By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Kesenian Ajeng, Pusaka Leluhur Sumedang Yang Menolak Punah
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Video > Kesenian Ajeng, Pusaka Leluhur Sumedang Yang Menolak Punah
Video

Kesenian Ajeng, Pusaka Leluhur Sumedang Yang Menolak Punah

Ridwan
Last updated: 13/02/2025 15:28
Ridwan
Share
SHARE

Di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, sebuah warisan leluhur terus menggeliat membawakan kisah keharmonisan alam dan manusia melalui alat musik sangat tua yakni kesenian ajeng.

Dilansir dari sumedangtandang.com, Seni tradisional di Desa Cipelang yang perangkat atau alat musiknya sudah berusia ratusan tahun. Menurut cerita, seni musik ini berkaitan dengan sejarah penyebaran agama Islam.

Alat musik ini diberi nama Jangkar Alam. Alasannya karena ditemukan dari dalam tanah yang penuh oleh jangkar saat penggalian. Sebuah nama yang memiliki sejarah panjang jika dilihat dari penemuannya.

Alat musik seni tradisional ini merupakan hasil penemuan anak sultan Jaya Ningrat yaitu Jaga Kerti dalam melaksanakan perintah ayahnya.

Baca juga: Merasakan Akulturasi Budaya dalam Sepotong Tahu Sumedang

Jaga Kerti melaksanakan perintah sang ayah untuk membuat saluran air di Gunung Garunggang di daerah Ranji Majalengka. Dalam usahanya menembus tanah tegal Garunggang ia menemukan seperangkat keromong dari dalam tanah galian. Perangkat keromong yang berjumlah 28 buah ini kemudian dieksplorasi menjadi alat musik.

Jaga Kerti kemudian pindah ke daerah Belendung (sekarang Desa Cipelang) didampingi oleh Embah Kadar. Mereka kemudian memperkenalkan Jangkar Alam kepada masyarakat sekitar dan kerap memainkannya bersama-sama, hingga alat musik ini diwariskan turun-temurun sampai sekarang.

Seiring berjalannya waktu, pada pertengahan abad, nama Jangkar Alam berubah menjadi ‘Ajeng’ dari kata ‘pangajeng-ajeng’ atau pengiring bagi pengantin, karena saat itu alat musik ini kerap ditampilkan di acara-acara pernikahan.

Karena kesenian Ajeng dianggap sebagai pusaka leluhur, maka Ajeng dimainkan di tempat ‘keramat’ dalam acara ritual budaya seperti guar bumi, ampih pare, sebagai salah satu penghargaan kepada para pewaris sebelumnya (karuhun) dan juga bukti pelestarian seni tradisional.

Upacara-upacara tersebut rutin digelar satu tahun sekali antara bulan Agustus-Spetember di tiga lokasi, yakni Sumur Jaha Kahuripan (Ujungjaya), makam Mbah Buyut Jagakerti (Cipelang), dan Makam Mbah Kenjar (di Taman Babakan Asem).

You Might Also Like

Mencicipi Sambal Seruit, Pedasnya Menggigit

Mengenal Bundengan Alat Musik Tradisional Ajaib Wonosobo

Menyaksikan Tradisi Prosesi Pernikahan Adat Jawa

Kriyanusa 2024, Pameran Kriya Terbesar di Indonesia,

Kenduri Kematian Budaya Suku Manggarai, Flores

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Ridwan
Content Editor
Previous Article Wapres Gibran Saksikan Festival Cap Go Meh Singkawang
Next Article Horja Bius, Cara Masyarakat Batak Menyelesaikan Permasalahan
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?