By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
emmanus.comemmanus.comemmanus.com
  • Beranda
  • Berita
  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya
  • Cerita Rakyat
  • Pariwisata
Reading: Kesenian Burdah, Lantunan Syair dari Osing Banyuwangi
Share
Notification Show More
Font ResizerAa
emmanus.comemmanus.com
Font ResizerAa
Search
  • Berita Kategori
    • Berita
    • Profil
    • Event
    • Tradisi
    • Pariwisata
    • Cerita Rakyat
    • Warisan Budaya
Follow US
©2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
emmanus.com > Blog > Tradisi > Kesenian Burdah, Lantunan Syair dari Osing Banyuwangi
Tradisi

Kesenian Burdah, Lantunan Syair dari Osing Banyuwangi

Anisa Kurniawati
Last updated: 31/10/2024 13:45
Anisa Kurniawati
Share
Foto: kemiren.com
SHARE

Kesenian Burdah, merupakan seni pertunjukan yang mengkombinasikan seni musik, dan seni tarik suara. Biasanya kesenian ini diperuntukkan untuk pembacaan kitab Al-barzanji. Kesenian ini biasa dipertunjukkan pada acara pernikahan, selamatan tujuh bulan kelahiran, khitanan.

Kesenian Burdah berisi puji-pujian dan salawatan yang diambil dari kitab Albarzanji karangan Syech Ja’far Al-Barzanji bin Hussein Abdul Karim 1690-1766 Masehi. Musik pengiringnya dari sejumlah rebana dengan berbagi ukuran. 

Alat musik tersebut terdiri dari terbang burdah besar dan kecil yang terbuat dari kulit sapi, kayu nangka, dan penjalin. Bahan penjalin sendiri digunakan untuk mengatur nada alat musik rebana. Seiring perkembangan zaman, kesenian ini ditambahkan dengan alat musik seperti kendang, kempul, kluncing dan gong. Disamping itu juga diselingi dengan lagu-lagu  daerah.

Untuk pakaian yang digunakan biasanya memakai sarung, baju batik/kemeja sawitan, dan peci hitam. Warna dan motif biasanya disamakan untuk menunjukkan bahwa mereka berasa dalam  kelompok yang sama. 

Sambil memukul alat musik, mereka melantunkan syair-syair puitis berbahasa Arab dengan irama gending-gending Osing Banyuwangi. Beberapa bagian repertoar juga diisi dengan gending-gending berbahasa Osing.

Gending yang dibawakan diantaranya yaitu, benada  jim jiman barong, kembang jeruk, blendrong, dan gunungsari. Teknis pembacaannya meliputi, pembacaan gending / lagu dilakukan secara berpasangan 2 orang. 

16 Pasal Gending

Gending yang dibaca merupakan 16 pasal dari kitab Al-Barzanji. Kedua orang tersebut akan membacakan satu pasal kemudian sisanya akan mengiringi dengan musik. Pergantian selingan untuk jeda, lagu daerah atau selingan lainnya, biasanya dilakukan pada pasal 5. Pertunjukan biasanya dilaksanakan sekitar pukul 9 malam.

Kesenian budrah awal didirikan di Desa Mandaluko, sebelah barat desa Kemiren, oleh 10 anggota awal kelompok Al-Barzanji. Salah satu anggotanya bernama Suparman yang sudah bergabung hampir 50 tahun dengan grup burdah Al-Barzanji Mandaluko.

Pada tahun 2010 Suparman kemudian menggagas pendirian grup Burdah Al-Barzanji di Desa kemiren. Namun, seiring maraknya kesenian modern, kesenian Burdah yang dimainkan oleh kaum pria paruh baya tersebut nyaris tenggelam karena jarang diundang dalam acara-acara hajatan. 

Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi jumlah kelompok Burdah yang masih bertahan. Tadinya di Banyuwangi ada tiga grup Budrah yaitu dari Desa Kemiren, Dusun Mandaluko, dan Desa Jambesari. Sekarang hanya tinggal grup Burdah Sekarwangi dari Dusun Mandaluko saja yang masih bertahan. 

Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu upaya yang dilakukan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI adalah menyelenggarakan program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan, salah satunya yaitu Pesinauan Sekolah Adat Osing.

Program tersebut terdiri dari rangkaian kegiatan workshop, pertunjukan, dan rekam audio visual seni Burdah. Dengan adanya kegiatan tersebut memberikan harapan bahwa seni Burdah dapat terus diwariskan dan dicintai kembali. (Sumber: kemiren.com dan sumber lainnya)

You Might Also Like

Tari Topeng Patengteng, Tradisi Kawinkan Sumber Mata Air

Tradisi Ma’nene, Upacara Unik Penyucian Leluhur Toraja

Tradisi Perang Air Siat Yeh, Sarana Penyucian Diri di Pulau Dewata

Karapan Sapi, Merawat Seni Tradisi Asli Madura

Uma Lengge, Rumah Suku Mbojo Yang Tahan Gempa

Sign Up For Daily Newsletter

Be keep up! Get the latest breaking news delivered straight to your inbox.
[mc4wp_form]
By signing up, you agree to our Terms of Use and acknowledge the data practices in our Privacy Policy. You may unsubscribe at any time.
Share This Article
Facebook X Copy Link Print
Share
By Anisa Kurniawati
Content Writer
Previous Article Kue Bagiak Oleh-Oleh Unik Khas Banyuwangi
Next Article Perjalanan Novelis Fira Basuki, Dari Jendela-Jendela hingga Atap
Leave a comment Leave a comment

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media

2kFollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
- Advertisement -
Ad imageAd image

Berita Terbaru

Munusa Championship Digelar di Wonosobo, Wadah Kreativitas dan Sportivitas Pelajar
Berita 30/05/2025
Indonesia dan Prancis Bangun Kemitraan Budaya untuk Pererat Hubungan Diplomatik
Berita 29/05/2025
Kodim Wonosobo dan Bulog Jemput Bola Serap Gabah Petani Sojokerto
Berita 29/05/2025
penulisan ulang sejarah Indonesia
DPR Setujui Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Target Rampung Tahun 2027
Berita 28/05/2025
- Advertisement -

Quick Link

  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber

Top Categories

  • Profil
  • Event
  • Tradisi
  • Warisan Budaya

Stay Connected

200FollowersLike
4kFollowersFollow
2.4kSubscribersSubscribe
18kFollowersFollow
emmanus.comemmanus.com
Follow US
© 2024 PT Emma Media Nusantara. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Nama Pengguna atau Alamat Email
Kata Sandi

Lupa kata sandi Anda?