapi-sapinya telah dilatih dengan baik untuk berlari kencang di area sawah berlumpur usai panen dan saat masuk musim penghujan. Masyarakat setempat maupun wisatawan sangat menantikan acaa budaya ini.
Mempererat Persaudaraan
Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Kerapan Sapi Brujul digelar sebagai bentuk perayaan atas keberhasilan panen sekaligus menjaga hubungan harmonis antara masyarakat dengan alam.
Selain itu, lomba ini juga diadakan untuk menghormati dan merayakan kerja keras petani dalam mengolah tanah dan merawat hasil bumi mereka.
Kerapan Sapi Brujul juga mengandung nilai-nilai sosial yang mendalam yakni mempererat silaturahmi antarwarga dan memperkenalkan budaya lokal kepada masyarakat luar daerah.
Warisan Budaya Takbenda
Pada tanggal 18 Oktober 2019, Kerapan Sapi Brujul resmi ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Penetapan ini merupakan bentuk pengakuan terhadap pentingnya tradisi ini sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan.
Dengan status WBTB, Kerapan Sapi Brujul tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Probolinggo, tetapi juga menjadi simbol budaya yang patut dibanggakan oleh seluruh bangsa Indonesia.
Sapi Terlatih
Perlombaan Kerapan sapi khas Probolinggo ini diikuti petani atau pemilik sapi yang telah mempersiapkan hewan peliharaan mereka untuk berlomba. Para peserta akan mengarahkan sapi-sapi mereka untuk berlari sejauh mungkin di atas permukaan sawah berlumpur yang basah.
Lomba ini memerlukan ketangkasan dan keterampilan dari petani untuk mengendalikan sapi agar dapat berlari dengan cepat. Sapi yang dapat menyelesaikan lintasan dengan waktu tercepat atau lari yang paling menarik akan menjadi pemenang.
Pelestarian Tradisi
Selain menjadi hiburan bagi warga setempat, lomba ini juga berfungsi sebagai ajang untuk menunjukkan kualitas dan kecepatan sapi-sapi yang ada di daerah Probolinggo. Keberadaan Kerapan Sapi ini tidak hanya memberikan kesenangan dan hiburan bagi masyarakat, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap pelestarian tradisi.
Selain itu, Kerapan Sapi Brujul juga menarik minat wisatawan yang ingin melihat langsung tradisi unik ini. Hal ini berpotensi memberikan kontribusi pada sektor pariwisata dan ekonomi lokal, khususnya di wilayah Probolinggo. (Diolah dari berbagai sumber)